Thursday, March 7, 2013

Tips membedakan lovbird jantan dan betina

Sebelum memulai beternak Lovebird, kita harus bisa membedakan terlebih dahulu antara Lovebird jantan dengan Lovebird betina. 

Menentukan jenis kelamin untuk burung lovebird memang susah-susah gampang dan banyak yang salah dalam menentukan jenis kelaminnya seorang peternak sekalipun. Menentukan jenis kelamin Lovebird kalau dilihat dari tulang supit tidak semua orang bisa hanya orang-orang tertentu saja, saya pun belum bisa menentukan betina atau jantan dari tulang supit masih sering salah.

Ciri-ciri Lovebird dari tulang supit dengan meraba kedua tulang supitnya yang terletak di bawah duburnya jika:
 
Jantan
Tulang supitnya keras, lancip, rapat dan tulang supit lebih tinggi dari tulang iga bawah.
Jantan kadang juga ada yang supitnya renggang
  
Betina
Tulang supitnya lunak, lebar, tumpul dan tulang iga bawahnya lebih tinggi dari tulang supitnya. Betina juga kalau belum masuk masa birahi supitnya sempit.
  
Berikut ini ciri-ciri lovebird kalau dilihat dari Postur Tubuhnya:
Jantan
- Bentuk badan lebih ramping 
- Bentuk paruh lebih pipih
- Kepala dan leher simetris atau datar
- Bagian dada dan cara berdiri cendrung tegak
 
Betina
- Bentuk badan lebih besar
- Bentuk paruh melebar
- Terlihat sepeti tidak punya leher atau bentek
- Dada terlihat lebih lebar
- Kalau berdiri lebih ndeprok atau mengangkang
- Pada masa birahi pantatnya melengkung seperti bebek
- Jika bertelur pantanya ngantung
 
Berikut ini ciri-ciri lovebird dari Tingkah Lakunya:
  Jantan
- Sering cari perhatian dengan banyak bergerak
- Sering memanggut-manggutkan kepalanya
- Sering meloloh betina
 
Betina
- Lebih pendiam dari pada jantan
- Sering diloloh oleh jantan
- Sering masuk glodok
- Aktif angkat-angkat bahan untuk sarang
 
Dari tiga kategori dalam penentuan jenis kelamin lovebird dari tulang supit, betuk fisik atau dari tingkah lakunya akan lebih akurat bila lovebird berusia diatas 4 bulan. 
 
Dari pengalaman saya ketika usia masih 2 atau 3 bulan ketika diraba tulang supitnya rapat dan badan ramping itu di katagorikan jantan dan ketika usia diatas 4 bulan kadang tulang supitnya bisa renggang dan bentuk tubuh jadi mengembang dan ternyata betina,  hemm....

Ada juga yang menentukan jenis kelamin Lovebird dengan PENDULUM, yaitu proses penentuan jenis kelamin dengan menggunakan benang dan bandul. Panjang benang kurang lebih 20-30cm, untuk bandulannya digunakan macam-macam benda tapi ada yang bilang pakai logam mulia seperti cicin  agar lebih akurat katanya. 
 
Caranya kurang lebih seperti ini : 
  1. Pikiran kita harus rileks, santai (jangan berpikir jenis kelaminnya).
  2. Tangan kiri pegang burungnya tangan kanan pegang benangnya atau sebaliknya terserah anda.
  3. Letakan bandul diatas kepala Lb, jarak bandul dan kepala Lb kurang lebih 2cm bisa kurang bisa lebih disesuaikan saja.
  4. Bila bandul berputar berarti Betina, jika maju mundur berarti Jantan

PENTING: 

Buang jauh-jauh keinginan kita bahwa jenis kelamin Lovebird yang kita pendulum itu jantan atau betina, karena kalau kita sudah memponis jenis kelaminnya maka bandul pendulum akan bergerak sesuai dengan keinginan kita. 

Bila kita menginginkan BETINA maka bandul akan bergerak berputar, jika kita menginginkan JANTAN maka bandul akan bergerak maju mundur kalau sudah seperti itu pusing gak tuh, kalo tidak percaya coba aja gratis kok heheheee....


Jika sepasang lovebird belum produksi sebaiknya diperhatikan ketika kawin apakah kawinnya bergantian?? Jika kawinnya bergantian biasanya jenisnya laki-laki semua, tapi tidak semuanya ada juga yang jantan betina juga hehehee.... bingung ya???


Demikian kira-kira dalam menentukan jenis kelamin Lovebird selamat mencoba semoga bermanfaat. Segala kesalahan dalam menentukan jantan dan betina ditanggung anda sendiri.

Read more > Tips membedakan lovbird jantan dan betina

Membedakan lovbird anakan dan dewasa




Bagi Pemula mungkin akan kesulitan melihat atau menentukan lovebird anakan, remaja atau dewasa dan menjadi mangsa empuk bagi para penjual lovebird yang nakal.
Berikut ini saya jelaskan sedikit penjelasan dari banyak penjelasan diluar sana mengenai
ciri-ciri usia lovebird untuk membedakan anakan dan lovebird yang sudah dewasa.

Ciri ciri lovebird anakan:

Paruh bagian atas masih ada warna hitamnya umur maksimal 2 bulan. seperti gambar no. 1 dan 2. 


Untuk  warna Hijau, Kuning paruhnya merah biasanya semakin tua semakin merah hati Seperti gambar no. 4. 
Untuk Warna Biru, Putih warna paruh anakan berwarna orange muda seperti pada gambar no. 2 dan semakin lama seiring dengan bertambah usianya maka warna orangenya turun seperti gambar no. 3 dan setelah dewasa warna paruhnya menjadi warna gading seperti gambar no. 4 dan 5.  

Terlihat pada kaki, Jika masih anakan kakinya terlihat masih ada warna bercak hitam-hitamnya seperti gambar no. 1 coba perhatikan, Jika sudah dewasa warna kakinya keliatan kusam keputihan. 

Jika masih anakan kacamatanya tidak telalu tebal, jika sudah dewasa akan semakin tebal dan kriput karena minusnya bertambah hehehe.... 

Suaranya masih kecil kik.. kik.. kik..   gitu gak sih bunyinya 


Sedikit paparan untuk membedakan lovebird anakan dan dewasa


Read more > Membedakan lovbird anakan dan dewasa

Tips Membeli Burung

Membeli Online
  1. Tempat beli, Pastikan membeli pada peternak atau penjual yang sudah dipercaya.
  2. Foto, Bila anda melihat foto atau gambarnya pastikan burung yang kita lihat bukan hasil editan. Jangan tergiur dengan wama antik. Pastikan apakah warna itu betul-betul dihasilkan dari persilangan.
  3. Teliti, Bila Anda kurang yakin dan curiga burung yang akan anda beli adalah semiran, sebaiknya batalkan niat untuk membeli.
  4. Jeli, Penjual yang NAKAL biasanya tidak mau berhadapan langsung dengan pembeli atau diketahui rumahnya, mereka biasanya lebih memilih langsung mengantar ke tujuan.
  5. Garansi, Jangan lupa minta  G A R A N S I   atau  J A M I N A N  uang kembali jika burung yang kita terima nanti tidak sehat, sakit atau mati ketika anda terima, warna yang tidak asli atau semiran.



Membeli langsung

  1. Tempat, Pastikan membeli pada peternak atau penjual yang sudah dipercaya.
  2. Teliti, Periksa dan perhatikan dengan baik keadaan burung dari segi kelincahannya, jumlah jari dan kuku-kukunya sapakah ada yang cacat, kalau jumlah bulungnya sih saya pikir ga usah dihitung kelamaan hehehee.... 
  3. Kondisi burung, Mintalah kepada pemilik burung untuk memegang burung tersebut untuk mengetahui burung tersebut sehat, gemuk atau kurus.
  4. Teliti, Bila Anda kurang yakin dan curiga burung yang akan anda beli adalah semiran, sebaiknya batalkan niat untuk membeli.
  5. Jeli, Penjual yang NAKAL biasanya tidak mau berhadapan langsung dengan pembeli atau diketahui rumahnya, mereka biasanya lebih memilih langsung mengantar ke tujuan.
Read more > Tips Membeli Burung

Mesin tetas menggunakan sistem setter dan hatcher


Kami yakin mayoritas pelaku perunggasan di Indonesia masih sangat awam dengan istilah setter dan hatcher. Harap dimaklumi mengingat masyarakat biasa menetaskan telur mulai pertama memasukkan sampai menetas hanya dalam satu mesin tetas. Padahal penggunaan setter dan hatcher adalah jawaban untuk mendapatkan hasil penetasan lebih baik.
Setter adalah mesin tetas yang digunakan untuk memanaskan dan memutar (pada umumnya setter menggunakan sistem rak telur putar) telur mulai hari 1  sampai dengan 3 hari menjelang menetas. Misalnya untuk telur ayam dengan periode penetasan 21 hari, maka telur dimasukkan ke dalam setter selama 18 hari, sedang telur bebek dengan periode penetasan 28 hari, telur akan dimasukkan setter selama 25 hari.
Lalu kemana telur ditempatkan pada 3 hari menjelang menetas? Hatcher jawabannya. Hatcherumumnya berupa mesin tetas sederhana (baca:manual) seperti pada mesin tetas model lama yang masih memerlukan bantuan tangan untuk membalik telur satu persatu. Namun, pada Aviamax, setter dan hatcher dirancang dalam satu mesin penetas, sehingga lebih efektif dan efisien.
Mengapa harus menggunakan mesin tetas setter dan hatcher? Penggunaan setter dan hatcher bukanlah suatu keharusan dan bukan jaminan untuk mendapatkan hasil penetasan setinggi mungkin. Dalam beberapa penelitian, kami bahkan bisa menghasilkan daya tetas hingga 100% menggunakan mesin tetas sistem rak putar sederhana. Namun, ada juga jenis telur yang lebih unggul daya tetasnya jika menggunakan setter dan hatcher, seperti pada telur bebek dan jenis ayam exotic seperti onagadori atau serama.
Secara umum mesin tetas setter dan hatcher mempunyai 2 sistem yaitu:
- Sistem setter dan hatcher terintegrasi dalam satu mesin. Dalam mesin tetas jenis ini, terdapat rak telur putar (biasanya terletak di bagian atas) dan rak telur statis (terletak di bagian bawah).
- Sistem setter dan hatcher terpisah.
Penggunaan setter dan hatcher secara umum memberikan keuntungan sebagai berikut:
- Lebih memudahkan pengaturan penetasan secara periodik, misalnya teknis penetasan setiap 1 minggu sekali.
- Tidak perlu menunggu mengumpulkan telur dalam jumlah besar sebelum menetaskan.
- Lebih efisien dalam waktu penetasan, karena telur hanya dimasukkan 18 hari (telur ayam) atau 25 hari (telur bebek), dengan demikian bisa dikatakan kapasitas mesin tetas dalam satu periode lebih besar.
- Meningkatkan daya tetas (untuk kapasitas di atas 100 telur dan jenis telur tertentu).
- Memudahkan pengaturan kelembaban, karena telur usia 3 hari menjelang menetas pada hatcher kelembabannya harus dinaikkan 5 – 10% lebih besar daripada setter untuk memudahkan keluarnya anakan dari telur.
- Memudahkan dalam pembersihan, karena hanya mesin tetas hatcher yang harus sering dibersihkan, sedangkan mesin tetas setter bisa digunakan terus menerus tanpa terputus.
- Meningkatkan daya tahan mesin tetas setter, karena tidak ada kotoran berupa bulu yang terhisap kipas dan dapat mengotori komponen elektronik.
Kerugian penggunaan mesin tetas setter dan hatcher terpisah adalah biaya investasi lebih besar karena harus membeli 2 mesin tetas, serta penggunaan listrik lebih besar. Namun demikian, sistem setter dan hatcher terpisah mempunyai keuntungan daya tetas relatif lebih tinggi, sehingga sangat cocok untuk telur unggas yang sulit menetas dan bernilai jual tinggi, seperti telur ayam bangkok, serama, bekisar, dll.
Saran penggunaan:
- Untuk mesin tetas kapasitas max 100 telur ayam, gunakan setter dan hatcher terintegrasi.
- Untuk jenis telur bebek, disarankan menggunakan setter dan hatcher terpisah karena bebek yang menetas akan meninggalkan kotoran berupa bulu yang banyak dan juga memerlukan kelembaban tinggi saat akan menetas.
- Untuk jenis telur serama, bisa gunakan S&H terintegrasi jika bukan serama yang mahal. Untuk jenis serama berharga mahal sebaiknya menggunakan S&H terpisah.
- Untuk jenis ayam exotic seperti serama, bangkok, onagadori, dll. lebih baik menggunakan S&Hterpisah.



Read more > Mesin tetas menggunakan sistem setter dan hatcher

Pengoperasian mesin tetas yang benar


1. Letakkan mesin tetas di tempat yang terlindung dari sinar matahari langsung atau sumber panas lainnya. Jangan meletakkan ditempat yang kotor, lembab seperti di gudang, dekat kamar mandi, dekat tempat cucian, dan jangan diletakkan menempel pada dinding bangunan.
Peletakan yang terbaik adalah di dalam ruangan yang agak luas, tidak tertutup barang lain, bersih ( berlantai semen atau keramik ), berventilasi baik ( tidak pengap ).
2. Telur yang akan ditetaskan berumur maksimum 7 hari, terbaik maksimum 3 hari. Sebelum ditetaskan telur diletakkan dalam tray plastik ( bukan tray kertas ), karena tray plastik tidak menyerap kotoran dan lebih awet. Perhatikan agar suhu udara di sekitar telur tidak terlalu tinggi, terbaik bersuhu 20 – 30°C, dan cukup lembab, contohnya di dalam lemari pendingin atau dekat sumber air ( di atas ember berisi air atau dekat kamar mandi ). Perhatikan peletakan telur, sisi tumpulnya harus berada di atas, bukan sebaliknya.
3. Biasakan melakukan test pendahuluan dengan mencoba fungsi-fungsi mesin tetas agar bekerja secara normal. Biasakan juga selalu melakukan cek suhu dengan seksama setiap akan melakukan penetasan baru. Sebelum telur dimasukkan ke dalam mesin tetas, biarkan mesin tetas beroperasi dalam keadaan kosong selama 2 – 3 jam ( kecuali saat pengoperasian pertama kali, harus sehari semalam ) untuk meratakan panas di dalamnya sekaligus cek suhu. Jika suhu turun sesaat memasukkan telur, jangan langsung melakukan koreksi suhu, karena mungkin penurunan diakibatkan penyerapan suhu dari telur yang lebih dingin. Setelah beberapa jam, suhu akan naik lagi.
4. Jangan meletakkan benda berat di atas mesin tetas karena dapat mengganggu sistem pengaturan suhunya.
5. Untuk mencegah masuknya semut atau serangga lain melewati lubang ventilasi pada mesin tetas, gunakan kapur anti semut pada kaki dan kabel mesin tetas.
6. Jika listrik padam, jangan panik! Karena telur dapat bertahan selama ± 2-3 jam tanpa pemanasan, asalkan mesin tetas telah beroperasi minimal 3 – 5 hari. Namun jika pemadaman listrik lebih dari 3 jam, gunakan pemanas darurat berupa lampu minyak atau lilin berdiameter besar, dan arahkan nyalanya di bawah pelat aluminium yang terletak di bawah mesin tetas. Atur nyala api lampu minyak kecil saja, dan perhatikan thermometer agar tidak melebihi suhu 40°C, jika lebih, atur nyalanya atau atur jaraknya dari pelat aluminium. Alternatif lain gunakan lilin berdiameter besar ( jangan lilin kecil ) agar jaraknya ke pelat pemanas tidak cepat berkurang. Atur juga ketinggian lilin jika suhu di dalam mesin tetas terlalu tinggi.
Menurut penelitian kami, jika listrik padam ( tidak ada pemanasan ) selama maksimum 3 jam, daya tetas telur dapat dipertahankan pada 95 – 100%. Jika padam 3 – 6 jam, daya tetas menjadi 80 – 95%, sedangkan jika padam 6 – 12 jam, daya tetas menjadi 40 – 70%. Namun jika padam lebih dari 12 jam, sebaiknya penetasan dibatalkan saja, karena kecil kemungkinan mendapat hasil penetasan yang baik, kalaupun ada yang menetas, biasanya berkualitas buruk.
7. Jangan lupa untuk menambah air pelembab pada bak paling lambat 2 hari sekali. Pengisian dan penambahan air dapat dilakukan dari luar mesin tetas menggunakan botol berselang pada lubang yang terletak di bagian atas tengah. Akan lebih baik jika menggunakan hygrometer untuk memantau tingkat kelembaban ( minimal 55% ). Jika perlu, untuk telur unggas seperti bebek atau walet gunakan bak pelembab ekstra yang diletakkan di lantai mesin tetas.
8. Jika telur sudah mulai retak ( biasanya mulai hari ke 19 untuk telur ayam ), keluarkan bak air yang ada di lantai mesin tetas ( bak air di box pemanas atas, jangan dikeluarkan ). Beri alas potongan koran pada lantai yang gunanya untuk mengumpulkan kotoran / bulu / sisa kulit telur sehingga pembersihan lantainya akan lebih mudah.
Tips : Pindahkan semua telur pada rak telur tingkat teratas ke lantai yang telah dialasi potongan kertas koran, pindahkan juga telur yang terletak pada rak telur di bawahnya, jika masih mencukupi tempatnya. Susun telur-telur dengan posisi vertikal ( jangan ditidurkan ) dan teratur dengan sisi tumpul tetap menghadap ke atas. Jangan kuatir, anak ayam yang telah menetas dan jatuh di lantai bawah tidak akan mengalami apapun.
9. Biarkan anak ayam yang baru menetas di dalam mesin tetas beberapa jam hingga badannya mengering, kemudian pindahkan ke tempat yang sudah disiapkan. Seringkali ada anak ayam yang sulit untuk keluar dari cangkangnya, sehingga perlu dibantu untuk memecahkan kulit cangkangnya. Hati-hati, pemecahan kulit harus perlahan-lahan, dan sedikit demi sedikit, untuk mencegah perdarahan. Namun demikian, anak ayam yang harus dibantu saat menetas, seringkali menjadi jelek kualitasnya, karena itu jika perlu pisahkan dengan anak ayam yang menetas normal, dan beri perhatian lebih besar untuk meningkatkan kualitasnya.
10. Setelah semua anak ayam menetas, matikan mesin tetas, keluarkan semua rak telur, dan bak air, bersihkan menggunakan air bersih. Bersihkan pula kotoran, sisa kulit telur di dalam mesin tetas, semprot tipis-tipis dengan cairan desinfectan. Buka pintu mesin tetas selama 1 -2 hari untuk menguapkan sisa kotoran dan cairan di dalam mesin tetas. Jika perlu bersihkan pula bagian luar mesin tetas dari debu-debu yang menempel. Dengan pembersihan secara berkala, mesin tetas tentunya akan lebih tahan lama.



Read more > Pengoperasian mesin tetas yang benar

Apakah suhu sudah tepat?


Menentukan suhu (baca:panas) yang tepat dalam proses penetasan bukanlah hal yang mudah, namun juga tidak terlalu sulit jika kita bisa memahami prinsip-prinsip penetasan.

Panas diperlukan dalam proses penetasan untuk menguapkan uap air (H2O). Uap air yang menempel pada kulit telur akan dipanaskan sehingga hidrogen akan menguap dan menghasilkan oksigen (O2) yang diperlukan untuk metabolisme embrio.
Sebenarnya tidak ada standar panas yang baku karena begitu banyak komponen penetasan yang harus diperhatikan, sehingga mustahil menetapkan nilai yang absolut. Karena itu jangan terpancang pada nilai suhu tertentu untuk menghasilkan penetasan yang baik. Suhu penetasan bisa saja berbeda antara satu daerah dengan daerah lain. Bahkan suhu penetasan di beberapa daerah bisa berbeda meskipun untuk menetaskan satu jenis telur unggas. Hal ini biasanya terkait dengan kondisi cuaca, suhu dan kelembaban setempat, jenis pakan yang tersedia, metode pemeliharaan, dan masih banyak lagi.
Lalu bagaimana menentukan suhu yang pas? Berikut ini adalah hal-hal berkaitan dengan pengaturan suhu berdasarkan pengalaman dan penelitian kami :
- Prinsip utama suhu yang pas adalah telur menetas dengan waktu yang pas pula! Jika telur ayam menetas pada hari ke 20-21 maka suhunya sudah pas. Kalau terlalu cepat menetas, maka suhunya terlalu tinggi dan kalau terlalu lambat menetas maka suhunya terlalu rendah. Jika minimal 80% telur menetas pada waktu yang pas, maka gunakan setelah suhu tersebut untuk penetasan selanjutnya.
- Perlu diketahui, tidak ada satupun thermometer yang sama nilainya. Karena itu jika memakai satu thermometer dan nilainya sedikit berbeda dengan teori penetasan yang ada, jangan buru-buru untuk menyamakannya. Jika daya tetas sudah tinggi, biarkan nilainya apa adanya karena sekali lagi tidak ada pengukuran yang absolut di dunia ini.
- Letakkan thermometer  pada tempat yang tepat, yaitu di atas telur, jangan ditempel di dekat kaca atau di dinding belakang. Jika mengunakan thermometer / thermostat digital, letakkan sensor panas juga di atas telur. Dari penelitian kami, perbedaan suhu yang terjadi antara peletakan di atas telur dan di dinding belakang bisa mencapai 2 derajat celcius. Biasanya hal terjadi pada penetas telur sistem still air.
- Jangan buru-buru menilai kualitas yang buruk untuk penetas telur yang berbeda suhunya pada beberapa titik, karena secara alami pasti akan terjadi perbedaan suhu. Biasanya suhu di tengah akan lebih panas daripada di depan (dekat jendela) atau dekat dinding. Perbedaan juga akan terjadi di bagian atas, tengah dan bawah. Dari penelitian kami, hasil penetasan masih baik asalkan perbedaan suhu tertinggi tidak melebihi 2 derajat celcius. Penggunaan material aluminium (bukan kawat besi / plastik) untuk rak telur bisa membantu untuk meratakan panas pada telur agar perbedaan suhu tidak terlalu besar.



Read more > Apakah suhu sudah tepat?

Perlukah kontrol kelembaban pada alat penetasan telur ?


Belakangan makin gencar promosi penetas telur otomatis yang menggunakan kontrol kelembaban elektronik maupun digital. Apalagi mendapatkan kontrolernya juga makin mudah karena sudah ada produsen lokal yang memproduksinya. Namun demikian, sayangnya kontroler kelembaban + komponen lainnya dirasa terlalu memberatkan dalam harga dan konsumsi listriknya yang boros. Hal ini dapat dimaklumi karena kontroler kelembaban menggunakan sensor kelembaban yang jauh lebih mahal daripada sensor suhu. Ditambah lagi penggunaan peralatan pengabut (humidifier) yang banyak menggunakan komponen yang boros listrik seperti water heater. Dengan demikian dapat dipastikan biaya penetasan otomatis juga menjulang tinggi.
Apa itu kelembaban?
Pada prinsipnya kelembaban (baca: kandungan air dalam udara) mutlak dibutuhkan dalam proses penetasan. Telur yang dipanaskan pada suhu 38 derajat celcius akan mengalami penguapan dan menurunkan kadar airnya / menjadi kering, sehingga materi dalam telur seperti putih telur akan mengalami penyusutan yang besar dan cepat encer. Padahal putih telur adalah salah satu perlindungan utama embrio selain kulit telur. Kelembaban yang cukup akan mempertahankan kadar air pada kulit telur dan mencegah terlalu kering.  Selain itu kelembaban juga berguna untuk pembentukan oksigen untuk pernafasan embrio yang berasal dari reaksi kimia penguapan air (H2O).
Kesalahkaprahan tentang kelembaban
Banyak praktisi peternakan dan produsen penetas telur yang kurang memahami dengan baik tentang kelembaban. Sebagian besar akan mengambil data tentang kelembaban dari luar negeri secara serampangan dan mengaplikasikan begitu saja di dalam negeri. Padahal jika kita cermati, data kelembaban di luar negeri banyak mengukur kelembaban menggunakan termometer basah dan kering (wet bulb and dry bulb thermometer) dengan satuan Fahrenheit. Seperti diketahui sistem pengukuran suhu di Indonesia menggunakan satuan Celcius dan sistem pengukuran kelembaban menggunakan kelembaban relatif (RH: Relatif Humidity). Pengukuran kelembaban dengan wet bulb thermometer pada derajat fahrenheit tentunya harus dikonversikan lagi untuk menjadi kelembaban relatif. Sebagai contoh, kelembaban pada 80 derajat fahrenheit wet bulb thermometer akan menjadi kelembaban relatif sebesar 60% saja, sehingga angka kelembaban yang seharusnya digunakan adalah 60% bukan 80%!!!. Karena itu jika ada produsen penetas telur mensyaratkan kelembaban di atas 80% (terutama untuk penetasan telur bebek) adalah salah kaprah. Dari penelitian kami, penggunaan kelembaban 70-75% sudah bisa menghasilkan daya tetas hingga 87% pada telur itik yang dikenal sulit menetas, itupun baru diaplikasikan pada saat fase penetasan, sehingga tidak perlu menggunakan peralatan dan kontroler kelembaban yang berharga mahal.
Sifat kelembaban
Kelembaban mempunyai sifat bertolak belakang dengan panas, kalau panas bersifat ringan dan mudah bergerak / bersirkulasi ke segala arah, maka kelembaban bersifat berat dan lebih sulit bergerak ke segala arah terutama ke atas. Mungkin itulah sebabnya beberapa produsen penetas menggunakan pemanas untuk menguapkan air dengan harapan kelembaban tinggi akan tercapai. Padahal kelembaban yang dihasilkan pemanas air ini dibatasi oleh pengatur suhu hingga maksimum 38 derajat celcius untuk mencegah overheat. Dengan sifatnya yang berat, uap air juga sulit untuk bergerak ke atas, apalagi ada sirkulasi udara dari atas ke bawah yang otomatis menahan uap air untuk bergerak ke atas. Sehingga bisa dipastikan kelembaban akan menjadi terlalu fluktuatif dan tidak merata. Itulah mengapa rak telur penetasan (hatcher) umumnya diletakkan di bawah rak telur pengeraman (setter) seperti pada penetas telur Aviamax, karena kelembaban secara alami akan terkonsentrasi hanya beberapa cm saja dari lantai. Cukup dengan memberi bak air extra, maka kelembaban pada area rak telur hatcher akan bertambah menjadi 70-75% (normalnya 55-60%), tergantung ukuran bak air extra. Kelembaban ini sudah lebih dari cukup untuk mempermudah telur menetas tanpa bantuan alat lainnya.
Pengaturan kelembaban pada penetas Aviamax
Penetas Aviamax kami rancang sedemikian rupa sehingga mampu menyediakan kelembaban yang cukup, baik pada fase pengeraman maupun penetasan. Kelembaban yang terjadi berjalan secara alamiah, hanya mengandalkan bak air atas dan bak air bawah / extra. Bak air atas letaknya di depan kipas sehingga hembusan udara dari kipas akan menciptakan gelombang kecil pada permukaan air. Karena air bergelombang, maka luas permukaan air akan lebih besar dan berarti kelembaban juga akan meningkat. Pada kondisi normal, kelembaban berada pada kisaran 55 – 60%, dan ini sudah lebih dari cukup untuk kelembaban pada fase pengeraman. Di bagian bawah, diberikan tambahan bak air extra, tepat berada di bawah rak telur penetasan / hatcher. Secara alamiah pula, kelembaban akan bertambah menjadi 65 – 75% (tergantung besarnya bak air extra). Untuk penetasan telur ayam, cukup menggunakan bak air kecil dan untuk penetasan telur bebek bisa menggunakan bak air yang lebih besar. Semua sistem kelembaban benar-benar berjalan secara alamiah dan simpel tanpa bantuan pemanas air (ada pula yang menggunakan aerator akuarium) dan kontroler yang sangat mahal harganya. Jika ada pembeli bertanya mengenai perbedaan harga penetas Aviamax yang jauh lebih murah daripada penetas merk lain, salah satunya jawabannya adalah karena tiadanya peralatan pengatur kelembaban. Penetas merk lain hanya menggunakan bak air bawah, sehingga bagian atas menjadi kurang kelembabannya, itulah mengapa digunakan peralatan pengatur kelembaban dengan kontrol otomatis agar kelembaban bisa sampai bagian atas. Padahal jika benar-benar diteliti kelembaban akan sangat berfluktuatif karena sulit menaikkan uap air hingga ke atas. Ada juga penetas merk lain yang hanya menggunakan bak air pelembab atas ditambah dengan aerator plus kipas. Tapi karena kipasnya terlalu kecil, maka sulit untuk meningkatkan kelembaban secara signifikan, sehingga digunakan juga peralatan pengatur kelembaban + kontrol otomatis atau masih harus dibantu dengan sprayer secara berkala.



Read more > Perlukah kontrol kelembaban pada alat penetasan telur ?

Thermostat yang bagus untuk penetasan telur


Thermostat adalah jantung dari mesin tetas sehingga mutlak harus ada dalam mesin tetas. Fungsinya adalah sebagai alat untuk mengatur panas agar selalu dalam kisaran suhu tertentu. Dalam proses kerjanya, nilai suhu akan bergerak naik turun (berfluktuasi) pada toleransi tertentu (disebut hysteresis). Misal jika diatur suhu mesin tetas pada 38 derajat celcius, denga hysteresis +/- 0,5  maka pada kenyataannya suhu akan bergerak mulai 37,5 – 38,5 derajat celcius. Hysteresis pada thermostat ada yang permanen alias sudah paten (tergantung dari kualitas komponen) dan hysteresis yang bisa di atur (biasanya ada pada thermostat digital). Dari penelitian kami, hysteresis sebaiknya tidak melebihi +/- 1 derajat celcius (baca: fluktuasi suhu 2 derajat celcius), karena bisa menurunkan daya tetas, fluktuasi suhu terbaik adalah 1 derajat celcius.
Pada umumnya thermostat yang banyak digunakan adalah tipe elektro-mekanikal seperti jenis wafel.
Mayoritas mesin tetas menggunakan thermostat jenis ini karena murah dan mudah dibuat,  namun jika tidak menggunakan komponen yang berkualitas, bisa menyebabkan kerusakan pada kontak microswitch yang berakibat kegagalan proses penetasan, akibat terjadinya bunga api pada kontak saat terhubung atau terlepas. Kegagalan lain juga bisa berasal dari bocornya wafel / kapsul sebagai sensor panas.
Sebagai infomasi, mesin tetas produksi kami masih menggunakan jenis ini, namun untuk meminimalkan potensi kerusakan, kami menggunakan rangka berkaki 2 bukan berkaki 1, serta penggunaan komponen pemutus arus / microswitch dengan kualitas baik. Di Indonesia, dari pengamatan kami tidak ada yang menggunakan thermostat wafel dengan 2 kaki, umumnya menggunakan 1 kaki.
Lalu apa hebatnya thermostat wafel 2 kaki? Jika kita jeli mengamati proses bekerjanya thermostat wafel, terlihat bahwa keping wafel akan mendorong tombol microswitch. Padahal tombol microswitch ini mempunyai gaya tekan yang lumayan besar. Silakan di test! pada waktu wafel pada thermostat 1 kaki mengembang karena panas dan mendorong microswitch, maka besi rangka akan mengalami defleksi alias melengkung dengan jarak 1 – 2 mm. Defleksi ini akan menambah hysteresis (fluktuasi suhu). Dari pengamatan kami fluktuasi suhu bisa mencapai lebih dari 3 derajat celcius.
Yang fatal, ada produsen penetas yang menggunakan rangka berbahan PLASTIK. Kami cukup heran dengan hal ini, apakah mereka tidak paham, bahwa bahan plastik jauh lebih besar defleksinya daripada bahan besi, belum lagi kemungkinan plastik akan lebih mudah getas dalam jangka waktu tertentu karena mengalami perubahan struktur atom akibat panas.
Bagaimana dengan thermostat yang digunakan mesin tetas Aviamax? Kami menggunakan bahan aluminium dengan 2 kaki, sehingga selain lebih tahan karat, juga meminimalkan defleksi hingga 0,0 mm. Untuk lebih memperkecil fluktuasi suhu, kami juga membuat inovasi (mungkin satu-satunya di Indonesia bahkan dunia) berupa pelat / lever yang bisa menciptakan fluktuasi suhu rata-rata 0,5 derajat celcius.
Jenis thermostat lain yang biasa digunakan adalah jenis coil (berisi air raksa). Namun mengingat thermostat jenis ini adalah aplikasi untuk mesin pendingin / refrigerator, maka biasanya juga mempunyai fluktuasi suhu yang cukup besar, bisa mencapai 3 – 4 derajat celcius.
Thermostat yang paling modern tentu saja jenis elektronik (analog dan digital). Namun karena mayoritas thermostat jenis ini juga aplikasi untuk refrigerator, maka fluktuasi suhunya juga besar. Perkecualian untuk thermostat yang diset khusus dengan suhu mendekati suhu penetasan dan dapat disetel hysteresis hingga +/- 0,1 derajat celcius. Thermostat jenis ini jarang diaplikasikan untuk penetas semi otomatis kapasitas kecil karena sangat mahal sehingga lebih cocok digunakan untuk mesin tetas full otomatis / kapasitas besar, karena akan sebanding dengan harganya. Namun hati-hati, sebaiknya tidak menggunakan hysteresis yang terlalu kecil karena bisa menimbulkan masalah kerusakan akibat komponen pemutus arus akan bekerja jauh lebih berat.
Mengingat tuntutan masyarakat yang semakin beragam, saat ini penetas Aviamax sudah memasuki babak baru dengan memproduksi penetas full otomatis dengan thermostat elektronik dan digital. Thermostat elektronik / digital ini sudah melalui penelitian dan pengujian seksama dengan hysteresis diatur pada angka yang moderat yaitu +/- 0,2 – 0,3 (fluktuasi suhu 0,25 – 0,5 derajat celcius), dengan demikian akan dicapai suhu penetasan yang masih tergolong ideal dan ketahanan thermostat lebih lama. Untuk beberapa tipe / kapasitas, masih ditambahkan thermostat backup tipe wafel  (dual thermostat) sebagai pengaman suhu tinggi dan dapat menggantikan thermostat elektronik / digital jika mengalami kerusakan, sehingga penetas masih digunakan terus sambil menunggu penggantian thermostat.
Karena itu untuk pembaca yang akan membeli mesin tetas, pertimbangkan hal-hal seperti jenis thermostat (wafel/coil/elektronik analog / digital), bahan rangka (untuk thermostat wafel), komponen microswitch (untuk thermostat wafel), hysteresis / fluktuasi suhu, dll. Tidak ada salahnya menanyakan dengan detil spesifikasi thermostat seperti tersebut di atas.



Read more > Thermostat yang bagus untuk penetasan telur
 
 
Copyright © seputar dunia burung
Blogger Theme by Blogger Designed and Optimized by Tipseo