Beo papua memiliki hubungan kekerabatan dengan golden myna (Mino anais) dan long-tailed myna (Mino kreffti). Burung yang termasuk dalam keluarga jalak-jalakan(Sturnidae) ini hanya bisa ditemukan di Papua, mulai dari Provinsi Papua dan Papua Barat, hingga negeri tetangga Papua Nugini dan beberapa pulau terdekatnya.
Habitat mereka adalah hutan tropis dan non-tropis di dataran rendah. Berbeda dari beo pada umumnya yang mudah dijumpai di pasaran, beo papua jarang tersedia di pasar burung. Status burung ini sebenarnya masih Least Concern (LC), alias tidak terlalu mengkhawatirkan, berbeda dari beo nias yang statusnya terancam punah dan sudah ditetapkan sebagai burung yang harus dilindungi.
Beo papua inimemiliki postur tubuh yang hampir sama dengan sebagian besar jenis beo lainnya, denganpanjang sekitar 25-30 cm. Ciri khasnya adalah warna kuning pada kulit sekitar matanya. Karena warna kuning ini hampir memenuhi wajahnya, maka para ornitolog memberinya nama yellow-faced myna.
Tekstur dari kulit kuning tersebut bervariasi, mulai dari yang terasa halus sampai kasar seperti kulit jeruk. Perbedaan tekstur ini disebabkan makanan, sinar matahari, tetapi secara umum hal ini menunjukan usia dari beo papua ini. Makin kasar tekstur kulitnya, makin tua umur burung tersebut.
Tidak seperti
beo pada umumnya yang bisa bersiul maupun menirukan suara burung lain, beo papua jarang sekali bisa bersiul, tetapi mampu menirukan suara manusia dengan fasih. Apalagi jika dilatih sejak piyik. Kalau kita melatihnya saat burung sudah dewasa, kemungkinan burung bisa dilatih bicara sangat kecil. Yang keluar umumnya kicauannya saja yang terdengar sengau dan monoton.
Perawatan dan penangkaran
BEO PAPUA ATAU YELLOW-FACED MYNAH
Membedakan jenis kelamin beo papua memang agak sulit, kecuali dengan bantuan ahli untuk tes DNA. Perawatan hariannya sama dengan perawatan harian untuk beo asal Jawa dan Sumatera, yaitu memberikan pakan yang disukainya berupa buah-buahan dan beberapa jenis serangga misalnya jangkrik dan ulat.
Mandi pagi bisa dilakukan dengan cara disemprot hingga basah (menggunakan sprayer), lalu dijemur selama 1-2 jam. Setelah itu burung disimpan di tempat yang sejuk dan ramai, dengan tujuan agar burung bisa merekam kalimat-kalimat yang baru didengarnya.
Untuk penangkaran, siapkan sepasang beo papua baik yang sudah berjodoh maupun belum. Jika belum berjodoh, proses penjodohan bisa dilakukan dengan menempelkan sangkar kedua burung selama beberapa hari sampai keduanya terlihat selalu ingin berdekatan.
Karena beo papua memiliki kebiasaan bersarang dan merawat piyiknya di dalam lubang pohon, maka dalam kandang penangkaran perlu disediakan glodok besar dengan ukuran 30 x 30 cm2, tinggi 60 cm. Buatlah lubang pintu masuk/keluar dengan diameter 10.
Masukkan beberapa bahan sarang ke dalam glodok tersebut, misalnya daun dan serpihan buah pinus kering. Untuk privasi beo, bagian depan dan sisi kiri-kanan glodok bisa ditempel tanaman buatan misalnya tanaman anggur dari plastik atau tanaman buatan lainnya.
Sediakan bak air besar di bawah / lantai kandang sebagai bak mandi bagi burung. Letakkan juga bahan-bahan sarang lainnya seperti jerami dan sobekan kertas koran pada lantai kandang yang kering. Hal ini untuk mendukung insting burung ketika hendak bertelur, di mana mereka akan mengambil bahan sarang tersebut, dan membawanya ke dalam sarang yang sebenarnya sudah kita tata untuk persiapan peneluran.
BEO PAPUA DI PENANGKARAN | Foto : Anthony Niznik
Makanan yang bisa diberikan adalah voer dan buah-buahan segar seperti apel, anggur yang bijinya dibuang, pisang, pir, kiwi, pepaya, dan mangga. Sedangkan sayuran terdiri atas wortel, kacang polong, dan jagung yang dipotong kotak-kotak seukuran dadu, lalu dicampur di atas piring kertas dan disajikan pada waktu pagi hari.
Eggfood bisa juga diberikan untuk mamacu birahi burung agar lebih cepat berproduksi dan bisa diberikan pula selama induk merawat anak-anaknya. Selain itu, potongan kecil tahu pun bisa diberikan sebagai makanannya. Berikan serangga seperti jangkrik dan ulat hongkong secukupnya.
Sekitar 2 minggu setelah burung berpasangan, mereka akan membangun sarang dengan merobek kertas koran dan mengumpulkan jerami. Setelah burung bertelur, porsi pemberian serangga bisa ditingkatkan.
Induk betina akan mengerami telurnya selama 14 hari. Biarkan induk mengasuh anak-anaknya selama 2 minggu. Setelah itu, piyikan disapih sehingga kita yang harus membantunya meloloh. Saat disapih itulah Anda bisa mulai melatihnya dengan kosa kata tertentu, secara bertahap, sehingga ketika dewasa beo papua sudah pintar berbicara.