Sangkar yang di gunakan berukuran 60(L)x60(P)x75(T). Ukuran sangkar ini tidaklah mutlak karena berdasarkan pengalaman beberapa teman lainnya, ukuran 35x35x60 pun bisa digunakan.
Saya menggunakan sangkar yang lebih besar karena pertmbangan kesehatan burung perkutut indukan saja. Semakin besar sangkar akan semakin bebas bergerak perkututnya di dalam sangkar. Jika Anda pernah memelihara perkutut pasti sering atau setidaknya pernah melihat seekor burung perkutut berolah raga (terbang di tempat di dalam sangkarnya)
Jika anda ingin menggunakan sangkar yang berukuran lain saya kira bisa saja tetap produktif asalkan anda tetap memperhatikan sisa ruang gerak bagi perkutut agar bisa kawin dengan sempurna. Ruang yang terlalu sempit akan membuat perkutut susah melakukan perkawinan. Bayangkan saja jika di sebuah sangkar yang sempit, dimana di dalamnya terdapat wadah pakan dan sarang perkutut.
Sebelum kawin, perkutut akan saling loloh (cium) lalu melakukan rotual ngecer (istilahnya ngecer ini mungkin bagi orang lain) barulah melakukan perkawinan sungguhan.
Yang saya maksud ngecer adalah induk jantan menaiki punggung induk betina sambil berbunyi cek.cek.cek…cek.. cerrrr……. Proses ngecer ini dilakukan sambil melompat dari punggung induk betina ke samping kanan atau kirinya dan hinggap di tangkringan di sebelah induk betina. Karena itulah, dibutuhkan tempat tangkringan yang agak panjang agar indukan jantan bisa lebih leluasa ngecer. Kalau saran saya sebaiknya gunakan sangkar dengan ukuran minimal 45x45x60 saja.
Proses ngecer ini biasanya dilakukan sekitar 4-5 kali barulah terjad perkawinan. Proses ngecer ini mungkin sebagai pemanasan saja. Sedangkan perkawinan yang sesungghnya, gayanya sama seperti burung merpati atau burung puter. Hanya saja pada burung merpati dan puter tanpa melakukan proses ngecer.
Beberapa teman saya menggunakan sangkar tumpuk (ranji) yang biasanya bisa dipindah dan diletakan di bawah. Kalau saya lebih suka pakai sangkar gantung supaya bisa di jemur dan di tinggal dengan tenang karena banyak kucing tetangga berkeliaran di depan rumah.
Cara perawatan induk perkutut
Cara yang saya gunakan ini tidak mutlak harus dilakukan karena masing-masing peternak mungkin pernah juga berhasil menggunakan metode perawatan yang lainnya. Berikut adalah tips dari saya :
- Setiap pagi sangkar dijemur untuk merangsang calon indukan supaya cepat kawin. Biasanya pada waktu dijemur dan setelah di jemur burung perkutut akan kawin. Akan tetapi pada malam hari pun terkadang pasangan induk perkutut juga mau kawin jika ada lampu yang menyala. Penjemuran saya lakukan sampai kira2 jam 10 pagi. Teman saya bisa beternak di sangkar gantung tanpa dijemur (hanya di tempel di dinding saja) dan berhasil. Tapi saya kira hal ini jika berlanjut untuk jangka panjang akan kurang baik efeknya bagi pasangan induk perkutut.
- Setelah penjemuran, pindahkan sangkar ke dalam rumah dan tempelkan di dinding. Penempelan di dinding ini di maksudkan agar jika perkutut bertelur, telurnya tidak banyak tergoyang.
- Setelah terlihat kawin, biasanya perkutut akan segera bertelur 1-2 minggu kemudian. Jika sudah ada tanda-tanda perkutut akan bertelur, sangkar tidak perlu di keluarkan dan dibiarkan saja menempel di dinding selama masa pengeraman.
- Masa pengeraman telur adalah 2 minggu (terkadang biasa mundur 1-2 hari atau bahkan 1 minggu jika proses pengeramannya jelek). Setelah ada tanda-tanda telur menetas, 2-3 hari kemudian sangkar bisa anda jemur kembali sekitar 5-10 menit saja di pagi hari. Waktu penjemuran harus di perhatikan bahwa sinar matahari jangan terlalu kuat karena piyikan bisa mati kepanasan. Mungkin idealnya sekitar jam7 atau 7.30 pagi. Setelah bulu piyikan keluar, waktu penjemuran bisa anda tambah.
- Usia anakan perkutut 5-7 hari anda bisa memasang cincin (ring)
- Sekitar umur 7-8 hari, piyik perkutut bisa anda ambil dan dititipkan di loloh burung puter jika anda menggunakan jasa burung puter. Jika anda ambil piyik perkutut pada saat itu, maka ada baiknya anda bersihkan sekalian sangkar berikut sarangnya supaya bisa di gunakan untuk bertelur lagi.
- Jika anda ingin membiarkan piyikan di rawat oleh induknya sendiri, waktu aman (sudah mulai makan sendiri) untuk memisah piyik dari induknya adalah setelah berumur di atas 21 hari. Namun jika anda takut ada baiknya di genapkan hingga berusia 1 bulan saja.