Sunday, August 11, 2013

PERSIAPAN UTAMA UNTUK BURUNG MENJELANG KONTES

PERSIAPAN UTAMA UNTUK BURUNG MENJELANG KONTES
Banyak penggemar burung berkicau bukan sekedar hobi memelihara burung di rumah tapi juga ada yang memang mengkondisikan burung kicauannya untuk ikut di lombakan, baik itu sekedar hanya iseng - iseng saja maupun suatu Prestice di kalangan Kicau Mania untukmendongkrak harga jual burung tersebut.

Perlu dipahami bahwa burung yang akan dibawa ke arena tempur dilapangan harus diperhatikan secara rinci, dan kita harus benar-benar memperhatikan kualitas burung kita, baik mental, volume suara, gaya, fisik, dan variasi-variasi ocehannya, tidak jarang burung yang sudah tampil bagus dirumah akan ngambek sesampainya dilapangan, bisa juga penyebabnya adalah faktor fisik dan mental yang kurang siap dan beberapa hal non teknis.

Mengikuti burung ke dalam perlombaan burung berkicau, kita harus mengetahui kualitas mental, suara atau volume dan fisik burung kita dan jangan mengikuti nafsu keinginan kita karena yang bertanding bukan kita tapi burung kita, biasanya burung kita jika dirumah rajin berkicau dan terlihat vit tapi begitu turun di arena lomba malah melempem kaya krupuk tidak mau fighter atau tidak bekerja dilapangan, banyak hal yang demikian di alami oleh seluruh burung peserta kontes, mungkin saja hal tersebut karena kurangnya persiapan khusus yang pada akhirnya sangat membuat kita kecewa.

Ada beberapa hal sedikitnya yang perlu diperhatikan saat kita akan mengikut sertakan burung kita ke arena lomba agar kondisi mental dan performa burung stabil sesampainya di Lapangan, diantaranya adalah :

  • Persiapkan burung yang akan dilombakan kira-kira 2 – 1 minggu burung tersebut jangan dibawa latihan atau dipertemukan dengan sejenisnya atau lawan jenisnya, namun 2-3 hari sebelum lomba boleh didekatkan dengan betinanya jika memang setelannya seperti itu ( biasanya burung anis merah ).
  • Sering dikerodong/kain penutup sangkar dan boleh dibuka seperlunya seperti mandi jemur dan memberikannya makanan.
  • Sesaat sebelum berangkat dari rumah menuju arena lomba, burung diberikan makanan yang segar dan alami seperti telor semut ( kroto ), ataupun buah-buahan segar seperti apel, pepaya, pear, pisang. ( Untuk pemberian kroto sebaiknya diberikan 4-5 harinya sebelum turun lapangan secara rutin berikanlah secukupnya dan jangan ada yang tersisa di sangkar, karena kroto atau makanan yang tersisa dapat menyebabkan busuk ).
  • Sebelum berangkat, semprotkan atau spray burung tersebut secukupnya agar burung tidak kepanasan dan akan tetap segar.
  • Tutup sangkar burung dengan krodong secara rapat dalam perjalanan ( krodong/kain penutup sangkar) harus pas ukurannya dengan sangkarnya, jangan terlalu besar.
  • Untuk jarak lomba yang dekat kurang dari 2 jam perjalanan burung tidak perlu diberikan obat anti stres, tapi jika perjalanan menumpuh waktu lebih dari 3 hingga 7 jam diperlukan obat anti stres sekitar 2-3 hari sebelum berangkat.
  • Burung sebaiknnya sudah sampai di lokasi lomba, kurang lebihnya 2 jam sebelum dimulai lomba agar burung tidak mengalami stres ataupun merasa kaget, alasannya agar burung tenang dan istirahat dahulu setelah menempuh perjalanan.
  • Simpan dan gantang burung kita sesampainya dilokasi dengan mencari tempat yang teduh dan jauhkan dari burung lomba lainnya, dan krodong segera dibuka sebagian saja agar burung dapat menghirup udara segar kembali.
  • Beri kroto ataupun jangkrik dan ulat hongkong sesuai dengan menu dan makanannya agar burung segar kembali.
  • Cukup sudah saya berbagi info kepada para pecinta burung berkicau, saya rasa tips diatas bisa dipakai jika burung anda ingin mengikuti lomba, ini adalah sekedar sharing saja yang mungkin bisa menjadi manfaat buat para pehobi burung di Indonesia, dan atas kekurangannya mohon dimaklumi.
Read more > PERSIAPAN UTAMA UNTUK BURUNG MENJELANG KONTES

Burung Elang Jawa

Burung Elang Jawa (Spizaetus bartelsi) adalah salah satu spesies elang berukuran sedang yang endemik di Pulau Jawa. Satwa ini dianggap identik dengan lambang negara Republik Indonesia, yaitu Garuda

Burung Elang Jawa yang bertubuh sedang sampai besar, langsing, dengan panjang tubuh antara 60-70 cm (dari ujung paruh hingga ujung ekor).Kepala berwarna coklat kemerahan (kadru), dengan jambul yang tinggi menonjol (2-4 bulu, panjang hingga 12 cm) dan tengkuk yang coklat kekuningan (kadang nampak keemasan bila terkena sinar matahari).

Jambul hitam dengan ujung putih; mahkota dan kumis berwarna hitam, sedangkan punggung dan sayap coklat gelap. Kerongkongan keputihan dengan garis (sebetulnya garis-garis) hitam membujur di tengahnya. Ke bawah, ke arah dada, coret-coret hitam menyebar di atas warna kuning kecoklatan pucat, yang pada akhirnya di sebelah bawah lagi berubah menjadi pola garis (coret-coret) rapat melintang merah sawomatang sampai kecoklatan di atas warna pucat keputihan bulu-bulu perut dan kaki.
Bulu pada kaki menutup tungkai hingga dekat ke pangkal jari. Ekor kecoklatan dengan empat garis gelap dan lebar melintang yang nampak jelas di sisi bawah, ujung ekor bergaris putih tipis. Betina berwarna serupa, sedikit lebih besar.Iris mata kuning atau kecoklatan; paruh kehitaman; sera (daging di pangkal paruh) kekuningan; kaki (jari) kekuningan. Burung muda dengan kepala, leher dan sisi bawah tubuh berwarna coklat kayu manis terang, tanpa coretan atau garis-garis (MacKinnon, J. 1993. Panduan lapangan pengenalan Burung-burung di Jawa dan Bali. Gadjah Mada University Press. Jogyakarta. ISBN 979-420-150-2. Hal. 104.)

Bunyi nyaring tinggi, berulang-ulang, klii-iiw atau ii-iiiw, bervariasi antara satu hingga tiga suku kata. Atau bunyi bernada tinggi dan cepat kli-kli-kli-kli-kli. Sedikit banyak, suaranya ini mirip dengan suara elang brontok meski perbedaannya cukup jelas dalam nadanya (Sozer, R., V. Nijman dan I. Setiawan. 1999. Panduan identifikasi Elang Jawa Spizaetus bartelsi. Biodiversity Conservation Project (LIPI-JICA-PKA). Bogor. ISBN 979-95862-1-6. 48 hal.)

Sebaran Burung Elang Jawa ini terbatas di Pulau Jawa, dari ujung barat (Taman Nasional Ujung Kulon) hingga ujung timur di Semenanjung Blambangan Purwo. Namun demikian penyebarannya kini terbatas di wilayah-wilayah dengan hutan primer dan di daerah perbukitan berhutan pada peralihan dataran rendah dengan pegunungan. Sebagian besar ditemukan di separuh belahan selatan Pulau Jawa. Agaknya burung ini hidup berspesialisasi pada wilayah berlereng (Balen, S. van, V. Nijman and R. Sozer. 1999. Distribution and Conservation of Javan Hawk-eagle Spizaetus bartelsi. Bird Conservation International 9 : 333-349.)

Burung Elang Jawa menyukai ekosistem hutan hujan tropika yang selalu hijau, di dataran rendah maupun pada tempat-tempat yang lebih tinggi. Mulai dari wilayah dekat pantai seperti di Ujung Kulon dan Meru Betiri, sampai ke hutan-hutan pegunungan bawah dan atas hingga ketinggian 2.200 m dan kadang-kadang 3.000 m dpl.

Pada umumnya tempat tinggal elang jawa sukar untuk dicapai, meski tidak selalu jauh dari lokasi aktivitas manusia. Agaknya burung ini sangat tergantung pada keberadaan hutan primer sebagai tempat hidupnya. Walaupun ditemukan elang yang menggunakan hutan sekunder sebagai tempat berburu dan bersarang, akan tetapi letaknya berdekatan dengan hutan primer yang luas.

Burung Elang Jawa ini berburu dari tempat bertenggernya di pohon-pohon tinggi dalam hutan. Dengan sigap dan tangkas menyergap aneka mangsanya yang berada di dahan pohon maupun yang di atas tanah, seperti pelbagai jenis reptil, burung-burung sejenis walik, punai, dan bahkan ayam kampung. Juga mamalia berukuran kecil sampai sedang seperti tupai dan bajing, kalong, musang, sampai dengan anak monyet.

Masa bertelur tercatat mulai bulan Januari hingga Juni. Sarang berupa tumpukan ranting-ranting berdaun yang disusun tinggi, dibuat di cabang pohon setinggi 20-30 di atas tanah. Telur berjumlah satu butir, yang dierami selama kurang-lebih 47 hari.

Pohon sarang merupakan jenis-jenis pohon hutan yang tinggi, seperti rasamala (Altingia excelsa), pasang (Lithocarpus dan Quercus), tusam (Pinus merkusii), puspa (Schima wallichii), dan ki sireum (Eugenia clavimyrtus). Tidak selalu jauh berada di dalam hutan, ada pula sarang-sarang yang ditemukan hanya sejarak 200-300 m dari tempat rekreasi
Read more > Burung Elang Jawa

Perbedaan Kenari Merah Asli Dan Palsu

Perbedaan Kenari Merah Asli Dan Palsu
Burung kenari memang memiliki banyak ragam warna bulunya. Hal ini terkadang menjadi salah satu pertimbangan harga burung kenari. Nah saat ini warna burung yang banyak dicari dipasaran adalah warna merah. Burung kenari warna merah yang dikenal dengan jenis Red Intensiveatau Red Factor ini saai melambung harganya. Hal ini membuat pedagang yang “nakal” berusaha mengelabuhi para calon pembeli dengan kenari merah yang palsu yaitu hasil sulapan. Hati-hati jika hendak membeli kenari dengan warna merah. Berikut beberapa tips yang dapat anda jadikan pertimbangan ketika membeli burung kenari merah.

Hati-hati dengan warna merah pada bulu kenari yang mencolok. Biasanya kenari merah memiliki warna yang tidak tajam. Yaitu masih terdapat warna bulu putih yang halus pada bulu bagian dalam. 

Pada kenari merah yang palsu biasanya merahnya sangat mencolok dan tidak kelihatan alami. Hal ini biasanya ditandai dengan kulit pada bagian bawah bulu juga ikut merah.

Kenari merah yang asli pasti memiliki ring yang bernomor seri tertentu di kaki kanan ataupun kiri (tergantung jenis kelamin kenari)

Berikut cara pedagang memalsukan kenari merah :
Dengan melakukan pencelupan bulu burung pada pewarna merah sehingga bulu-bulu burung tersebut akan kelihatan merah mengagumkan. Burung seperti ini mudah untuk di teliti kepalsuannya, yaitu dengan memparhatikan pada tangkai bulu (calamus)atau pada tungkai, bahkan merahnya sampai terlalu tajam sampai-sampai kaki dan kukunya pun ikut merah, maka dapat dipastikan warna merah pada kenari tersebut karena proses pencelupan atau dimandikan dengan air berwarna merah.

Selain cara di atas biasanya pedagang nakal juga memakai zat kimia seperti pemberian obat pewarna seperti bogena, pigment atau zat pewarna lainnya dicampurkan pada makanan atau pada tepung roti telur, kemudian diberikan pada anak-anak burung atau burung yang menjelang mabung(masa perontokan/ganti bulu). 

Untuk pemalsuan cara yang kedua ini akan sukar mengenalinya. Namun yakinlah burung-burung seperti itu jangankan mampu menurunkan anak-anak merah secara genetik, bahkan warna merah pada bulunya sendiri tidak akan kekal dan tidak akan mampu dipertahankan, karena sifat burung kenari secara alamiah ada masa-masa mabung secara periodik antara 6 - 7 bulan sekali, sehingga keaslian bulu pada kenari akan jelas nampak pada masa mabung, dan bulu kenari akan kembali pada bulu aslinya. Oleh karena itu pewarnaan dengan cara-cara diatas hendaknya dihindari dan harus ditinggalkan, karena bagaimanapun dengan perjalanan waktu, burung kenari merah hasil celupan dan chemis pasti akan diketahui warna aslinya, dan sudah barang tentu ini akan mengecewakan pihak lain terutama pembeli yang merasa tertipu. Dan dampak yang paling buruk justru akan terkena pada peternak kenari merah itu sendiri.
Read more > Perbedaan Kenari Merah Asli Dan Palsu
 
 
Copyright © seputar dunia burung
Blogger Theme by Blogger Designed and Optimized by Tipseo