Menurut Konvensi Ramsar, burung air merupakan jenis burung yang ekologinya bergantung pada lahan basah seperti rawa payau, lahan gambut, perairan tergenang, perairan mengalir, dan wilayah perairan laut yang kedalamannya tidak lebih dari 6 meter.
Burung ini memiliki ciri-ciri kaki dan paruh panjang yang memudahkannya untuk berjalan dan mencari makan di sekitar air; contohnya bangau, kuntul, trinil, dan cerek.
Burung air dikelompokkan menjadi dua, burung penetap dan burung migran. Perbedaannya, burung penetap berkembang biak di tempat dia mencari makan dan tinggal sedangkan burung migran tidak akan berkembang biak di daerah migrasinya. Burung air migran biasanya terdapat di negara yang memiliki empat musim atau yang perbedaan musimnya mencolok.
Biasanya, burung air yang bermigrasi ini berada di belahan bumi utara seperti Rusia, Cina, Siberia, dan Alaska. Saat musim dingin terjadi di daerah asalnya, burung ini akan bermigrasi ke belahan bumi selatan yang lebih hangat. Salah satu tujuannya adalah Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Keberangkatan burung untuk bermigrasi ditentukan oleh pengaruh interaksi kompleks dari berbagai rangsangan luar (termasuk cuaca) dan penanggalan biologis yang memungkinkan burung mengetahui perubahan musim. Di antara penanggalan biologis tersebut terdapat kelenjar endokrin, alat yang dapat merangsang burung jantan untuk bernyanyi dan burung betina untuk bertelur.
Burung mengalami perubahan biologis berhubungan dengan reproduksi di saat sebelum dan sesudah musim bersarang, sehingga kelenjar endokrin menjadi sangat aktif. Dalam periode inilah kebanyakan burung bermigrasi. Dengan demikian kegiatan periodik kelenjar endokrin tampaknya merupakan salah satu penyebab burung memulai perjalanan panjangnya.
Penyebab migrasi yang lain erat kaitannya dengan penambahan populasi baru. Ledakan populasi akibat menetasnya anak burung menyebabkan tuntutan makanan dalam jumlah besar secara tiba-tiba. Keadaan ini menyebabkan burung terbang ke daerah musim semi untuk memenuhi kebutuhan makanan.
Ada fakta menarik tentang siklus hidup burung air migran. Pada bulan Mei-Juni burung migran mencari pasangan di daerah asalnya. Bulan Juni-Juli burung-burung ini mengalami musim berbiak. Persiapan migrasi dilakukan pada bulan Agustus-September, dan dilanjutkan dengan perjalanan migrasi pada September-November. Bulan November-Maret burung migran ini mencari makan di daerah tujuannya dan mereka kembali ke kampung halaman pada bulan Maret-Mei.
Burung air migran sangat bergantung kepada lahan basah untuk beristirahat dan mencari makan. Hilang atau rusaknya lokasi persinggahan akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan mereka dalam melakukan migrasi. Berkurangnya jumlah burung yang bermigrasi dari tahun ke tahun pun disebabkan oleh rusaknya lingkungan yang menjadi tempat persinggahan mereka oleh limbah dan sampah.