Burung kiwi Dinobatkan Sebagai Ikon Negara Selandia Baru karena beberapa hal berikut: Kiwi adalah burung yang khas berasal dari wilayah selandia baru, dan telah endemik selama jutaan tahun di sana. Burung kiwi dianggap memiliki semangat nasional negeri itu yaitu mampu bertahan dan berevolusi selama jutaan tahun. Kiwi telah menjadi simbol bagi orang-orang selandia baru dalam hal usia, ras, gender, dan kepercayaan.
Kiwi telah menjadi sebutan bagi orang selandia baru sejak lama. Hal ini diawali dari kisah seorang lelaki kelahiran Skotlandia yang pada permulaan tahun 1900 membuat produk semir sepatu yang mampu membuat sepatu bersinar, tahan air, awet dan lembut, yang ia sebut dengan semir Kiwi. Sebutan itu ia berikan sebagai bentuk penghargaan bagi negara calon istrinya yang berasal dari Oamaru selandia baru. Kemudian semir sepatu tadi menjadi populer selama masa Perang Dunia Pertama.
Pada masa perang itu pasukan Amerika dan Inggris menggunakan semir tersebut dan akhirnya menyebut orang-orang selandia baru dengan sebutan kiwi. Sebelum mengenal semir itu mereka menyebut orang-orang selandia baru dengan Maorilanders, En Zedders, atau Fernlanders, begitu semir kiwi menjadi populer sebutan tadi berubah menjadi kiwi dan terus melekat bagi penduduk selandia baru.
Saat ini spesies kiwi termasuk sebagai hewan langka, maka dengan dijadikannya ia sebagai ikon Negara akan mendorong banyak upaya pelestarian dan perlindungan bagi kelangsungan hidup kiwi agar tidak punah.
Burung Kiwi termasuk dalam ordo Apterygiformes yang hanya punya satu familia yaitu Apterygidae. Daerah persebaran alami spesies burung ini pun terbatas hanya di Selandia Baru. Burung ini terdapat dalam tiga spesies, Apteryx australis terdapat di tiga pulau utama Selandia Baru. Sementara Apteryx oweni dan Apteryx haasti hanya terdapat di pulau Selatan saja.
Saat ini spesies kiwi termasuk sebagai hewan langka, maka dengan dijadikannya ia sebagai ikon Negara akan mendorong banyak upaya pelestarian dan perlindungan bagi kelangsungan hidup kiwi agar tidak punah.
Burung Kiwi termasuk dalam ordo Apterygiformes yang hanya punya satu familia yaitu Apterygidae. Daerah persebaran alami spesies burung ini pun terbatas hanya di Selandia Baru. Burung ini terdapat dalam tiga spesies, Apteryx australis terdapat di tiga pulau utama Selandia Baru. Sementara Apteryx oweni dan Apteryx haasti hanya terdapat di pulau Selatan saja.
Burung yang tidak bisa terbang ini bisa tumbuh hingga seukuran ayam dengan bobot 2-5 kg. Bulunya berbentuk seperti rambut berwarna abu-abu atau coklat. Burung yang hidupnya nocturnal ini tidak punya ekor dan sayapnya sangat kecil. Paruhnya langsing dan tajam. Tidak seperti kebanyakan burung yang lain, lubang hidung burung Kiwi terdapat hampir di ujung paruhnya.
Musim kawin adalah saat membuat teritori. Ukuran teritori ditentukan oleh sejauh mana suara teriakan sang pejantan masih bisa terdengar. Luasnya bervariasi, dari hanya 2 hektar hingga lebih dari 100 hektar! Burung yang konon bisa hidup selama 20 tahun ini adalah burung yang setia kepada pasangannya. Hanya anehnya sang betina lebih dominan dalam perkawinan. Hal ini sangat langka bahkan di dunia burung lho. Model pengaturan seperti ini ternyata sangat istimewa dan adil. Kok bisa?
Kuncinya pada pembagian tugas. Dalam masa berbiak energi sang betina sebagian besar akan dihabiskan untuk mengeluarkan telur. Walau hanya 1-2 butir, ukuran telur burung Kiwi luar biasa besar. Selain ukurannya, berat telur ini sungguh mengherankan, bobotnya bisa mencapai 25% berat tubuh induknya! Dibandingkan kerabatnya, burung unta yang telurnya cuma 2% dari berat tubuh induknya, dan berat bayi manusia kira-kira hanya 5% saja dari berat ibunya. Oleh karena itu, pekerjaan selebihnya dilakukan si pejantan, termasuk urusan merapikan sarang, mengerami telur, sampai menemani si kecil mencari makan setelah telurnya menetas. Hebat kan? Burung Kiwi memang deh, kecil-kecil cabe rawit.