Beberapa serangga seperti belalang atau ulat diklaim memiliki rasa yang enak setelah digoreng. Tapi bagi penderita asma sebaiknya tidak mengonsumsi serangga goreng ini, karena bisa memperburuk kondisinya.
Hingga saat ini diketahui ada sekitar 1.462 spesies serangga yang bisa dimakan, tapi mungkin masih ada lagi jenis serangga lain yang belum diketahui.
Beberapa serangga yang setara dengan kerang-kerangan diketahui memang mengandung protein berkualitas tinggi dan sumber zat gizi lain seperti besi, kalsium dan vitamin B.
Beberapa negara terkadang memiliki makanan serangga tersendiri, misalnya belalang menjadi makanan yang umum di Aljazair, suku Aborigin Australia masih mengonsumsi bogong ngengat, ulat dan sarang lebah. Restoran Jepang melayani larva tawon rebus, jangkrik goreng dan kepompong sutra goreng. Di Nigeria menyajikan rayap panggang dan di Thailand terkenal sebagai pemakan serangga terbesar.
Namun serangga goreng sepertinya tidak bisa dinikmati oleh semua orang. Karenanya Departemen Kesehatan Thailand telah memperingatkan orang-orang yang memiliki asma dan alergi untuk menghindari makan serangga goreng yang dijual di pinggir-pinggir jalan.
Seperti dikutip dari BrisbaneTimes.com.au, Jumat (3/9/2010) sebuah studi yang dilakukan baru-baru ini oleh Departemen Kesehatan Thailand menemukan bahwa ulat sutra goreng, belalang atau hidangan berkaki enam lainnya diketahui mengandung kadar histamin yang tinggi, yaitu suatu senyawa yang bisa memicu reaksi alergi dan juga serangan asma.
Sejak 24 Desember 2008 hingga 7 Januari 2009 terdapat sekitar 118 orang yang dirawat di rumah sakit akibat mengalami reaksi alergi dan gejala keracunan, setelah mengonsumsi serangga goreng yang dijual di pinggir-pinggir jalan di tujuh kota provinsi di Thailand.
Serangga sebenarnya telah menjadi menu makanan pedesaan di Thailand selama berabad-abad, tetapi dalam kurun waktu dua dekade terakhir ini telah terjadi peningkatan logistik serangga sehingga makanan serangga goreng ini banyak tersedia di pusat-pusat perkotaan. Selain itu, serangga memiliki keunggulan dalam harga yang murah dan mudah untuk dipelihara.
Para pejabat memperingatkan bahwa serangga-serangga ini bisa saja sudah terkontaminasi bakteri yang tinggi selama proses penyimpanan dan transportasi. Hal ini bisa diperparah lagi dengan penggunaan minyak goreng berulang-ulang sehingga membuat racun di tubuh serangga tersebut bertambah.
Read more > Serangga Goreng Dilarang Bagi Pengidap Asma !
Hingga saat ini diketahui ada sekitar 1.462 spesies serangga yang bisa dimakan, tapi mungkin masih ada lagi jenis serangga lain yang belum diketahui.
Beberapa serangga yang setara dengan kerang-kerangan diketahui memang mengandung protein berkualitas tinggi dan sumber zat gizi lain seperti besi, kalsium dan vitamin B.
Beberapa negara terkadang memiliki makanan serangga tersendiri, misalnya belalang menjadi makanan yang umum di Aljazair, suku Aborigin Australia masih mengonsumsi bogong ngengat, ulat dan sarang lebah. Restoran Jepang melayani larva tawon rebus, jangkrik goreng dan kepompong sutra goreng. Di Nigeria menyajikan rayap panggang dan di Thailand terkenal sebagai pemakan serangga terbesar.
Namun serangga goreng sepertinya tidak bisa dinikmati oleh semua orang. Karenanya Departemen Kesehatan Thailand telah memperingatkan orang-orang yang memiliki asma dan alergi untuk menghindari makan serangga goreng yang dijual di pinggir-pinggir jalan.
Seperti dikutip dari BrisbaneTimes.com.au, Jumat (3/9/2010) sebuah studi yang dilakukan baru-baru ini oleh Departemen Kesehatan Thailand menemukan bahwa ulat sutra goreng, belalang atau hidangan berkaki enam lainnya diketahui mengandung kadar histamin yang tinggi, yaitu suatu senyawa yang bisa memicu reaksi alergi dan juga serangan asma.
Sejak 24 Desember 2008 hingga 7 Januari 2009 terdapat sekitar 118 orang yang dirawat di rumah sakit akibat mengalami reaksi alergi dan gejala keracunan, setelah mengonsumsi serangga goreng yang dijual di pinggir-pinggir jalan di tujuh kota provinsi di Thailand.
Serangga sebenarnya telah menjadi menu makanan pedesaan di Thailand selama berabad-abad, tetapi dalam kurun waktu dua dekade terakhir ini telah terjadi peningkatan logistik serangga sehingga makanan serangga goreng ini banyak tersedia di pusat-pusat perkotaan. Selain itu, serangga memiliki keunggulan dalam harga yang murah dan mudah untuk dipelihara.
Para pejabat memperingatkan bahwa serangga-serangga ini bisa saja sudah terkontaminasi bakteri yang tinggi selama proses penyimpanan dan transportasi. Hal ini bisa diperparah lagi dengan penggunaan minyak goreng berulang-ulang sehingga membuat racun di tubuh serangga tersebut bertambah.