Monday, March 18, 2013

Persilangan murai batu berbeda warna dan beda panjang ekornya

murai-cantik
Selama ini kita sering terjebak pada mainstream bahwa murai batu hanya bisa dinikmati suaranya saja. Ini karena lomba / latber burung berkicau memang mensyaratkan hal seperti itu. Padahal tidak semua sobat kicaumania mau ikut lomba, bahkan lebih suka menikmatinya di rumah bersama keluarga. Artikel ini mungkin lebih tepat untuk kicaumania yang seperti ini, juga para penangkar yang mau mencoba menyilangkan murai batu, dengan variasi warna dan panjang ekornya.

Upaya menyilangkan murai batu ekor panjang dan ekor pendek sebelumnya pernah dilakukan pakar MB di Asia Tenggara, David de Souza. Namun sejauh ini saya belum memperoleh informasi mengenai penangkar yang sudah melakukan persilangan MB berdasarkan warna ekor.
Dalam artikel ini, Anda akan memperoleh panduan melakukan persilangan MB dengan model berikut ini :
  • Persilangan berdasarkan panjang ekor
  • Persilangan berdasarkan warna ekor

Persilangan berdasarkan panjang ekor

Sebagai panduan awal, berikut ini tabel jenis murai batu beserta panjang ekornya, yang saya kelompokkan menjadi dua: ekor panjang dan ekor pendek. Pengelompokan ini mungkin bersifat subjektif, karena sejauh ini memang tidak ada kriteria berapa inchi atau berapa sentimeter ekor murai batu disebut panjang atau pendek.

Kunci utama dari persilangan murai batu berdasarkan panjang ekor adalah ekor pendek termasuk gen dominan, sedangkan ekor panjang merupakan gen resesif. Gen dominan selalu bersifat menguasai atau mengalahkan gen resesif. Jika induk dengan gen dominan dikawinkan dengan pasangannya yang memiliki gen resesif, maka anaknya secara visual (fenotip) akan mewarisi sifat induk yang memiliki gen dominan.
Gen dominan selalu ditulis dengan simbol huruf besar, dan gen resesif ditulis dengan huruf kecil. Misalnya, simbol ekor pendek kita tulis S (dari kata short), sedangkan simbol ekor panjang l (dari kata long).
Gen yang ada di dalam kromosom selalu berpasangan, sehingga simbolnya harus ganda. Misalnya SS dan ll. Namun, terkadang ada individu yang memiliki simbol Sl. Hal ini bisa dimungkinkan ketika di alam bebas terjadi perkawinan antara MB ekor pendek dan MB ekor panjang.
Jika disarikan, maka ada tiga simbol dari gen yang berkaitan dengan ekor murai batu, yaitu :
  • SS adalah murai batu ekor pendek, yang bapak dan ibunya juga berekor pendek.
  • ll adalah murai batu ekor panjang, yang bapak dan ibunya juga berekor panjang.
  • Sl adalah murai batu ekor pendek, yang bapaknya berekor pendek dan ibunya berekor panjang, atau ibunya berekor pendek dan bapaknya berekor panjang.
Perlu dijelaskan, murai batu dengan simbol Sl sejatinya memiliki darah ekor pendek (S) dan ekor panjang (l). Karena ekor panjang merupakan gen resesif, maka secara visual (fenotip) yang terlihat adalah ekor pendek.
Sifat resesif ini baru bisa muncul kembali jika kelak ia dikawinkan dengan murai batu yang juga memiliki gen Sl. Sebab perkawinan antara Sl dan Sl akan menghasilkan anakan dengan kemungkinan 50% SS (ekor pendek), 25% Sl (secara visual ekor pendek), dan 25% ll (ekor panjang).
Berikut ini beberapa kemungkinan yang akan terjadi ketika kita melakukan persilangan murai batu ekor pendek dan ekor panjang, sesama MB ekor pendek, dan sesama MB ekor panjang :

1. MB ekor pendek (SS) >< MB ekor pendek (SS)
Hasil: 100 % anaknya memiliki gen SS, atau semuanya berekor pendek

2. MB ekor pendek (SS) >< MB ekor pendek (Sl)
Hasil:
  • 50 % SS (ekor pendek)
  • 50% Sl (secara visual ekor pendek)
3. MB ekor pendek (Sl) >< MB ekor pendek (Sl)
Hasil:
  • 25% SS (ekor pendek)
  • 50% Sl (secara visual ekor pendek)
  • 25% ll (ekor panjang)
Kasus ini pernah dialami seorang penangkar, di mana induk jantan dan induk betina yang sama-sama berekor pendek, namun anaknya kok ada yang berekor panjang. Dia bingung, karena MB tidak mungkin selingkuh dalam kandang penangkaran (he..he..). Padahal, sejatinya kedua induk ini memiliki gen Sl, atau membawa gen resesif ekor panjang, namun secara visual yang terlihat ekor pendek.

4. MB ekor panjang (ll) >< MB ekor panjang (ll)
Hasil:  100% ll (ekor panjang)


panjang-ekor-murai-batu

5. MB ekor pendek (SS) >< MB ekor panjang (ll)
Hasil: 100 % Sl (secara visual ekor pendek)

6. MB ekor pendek (Sl) >< MB ekor panjang (ll)
Hasil:
  • 50% Sl (secara visual ekor pendek)
  • 50% ll (ekor panjang)

 

Persilangan dengan fokus pada warna ekor

Untuk membuka pembahasan, sebaiknya perhatikan dulu pemetaan MB ekor hitam dalam gambar di bawah ini :
murai-batu-ekor-hitam
Jadi murai batu selain yang disebutkan dalam tabel di atas disebut sebagai MB ekor putih. Tetapi perlu diketahui, MB ekor putih sebenarnya hanya istilah saja, karena tidak ada MB jenis white-rumped shama yang seluruh ekornya berwarna putih (putih mulus).
Istilah ini muncul karena pola warna pada bulu ekornya, dengan kemungkinan sebagai berikut:
  • 4 pasang bulu ekor penyangga berwarna putih, sedangkan 2 pasang bulu ekor utama berwarna hitam.
  • 3 pasang bulu ekor penyangga berwarna putih, dan 3 pasang bulu ekor utama berwarna hitam.
Hampir dalam semua referensi tentang gen warna, baik pada manusia, mamalia, maupun burung, gen warna hitam bersifat dominan terhadap gen warna putih. Dengan demikian, gen warna putih bersifat resesif.
Gen warna hitam ditulis dengan simbol BB dan gen warna putih ditulis dengan simbol ww. Murai batu yang memiliki ekor hitam tidak selalu memiliki gen BB, sebab ada kemungkinan Bw (secara fenotip / visual hitam, namun secara genotip juga memiliki gen resesif putih).
Ketiga simbol tersebut memiliki arti sebagai berikut:
  • BB adalah murai batu ekor hitam, yang bapak dan ibunya juga berekor hitam.
  • ww adalah murai batu ekor putih, yang bapak dan ibunya juga berekor putih.
  • Bw adalah murai batu ekor hitam, yang bapaknya berekor hitam dan ibunya berekor putih, atau ibunya berekor hitam dan bapaknya berekor putih.
Sekarang kita lihat kemungkinan yang akan terjadi ketika kita melakukan persilangan MB ekor hitam dan MB ekor putih, sesama MB ekor hitam, dan sesama MB ekor putih :

1. MB ekor hitam (BB) >< MB ekor hitam (BB)
Hasil: 100 % anaknya memiliki gen BB, atau semuanya berekor hitam.

2. MB ekor hitam (BB) >< MB ekor hitam (Bw)
Hasil:
  • 50 % BB (ekor hitam)
  • 50% Bw (secara visual ekor hitam)
3. MB ekor hitam (Bw) >< MB ekor hitam (Bw)
Hasil:
  • 25% BB (ekor hitam)
  • 50% Bw (secara visual ekor hitam)
  • 25% ww (ekor putih)
4. MB ekor putih (ww) >< MB ekor putih (ww)
Hasil: 100% ww (ekor putih)

5. MB ekor hitam (BB) >< MB ekor putih (ww)
Hasil: 100 % Bw (secara visual ekor hitam)

6. MB ekor hitam (Bw) >< MB ekor putih (ww)
Hasil:
  • 50% Bw (secara visual ekor hitam)
  • 50% ww (ekor putih)
Setelah mengetahui model persilangan berdasarkan panjang ekor dan warna ekor, Anda pun bisa membuat  persilangan dua MB berdasarkan kombinasi panjang dan warna ekor. Metode ini bisa dilakukan, khususnya untuk penangkar, yang ingin memperoleh MB varian baru, misalnya MB ekor hitam yang panjang.
MB Nias sebenarnya termasuk murai ekor hitam dengan ekor yang panjang. Namun, bagaimana kalau kita bisa mencetak murai blacktail yang panjang ekornya seperti MB ekor putih dari Aceh, Medan, Thailand, dan Malaysia.
Silakan dikombinasi sendiri dengan metode yang sudah dijelaskan di atas. Sambil Anda mengutak-atik di depan komputer, saya pun akan mempersiapkan artikel terpisah mengenai kombinasi ini.

Sumber :
Omkicau.com
Read more > Persilangan murai batu berbeda warna dan beda panjang ekornya

Tips perawatan murai batu borneo

murai-batu-borneoMurai batu asal Kalimantan (Borneo) sekarang mulai banyak dijumpai di pasaran. Harganya yang lebih murah daripada MB Sumatera membuat sejumlah kicaumania mulai melirik serta ingin memeliharanya di rumah. Umumnya yang ada di pasaran merupakan burung bakalan (muda hutan / MH), dengan kemungkinan besar belum terbiasa makan voer dan hasil pancingan. Berikut ini tips memilih dan merawat murai batu borneo MH.


MURAI BATU BORNEO DI ALAM BEBAS
Sudah bukan rahasia umum lagi, jika ada pedagang yang tidak jujur dengan mengatakan bahwa murai batu yang dijualnya berasal dari Sumatera, padahal jelas hasil tangkapan di hutan-hutan Kalimantan. Tujuannya tidak lain untuk memperoleh keuntungan sebanyak-banyaknya, mengingat persepsi sebagian besar murai mania yang masih memandang sebelah mata MB Borneo.
Modus penipuan terkadang sudah mengarah ke tindak kriminal, di mana pedagang dengan tega mencabut bulu putih pada ekor MB Borneo, atau mengecatnya dengan warna hitam, sehingga mengesankan sebagai MB ekor hitam atau black-tailed. Bagi yang belum berpengalaman, pasti mudah terkecoh oleh ulah pedagang nakal tersebut.
Secara fisik, MB Borneo hampir sama dengan MB lainnya (di luar murai kepala putih). Perbedaan terletak pada ekornya, di mana bulu ekor murai Borneo cenderung lurus dan kaku, dengan jarak antara ekor putih dan hitam yang lebih berdekatan. Selain itu, bagian dadanya terlihat lebih gemuk.

MURAI BATU BORNEO
Sebagian besar MB Borneo yang ada di pasaran merupakan burung muda hutan (MH), hasil tangkapan dari alam.
  • Beberapa cara dilakukan pemikat murai untuk mendapatkan burung ini di hutan-hutan. Cara yang wajar adalah membuat jebakan dari sangkar, yang disertai dengan meletakkan pakan sebagai umpan. Begitu MB masuk ke dalam sangkar, pemikat dari kejauhan akan menarik tali sehingga pintu sangkar tertutup.
  • Tetapi ada pula model penangkapan menggunakan alat bantu seperti jaring dan getah / pulut. Bahkan, ada juga cara sadistis, dengan menggunakan mata pancing yang tentu saja melukai bagian tenggorokan burung.
Tetapi bagi kita, yang bukan pemikat, agak sulit membedakan bagaimana burung ini diperoleh ketika sudah ada di lapak pedagang burung. Kita tidak tahu persis, apakah burung itu hasil penjebakan wajar, pemikatan melalui jaring dan getah, atau hasil pancingan. Untuk membekali Anda yang belum paham, berikut panduan memilih bakalan MB Borneo :
  • Murai batu yang diperoleh melalui jaring atau getah / pulut bisa dikenali dari bulu-bulunya yang cenderung tidak beraturan. Bahkan ada juga beberapa bagian bulu yang hilang atau tercabut. Meski demikian, tidak ada cacat fisik yang berarti, kecuali jika burung itu sejak menetas memang sudah cacat.
  • Murai batu yang diperoleh melalui cara pancingan justru memiliki bulu-bulu yang lebih mulus, karena saat tertangkap tidak terjadi kontak dengan bulu. Kontak terjadi antara mata pancing dan paruh burung, serta berpotensi merusak bagian bawah tenggorokannya, atau bagian kepala di dekat pangkal paruh. Silakan dicek bagian-bagian penting tersebut, sebelum membeli.
  • Jangan terkecoh melihat MB yang selalu diberi makan ulat hongkong oleh pedagangnya, karena burung murai hasil tangkapan hutan cenderung lebih sulit diajari makan voer (bisa membutuhkan waktu lama). Pedagang hanya memberikan ulat hongkong kepada MB untuk mempertahankan hidupnya saat burung belum laku. Kalau memungkinkan, carilah MB yang juga mau diberi campuran kroto dan voer halus, agar kita lebih mudah dalam merawatnya di rumah. Jika tidak memungkinkan, berarti Anda harus bekerja ekstra keras untuk membiasakan MB mau makan voer.
  • Pilihlah burung yang sehat, ditandai dengan kedua sayapnya yang mengempit rapat pada sisi samping tubuhnya hingga ke bagian paha. Burung sehat juga ditandai dengan gerakannya yang lincah, matanya melotot, dan mengikuti arah tangan kita (gerakan waspada). Jangan pilih burung yang terlihat sayu dan mata berair.
  • Untuk suara cetrekannya, pilihlah yang padat dan keras.

Melatih bakalan MB Borneo makan voer

Hal pertama yang harus Anda lakukan dalam perawatan bakalan MB Borneo adalah membiasakannya mau makan voer. Berikut ini dua metode untuk melatih burung agar mau makan voer :
  1. Campurkan voer lembut dengan kroto, lalu dibasahi dengan sedikit air, dan bagian atasnya ditaburi lagi dengan kroto. Lakukan hal ini selama seminggu atau lebih, hingga burung benar-benar mau makan voer secara total.
  2. Mencampur voer lembut dengan ulat hongkong yang dipotong kecil-kecil, atau bisa juga dicampur dengan potongan perut jangkrik yang juga dipotong kecil-kecil. Kemudian basahi dengan air dan bagian atasnya ditaburi kroto. Berikan selama seminggu atau lebih, hingga burung benar-benar mau makan voer secara total.

Melatih bakalan MB Borneo makan jangkrik

Sewaktu memberikan jangkrik, cobalah masukan 1-2 butir voer ukuran sedang ke dalam bagian tubuh dari jangkrik, kemudian diberikan kepada MB Borneo. Proses ini bisa membutuhkan waktu agak lama. Selama itulah, jangkrik dan kroto harus disiapkan dan selalu tersedia.
Hampir semua pakar murai selalu menganjurkan pemberian multivitamin pada masa-masa awal murai MH menjalani masa pengenalan terhadap voer dan jangkrik. Multivitamin ini diperlukan untuk menjaga nafsu makannya. Ketika nafsu makan burung masih bagus, maka akan lebih mudah pula baginya untuk dilatih makan voer dan jangkrik.
Multivitamin apa yang paling tepat untuk MB Borneo? Ya apa saja menurut selera Anda, karena di pasaran tersedia berbagai pilihan. Misalnya BirdVit yang banyak digunakan kicaumania di Indonesia. Multivitamin sebenarnya dibutuhkan burung secara berkala, misalnya 1-2 kali dalam seminggu. Jadi, tidak hanya untuk burung bakalan yang baru dibeli.
Selama proses adaptasi, sebaiknya jangan meletakkan sangkar burung di tempat ramai atau banyak suara burung lain yang keras, guna menghindari stres. Karena itulah, dianjurkan melakukan full kerodong pada 1 minggu pertama sejak burung tiba di rumah. Setelah itu bisa dibuka sedikit demi sedikit, karena proses adaptasi bisa berlangsung sekitar 2-4 minggu, tergantung perawatan juga kondisi burung itu sendiri.
Apabila proses adaptasi selesai, jangan terburu-buru ingin mendengarkan suaranya, apalagi langsung ingin memasternya. Buatlah MB jinak terlebih dulu, karena akan memudahkan Anda dalam perawatan berikutnya.



Read more > Tips perawatan murai batu borneo

Beberapa tips ringan tambahan untuk merawat murai kita supaya tambah bagus.

Pada umumnya jika kita memiliki seekor murai yang bagus maka rekan rekan kita pada berkunjung ke rumah untuk sekedar melihatnya atau kita sebagai pemiliknya yang latah menunjukkan Jagoan kita itu atau bisa dibilang pamer kepada rekan rekan kita, tapi semuanya ini masih manusiawi lah. Sebetulnya semuanya ini kurang bagus bagi burung karena mereka tidak akan pernah merasa beristirahat dengan tenang, jadi ibarat manusia sih lagi enak enaknya tidur atau lagi seru serunya membaca novel tiba tiba kedatangan tamu, yah otomatis merasa terganggu juga kan

Beberapa tips ringan tambahan untuk merawat murai kita supaya tambah bagus.

1. Usahakan jangan main intip dari bawah kerodong jika kita ingin melihat gacoan kita karena kalau cara ini dilakukan terus menerus (secara tidak sadar) maka burung akan meresponnya denga buka sayap seolah olah dia juga siaga untuk menjaga dirinya, sikap murai yang kayak begini adalah tidak bagus. Jadi cara yang lebih baik adalah turunkan sangkar murai kita dari gantangannya, taruh di lantai baru buka kerodongnya tetapi kemudian langsung kita gantangkan lagi. Jangan dibiasakan melihat murai dalam keadaan posisi sangkarnya diletakkan di lantai apalagi dikerubungi oleh rekan rekan kita sambil disiul siulin. Alangkah afdolnya kalau melihat murai dalam keadaan sangkarnya digantang dan melihatnya dari jarak 1,5-2 m saja, dilihat dari dekatpun apanya yang mau dilihat kecuali mau dilego maka dari itu disarankan tidak usah banyak menceritakan atau mempertontonkan murai kita kepada publik kecuali dalam suatu pagelaran lomba.

2. Usahakan gacoan kita ini jangan sering sering digodain dengan cara disiulin atau dipancing emosinya dengan suara dari hp atau sejenisnya, kalau memang murai kita bagus begitu melihat musuh di lapangan pasti akan fight karena itu sudah bawaan karakter dari sononya.

3. Jangan sekali kali ngetrek sesama murai kita yang ada di rumah karena nanti pasti ada yang dianak tirikan.

4. Kalau memberi makan murai usahakan posisi sangkar selalu kita turunkan dari gantangannya jadi posisinya ada di bawah/ di lantai, jangan dalam posisi digantang.

5. Memberi makan selalu tepat waktu setiap harinya dengan porsi makan yang selalu mendekati sama banyaknya, jangan ditambahi atau dikurangin.

Read more > Beberapa tips ringan tambahan untuk merawat murai kita supaya tambah bagus.

Tips merawat murai batu bagi pemula


Ketika pertama kali membeli Burung Murai yang harus diperhatikan adalah tempat tujuan bagaimana nantinya burung bisa beradaptasi dengan lingkungan yang baru, mula mula burung jangan di pindahkan dulu dari sangkar yang lama untuk menghindari tingkat stress burung.

Perlakuan tersebut penting dan perlu dilakukan karea apabila burung di tempatkan/dipindahkan ke kandang yang baru apalagi kalau kandang tersebut masih berbau cat atau vernis akan sangat mengganggu pernapasan burung itu sendiri, adapun yang harus diperhatikan di agar burung tetap berkicau meskipun di lingkungan yang baru adalah antara lain :

Penempatan Sangkar
Tempat sangkar sebaiknya terkena sinar matahari pagi, tapi juga terhindar dari terik siang hari dan sangkar tersebut juga jangan sampai terkena tempias air hujan.

Penempatan sangkar antara burung jangan terlalu berdekatan, minimal 3m jarak kandang burunguntuk menjaga mental burung karena mental burung murai tidak sama ada yang kuat mentalnyadan juga sebaliknya.selain jarak kandang antara kedua burung murai, akan lebih baik lagi jika diantara keduanya ada burung jenis lain yang berkicau agar keicauan tersebut dapat ditiru oleh burung murai sebagai kombinasi kicauannya.


Nutrisi
Burung Murai juga membutuhkan nutrisi yang cocok karena jika dibandingkan burung pemakan biji bijian kebutuhan nutrisi burung murai lebih rumit, dan faktor terpenting lagi adalah kebersihan nya. Untuk pakan yang diberikan harus selalu segar, dan harus mengganti pakan rutin setiap hari dengan pakan yang baru serta membersihkan pakan yang berceceran di lantai kandang untuk mencegah bau busuk dll.

Kemudian untuk menjaga kondisi tubuh secara maksimal, burung murai juga membutuhkan makanan yang bervariasi. Tujuannya untuk tercapainya keseimbangan antar protein, karbohidrat dan lemak, vitamin dan mineral. Murai juga membutuhkan vitamin seperti vitamin A (untuk menjaga kesehatan kulitdan pertumbuhan bulu), Vitamin B. (Untuk proses kerja system saraf pusat dan kebutuhan energi), vitamin C. (untukmelindungi murai dari penyakit kulit), dan vitamin D.( untuk membantu menjaga kesuburan reproduksi).

Adapun beberapa jenis pakan burung yang sangat digemari murai antara lain adalah :

KROTO (telor semut)
Jenis makanan ini sangat digemari murai tetapi agak merepotkan bagi para hobies karena harus menyajikan menu ini tiap hari harus tetap segar, bersih dan tidak bau(basi). Cara terbaik pemberian kroto yaitu dengan menyediakan dalam jumlah terbatas sebanyak 3 kali/hari. Murai yang diberi kroto secara teratur akan lebih rajin berkicau sehingga membuat mental murai lebih bagus dengan dapat berkicau lama tetapi juga tidak terlalu sering diberi makan kroto karena akan sulit berganti bulu meskipun sudah waktunya, daya tahan tubuh berkurang serta suara kicauannya agak pecah.


KUNING TELOR
Kuning telor rebus sebagai tambahan protein yang mengandung asam amino yang dibutuhkan burung. Cara penyajiannya Telor direbus dulu kemudian diletakkan di tempat makan burung yang terpisah dan pastikan selalu membuang sisa pakan telor yang tersisa.


Makanan pokok dan tambahan
Dengan memberikan menu makanan tambahan tidak lain yaitu untuk membantu para hobbies agar murai tidak ketergantungankelak dengan jenis makanan nonoton seperti kroto dan jangkrik serta telor saja melainkan makanan seperti pellet juga baik diberikan untuk burung agar supaya daya tahan tubuh lebih bagus dan warna bulu lebih bersih serta berkilau selain itu kebutuhan akan vitamin, mineral dan nutrisi yang diperlukan lebih terjamin.


AIR
Bagi murai kebutuhan terhadap air sama dengan kebutuhan nakanan, murai air digunakan untuk minum dan mandi dengan demikian maka perlu menjaga kualitas air. Air minum yang disediakan harus berupa air matang yang sudah dingin dan setiap hari harus diganti dan tempat air minum supaya dibersihkan agar lunut yang biasanya menempel tercuci bersih.


Memandikan dan Menjemur Murai
Usahakan tempat memandikan murai menggunakan tempat khusus untuk mempermudah murai berpola ketika mandi, dan mempermudah pemilik untuk membersihkan kandang dan mengganti makanan. Ingat burung yang sedang asyik mandi jangan dipaksa keluar dari tempat mandinya karena akan mengurangi ruang gerak saat mandi,dan biasanya burung yang belum puas mandinya maka akan menggunakan air minumnya untuk mandi.

Jemurlah burunf usai dimandikan guna mendapatkan rangsang sinar matahari khususnya di pagi hari karena sangat bermanfaat didalam proses pembentukan suatu mineral, contohnya Kalsium. Dengan demikian cahaya jelas berpengaruh terhadap pertumbuhan, metabolism, reproduksi dan tingkah laku.


Read more > Tips merawat murai batu bagi pemula

Panduan Penting Memelihara Burung


MERAWAT hewan peliharaaan terutama jenis burung berkicau adalah hobi yang sangat menyenangkan. banyak penghobi menggunakan jasa perawat/pengurus burung, namun tak sedikit pula penghobi yang terjun langsung dalam pemeliharaannya sehari hari, mulai dari memandikan, memberi pakan, penjemuran, kebersihan, stelaan extra fooding dsb.

Namun tak jarang dari kegiatan hobi tersebut menuai kekecewaan, seperti burung yang sudah dipiara lama tak kunjung jinak, tak kunjung bersuara atau bahkan yang lebih buruk lagi kematian mendadak akibat salah didalam mengurus. Selain kekecewaan tentu ada juga rasa kepuasan seperti stelan EF yang pas hingga burung dirasa sehat dan stabil, Gacor sesuai harapan dan juga keberhasilan dalam pola pemasteran suara.

Uraian diatas adalah sekelumit gambaran mengenai hobi burung berkicau, namun point terpenting yang musti kita ingat sebelum memutuskan dalam memelihara jenis kicauan adalah PENGETAHUAN TENTANG BURUNG ITU SENDIRI..!!

Merawat burung berkicau tentu tak sama dengan merawat ikan atau hewan ternak, merawat murai batu tentu tak sama dengan merawat kenari, merawat pentet tentu tak sama dengan merawat perkutut begitu seterusnya.. sehingga kesimpulan akhirnya tiap individu hewan pasti beda perilaku dan juga pola makannya. Jangankan hewan yang beda spesiesnya yang satu kelas saja kadang beda prilakunya, inilah salah satu seni dalam merawat hewan peliharaan.

Sesuai judul diatas, ada istilah tak kenal maka tak sayang, kurang pengetahuan maka buta dalam bertindak..!!

Agar proses dalam perawatan/pemeliharaan hewan yang menjadi hobi kita bisa berjalan mulus, langkah pertama yang musti kita laksanakan adalah MENGENAL JENIS BURUNG YANG KITA PELIHARA TERSEBUT... bagaimana caranya?

INTERNET salah satu solusi nyata di jaman sekarang yang semuanya sudah diberi kemudahan...

Sebagai ilustrasi: saya ingin memelihara Murai Batu!!, langkah awal sebelum memutuskan untuk membeli murai batu maka buka dan cari di internet apa itu Murai Batu, jenisnya, makanannya, habitatnya, kebiasaannya, type burung apa, musuh yang ditakutinya, pola hidupnya, kebiasaan mandinya, karakter suaranya, sexingnya, warna dan sebagainya yang kesemuanya tentang Murai Batu. Jika semua sudah kita pahami barulah putuskan untuk membeli, dan aplikasikan semua yang kita dapat dari internet dengan pola rawatan kita yang menjadi kebiasaan rawatan sehari harinya nanti... begitu juga dengan jenis burung yang lain, pelihara kenari, cari info tentang kenari, pelihara cendet, cari info tentang cendet.

Akhirnya saya mencoba mengajak kita para penghobi untuk lebih mengedepankan PENGETAHUAN terlebih dahulu ketimbang MEMBELI... jangan sampai setelah membeli satu jenis kicauan kita bingung dalam merawatnya, dan lebih buruk lagi kita sendiri MALAH BINGUNG ini BURUNG MAKANANNYA APA ?? waahhh dahsyat kalau sudah begitu...


Pengen pelihara kicauan dan rawat sendiri SIAPA TAKUT !!!!!
semoga dengan artikel yang singkat ini bisa membantu MENGURANGI TINGKAT KEMATIAN akibat salah dalam MENGURUS burung kicauan....
Read more > Panduan Penting Memelihara Burung

Menangkap burung tangkaran yang terlepas

Sedia payung sebelum hujan. Itulah hal yang perlu kita lakukan sebagai penghobi burung berkaitan dengan masalah tangkap menangkap burung lepas.

Hal yang perlu Anda miliki atau selalu siap digunakan adalah:

1. Sangkar pemikat. Cara mengoperasikannya mudah dan selama 2 tahunan kawan itu memiliki sangkar pemikat, sudah lebih dari 15 burung lepas, baik milik sendiri atau milik orang lain, yang kena tangkap kembali dengan sangkar pemikat itu. Untuk modelnya, mungkin banyak ragamnya selain model yang dimiliki kawan Solo itu.

Kalau tidak ada sangkar pemikat, ya sangkar kotak biasa saja yang dikonstruksi sedemikian rupa sehingga kalau burung masuk, bisa menutup sendiri (ini yang selalu saya siapkan, dan beberapa hari yang lalu sukses untuk menangkap kembali kacer poci yang lepas).

2. Semprotan cadangan (yang biasa kita gunakan untuk memandikan burung) yang didalamnya sudah terisi air dan shampo (berfungsi melengketkan bulu burung yang kita semprot), dan tinggal mengocoknya ketika mau digunakan.

3. Getah bendo (biasanya tersedia di kios burung yang komplit; atau juga di pasar2 burung) yang sudah dileletkan ke sebatang lidi/bambu kecil (yang selalu siap operasional).

4. Tongkat ringan dua meteran sebanyak 2-3 batang yang bisa disambung2 secara mudah dan cepat.

5. Selain itu, jangan sampai kita kehabisan stok EF, utamanya jangkrik karena akan sangat bermanfaat untuk memancing lagi burung yang doyan jangkrik yang lepas.

6. Suara masteran burung-burung yang Anda miliki.

LANGKAH-LANGKAH OPERASIONAL:

1. Jangan panik ketika burung lepas. Perhatikan sekilas model terbangnya. Kalau terbang rendah terus, segera sambar semprotan yang berisi air dan shampoo, kocok segera dan dekati burung sembari menyemprot2kan air shampo ke arah burung. Biasanya burung loncat menghindar; kejar perlahan dan jaga jangan membuat kejutan untuk burung. Semprot2 lagi; burung menghindar; semprot2 lagi. Dan ketika air shampo mulai meresap ke bulu, biasanya burung sudah tidak kuat terbang lagi karena bulu2nya lengket. Tangkap dan mandikan segera.

Cara itu biasanya efektif untuk burung2 yang relatif jinak.

2. Kalau burung tidak langsung terbang menghilang ketika lepas, tetapi nangkring di tempat yang relatif tinggi dan tidak mungkin dijangkau semprotan, maka teriaklah untuk panggil bantuan (entah isteri, anak, tetangga dan sebagainya). Minta kepada mereka untuk mengawasi ke arah mana kalau2 burung terbang. Masih tetap siap dengan semprotan air shampho, segera Anda ambil tongkat dan sambung2kan setinggi tempat burung bertengger. Ikatkan lidi yang sudah dileleti penuh getah bendo. Kalau burung yang lepas doyan jangkrik, tusukkan jangkrik di bagian ujung. Sorongkan perlahan tongkat berlidi-getah ke arah burung; dan kalau bisa ambil arah belakang. Tempelkan lidi bergetah ke burung. Tes, kena…. Kalau burung bergerak turun, fungsikan semprotan air shampo.

3. Kalau burung terlalu tinggi dan tak terjangkau tongkat, segera Anda putar masteran burung Anda sesuai dengan suara burung yang lepas. Ini berfungsi untuk memancing agar burung tidak terbang menjauh dari rumah Anda.

Kalau Anda punya burung sejenis dengan burung yang lepas, segera gantangkan di tempat terbuka. Ini juga berfungsi untuk menahan agar burung yang lepas tidak terbang menjauh dari lingkungan Anda. Kalau burung yang lepas adalah burung fighter (MB, kacer dsb), maka si burung yang lepas biasanya segera menukik dan menghampiri sangkar burung yang sejenis dengannya itu. Kalau ini yang terjadi, ya gunakan semprotan air.

Kalau tidak mau turun, coba saat itu juga tebari sedikit halaman Anda dengan jangkrik kalau burung yang lepas pemakan jangkrik; jagung muda atau milet dsb, kalau yang lepas adalah LM, kenari dan pemakan biji lainnya (untuk kenari, kalau lepas biasanya aman2 saja karena jarang terbang tinggi atau menjauh dari tempat dia selama ini tinggal). Hal itu juga untuk menahan agar burung tidak terbang jauh. Khusus untuk LB, paling efektif adalah dipancing dengan LB lain supaya tidak terbang menjauh.

4. Dalam hal Anda tidak punya suara masteran atau burung sejenis dengan yang lepas, dan si burung berada di tempat yang tak mungkin dijangkau tongkat atau semprotan, fungsikan segera kandang pemikat atau kandang biasa yang dibuat sedemikian rupa sehingga bisa digunakan untuk memikat.

Hal inilah yang saya lakukan ketika saya menangkap kacer yang lepas beberapa hari lalu. Kacer lepas karena saya ceroboh ketika mencoba memindahkannya ke karamba. Jarak antara sangkar dan karamba tidak rapat sehingga masih bisa diterobos kacer. Saya sudah merelakannya ketika semua usaha sudah saya lakukan tetapi kacer menghilang setelah terbang dari satu pohon ke pohon lain (di dahan atas pohon melinjo dan mangga yang tinggi2).

Yang saya lakukan saat itu adalah tetap menempatkan kandang kacer di tempat terbuka. Kacer lepas sekitar pukul 8 pagi. Sekitar pukul 11.00 an saya mendengar dencing suara kacer. Saya lihat kacer terbang2 di dahan di seputaran sangkarnya. Saat itu juga saya tebar 3 ekor jangkrik yang sudah saya hilangkan kaki belakangnya. Tujuan saya adalah agar kacer tertarik dan tidak terbang menjauh. Segera saya sambar sangkar dan saya turunkan. Saya teriak minta anak saya mengambilkan benang dan jangkrik. Maka sangkar jebakan pun saya rangkai secara sederhana, yakni, jangkrik saya tali dengan benang di tubuhnya. Posisi saya gantungkan di tengah sangkar. Benang sisanya sepanjang sekitar 75 cm saya lingkarkan ke arah bawah sangkar, memutar, sampai bagian bawah pintu sangkar. Ujung benang itu saya talikan ke lidi seukuran tinggi pintu sangkar. Lidi itu saya fungsikan sebagai penopang pintu sangkar agar tetap membuka penuh. Perkiraan saya, begitu kacer masuk dan menarik jangkrik, maka otomatis benang ketarik dan lidi jatuh. Otomatis pintu menutup. Pada saat itu, saya lihat kacer menari-nari sambil berkicau sembari melotot ke arah jangkrik-jangkrik yang saya tebar di tanah. Sangkarpun segera saya gantungkan dengan pintu yang terbuka menghadap ke kacer berada. Jangkrik di tanah segera saya punguti. Maka perhatian kacer pun segera tertuju ke jangkrik di dalam sangkar.

CARA KERJA SANGKAR PEMIKAT:

Keterangan:

Kandang atau sangkar pemikat

A. Cantelan (di gambar tidak terlihat bahwa cantelan itu panjang ke atas dan melengkung di ujungnya seperti cantelan pada umumnya).
B. Daun pintu perangkap (terdapat dua buah, kanan kiri) yang di bagian dekat poros diberi per sehingga jika tidak diberi penyangga, langsung menutup.
C. Kawat jari-jari sepeda yang berfungsi menyangga/menekan daun pintu perangkap dan ujung bawahnya masuk (dalam posisi longgar) sekitar 3 mm di dalam kerangka jari-jari penjebak.
D. Kerangka jari-jari penjebak
E. Tempat umpan
F. As terbuat dari kawat memanjang sebagai poros dari pintu jebakan.
G. Mulai dari titik itu ke bawah, sebenarnya sama dengan sangkar pada umumnya; terdapat pintu untuk keluar-masuk burung pemikat (tidak mutlak ada).

Jadi sangkar ini terdiri dari dua bagian besar. Pertama, di bagian bawah dibuat seperti sangkar pada umumnya. Kedua, di bagian atas, adalah sangkar perangkap.

Prinsip kerja:

1. Burung pemikat dimasukkan ke sangkar bagian bawah. Tetapi hal ini tidak mutlak kalau yang mau dipikat adalah burung rumahan sebab burung ini sudah akan tertarik dengan sangkar yang di dalamnya ada makanan kesukaannya.
2. Wadah umpan diberi makanan kesukaan burung yang akan dipikat.
3. Buka satu per satu pintu perangkap dan jaga agar tegak berdiri dengan mengaitkan kawat jari sepeda ke kerangka jari-jari penjebak.
4. Cantelkan.sangkar di tempat yang kemungkinan dihinggapi burung yang akan dipikat.
5. Jika burung bertengger di kerangka sangkar bagian atas ataupun pintu, maka begitu melihat umpan dia akan terjun/menyambah ke bawah. Begitu burung menyentuh kerangka jari-jari penjebak ataupun jari-jari penjebaknya, maka secara otomatis salah satu daun pintu tempat burung tadi masuk, akan menutup. Maka burung telah terpikat.


Read more > Menangkap burung tangkaran yang terlepas

Faktor peyebab lepasnya burung dari kandang

Burung lepas, sepertinya ini adalah masalah klasik dalam perkicauan. Bagaimana mencegah dan mencoba menangkap lagi burung yang lepas? Berikut ini saya turunkan tulisan (dan sudah saya update) yang pernah saya buat untuk mypetzone (almarhum) dan milis kicaumania.


PENCEGAHAN

Untuk mencegah burung lepas, tentunya kita harus menginventarisasi dulu penyebab burung lepas, baru kemudian melakukan pencegahan. Penyebab burung lepas antara lain adalah:

A. Faktor cantelan, gantungan dan kerangka serta jeruji sangkar

1. Sangkar jatuh dan pecah karena cantelannya lepas/jebol. Pencegahan: Perhatikan cantelan sangkar. Periksa apakah mur/bautnya benar2 sudah kencang. Selalu cek, setiap hari sebab kalau mur/baut kendor, maka ketika ketiup angin, sangkar bergerak-gerak, goyang, memutar, maka sangkar bisa lepas dari cantelannya….Blam… burung lepas

2. Sangkar jatuh dan pecah karena gantungan pada gantangan yang kita pakai sudah tidak kuat menahan beban karena dudukannya lapuk dan sebagainya.

Pencegahan, kalau menggunakan paku, apa benar pakunya nancap kencang; tidak karatan; tidak aus. Perhatikan dudukan gantungan; kalau kayu, bambu dan sebagainya, apa tidak lapuk; tidak keropos dsb.

3. Sangkar jatuh dan pecah karena uliran (mur dan baut) cantelan memutar sedikit demi sedikit tanpa kita sadari dan pada akhirnya mur terpisah dari baut.

Pencegahan, cek selalu kondisi mur dan baut apakah sudah kencang. Usahakan diberi ring antara sangkar dan mur yang berfungsi sebagai penekan agar mur / baut tidak memutar sendiri.

4. Sangkar jatuh dan pecah karena ketika mencantelkan atau menurunkannya menggunakan alat bantu tongkat yang tidak kuat/kokoh sehingga ketika kita mengangkat atau perlahan menurunkannya, beban sangkar tidak seimbang. Akibatnya, sangkar memuntir, terlepas dari kaitan dan jatuh.

Pencegahan, usahakan menggantungkan sangkar dengan menyantelkannya langsung pakai tangan. Kalau tempatnya tinggi, gunakan alat bantu kursi yang kokoh berdiri. Kalau terpaksa memakai tongkat yang berpaku/berkawat melengkung maka perhatikan keseimbangan beban sangkar; juga kekuatan sangkar. Jika tidak seimbang berisiko sangkar memutar saat diangkat atau diturunkan. Jika kerangka sangkar tidak kuat, juga berisiko patah dan sangkar jatuh berdebam…

5. Sangkar jatuh dan pecah karena ketika menggantangkan tidak dilihat secara cermat apakah lengkungan cantelan sudah tepat masuk ke lengkungan gantungan. Kadang cantelan hanya menumpang di ujung gantungan. Ketika ketiup angin atau burung bergerak-gerak, sangkar bergeser dan jatuh berdebam.

Pencegahan, begitu selesai menggantungkan, tengok kembali ketepatan posisi cantelan dan gantungan.

6. Sangkar jatuh dan jebol karena kerangkanya patah ketika sangkar dicantelakan di paku dalam posisi mepet tembok; atau sangkar melorot karena paku tidak menancap kuat di tembok.

Pencegahan, periksa kekuatan kerangka sangkar dan periksa dudukan paku. (Saran saya, jangan mencantelkan sangkar dengan posisi seperti ini, karena rawan semut, cicak dll, selain juga paku yang menonjol ke dalam sangkar berbahaya bagi burung di dalamnya).

7. Kerangka sangkar atau jeruji sangkar patah hanya karena didesak-desak atau dipatuk-patuk burung; atau mungkin juga karena digerogoti tikus.

Pencegahan, cek selalu kondisi keseluruhan sangkar dan jaga tetap kuat-kokoh. Meski sangkar baru, selalu cek setelah kita menurunkan dari gantungan dan membuka kerodongnya (kalau dikerodong), siapa tahu semalam digerogoti tikus dan karenanya jeruji patah-patah dan mudah diterobos burung.

B. Faktor pintu sangkar

1. Pintu tidak bisa menutup otomatis. Akibatnya, ketika kita membukanya untuk mengganti air dan sebagainya, dan lupa segera menutupnya, burung melesat keluar.

Pencegahan: Buat pintu sangkar dengan engsel (kebanyakan model gesekan naik turun) yang selicin mungkin. Dengan demikian, meskipun pintu tidak diberi beban (kalau diberi, lebih bagus), dia akan otomatis geser ke bawah; nutup. Pintu juga perlu diberi kancingan sehingga tidak berisiko terbuka saat kita membuka/mengangkat kerodong.

2. Pintu relatif lebar. Pintu yang relatif lebar sering menyebabkan ketika kita memasukkan tangan untuk mengganti pakan dsb, atau mencoba menangkap burung; tahu-tahu burung menelusup lewat atas, bawah atau samping lengan, dan beeerrrrr lepas.

Pencegahan: Pintu yang lebar memang bagus karena memudahkan kita untuk membersihkannya dan sebagainya. Jadi pencegahan untuk hal ini adalah mengusahakan tidak memberi/mengganti makan-minum secara langsung ketika burung masih di sangkar. Usahakan burung sudah dipindah ke karamba atau ke sangkar lain. Kalau terpaksa, maka lakukan itu di ruang tertutup atau usahakan tangan kiri (kanan) menjaga pintu bagian bawah yang terbuka ketika tangan kanan (kiri) masuk sangkar. Hal ini terutama perlu diperhatkkan untuk sangkar2 model bulat dimana bukaan pintu relatif panjang sampai di dekat dasar sangkar dan sangat rawan diterobos burung.

C. Faktor dasar sangkar

Penutup bagian bawah sangkar (baik jeruji maupun papan/seng dsb) melorot ketika sangkar diangkat miring.
Pencegahan usahakan penutup sangkar bagian bawah bisa dikancingkan (dan selalu dalam posisi terkancing seusai sangkar dibersihkan dll), sehingga kalau sangkar dalam kondisi miring, penutup tersebut tidak melorot/membuka sendiri.

D. Faktor kerodong

Kerodong bisa menyebabkan burung lepas ketika kita angkat dan menyangkut di pintu sangkar yang licin. Pencegahan, pastikan pintu sangkar sudah dikancing dengan kaitan kawat atau cara yang lainnya.

E. Faktor karamba

1. Kerangka atau jeruji karamba rapuh sehingga pecah ketika ditabrak burung.

2. Pintu karamba tidak bisa melorot sendiri begitu kita lepaskan atau masih terlalu seret sehingga perlu ditekan. Kalau kita lupa menekannya, ya burung bisa-bisa lepas. Pencegahan, sama seperti sangkar, usahakan tutup karamba bisa licin dan menutup sendiri (kalau perlu juga diberi pemberat).

F. Faktor kesalahan manusia (human error/kelalaian dan kecerobohan)

1. Meletakkan sangkar di sembarang tempat ketika kita akan atau seusai merawat burung. Perilaku ini mengundang risiko sangkar didekati kucing, ayam atau binatang lain yang tertarik kepada burung atau pakan burung di dalamnya. Ketika dilabrak, sangkar bisa terguling; pecah atau pintunya membuka dan burung terbang.

2. Menggantangkan atau menurunkan sangkar hanya dengan satu tangan. Biasanya, kita hanya mengandalkan telunjuk untuk menahan beban sangkar sementara salah satu kaki sangkar kita tumpukan ke pangkal ibu jari dibantu tumpuan tiga jari lainnya. Ha ini berisiko sangkar jatuh karena dalam kondisi kita jinjit dan berkonsentrasi memasukkan cantelan ke gantungan, keseimbangan badan terabaikan dan kita mudah tersungkur. Kalau pada saat itu cantelan belum masuk ke gantungan, biasanya sangkar langsung terjungkal ke depan. Byaaar… dan burung lepas atau minimal stres setelah kelabakan….

3. Membawa burung dengan motor hanya dengan cara dicangking pada bagian cantelannya. Ini berisiko cantelan jebol karena beban yang terjadi saat itu bukan semata-mata berat sangkar dan burung, tetapi juga faktor tiupan angin. Selain itu, membawa burung dengan cara ini berisiko mengganggu pengguna jalan lain yang bisa-bisa tersenggol sangkar dan sangkar pecah atau jatuh bedebam….

Usahakan membawa sangkar burung dengan cara dibuatkan tali model ransel dan sangkar aman menempel di punggung kita. Membawa sangkar dengan cara meletakkannya di jok motor dan menalikannya langsung dengan sepeda motor, berisiko membuat burung stres karena getaran motor langsung merambat ke sangkar. Hal ini lebih berisiko ketika kita melewati jalanan berlubang. Sementara kalau kita bawa model ransel, maka getaran motor atau geronjalan jalan berlobang teredam oleh tubuh kita.

4. Kurang rapat ketika mendekatkan sangkar dengan karamba ketika akan memindah burung dari sangkar ke karamba atau sebaliknya. Sela antara karamba dan sangkar rawan diterobos burung, terutama burung yang semi liar. (BTW, inilah kejadian yang belum lama ini saya alami dan beruntung si burung bisa ketangkap lagi).

Pencegahan, pastikan sangkar dan karamba benar-benar menempel sebelum kita berbarengan membuka pintu sangkar dan karamba untuk pemindahan burung.

5. Salah posisi ketika memegang burung. Salah posisi dalam memegang burung bisa menyebabkan burung mudah lepas, terutama kalau kita hanya memegang erat pada tubuh sementara bagian leher tidak kita posisikan terjepit di antara jari tangan. Seerat apapun kita memegang burung, tanpa sadar kita tetap akan memberi toleransi kerenggangan karena takut burung tergencet. Nah dalam kondisi ini, burung mudah lepas kalau tiba-tiba burung berontak atau kebetulan bulu-bulunya rontok dan tahu-tahu …plusut… bleber… burung terbang.
Read more > Faktor peyebab lepasnya burung dari kandang

Tips memebawa burung agar tidak stress

Ada beberapa pertanyaan mengenai cara membawa burung (transpor) agar burung tidak tersiksa, tidak takut, nyaman dan terhindar dari stres berat dan mati.


Untuk membawa burung, ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan sebagai berikut:
  1. Suhu badan bangsa burung kurang lebih 40°C, jadi sangat tinggi. Pada waktu sakit suhu badan burung dapat dengan drastis menurun. Oleh karena itu, dalam membawa burung sangkar harus ditutup dengan kain atau koran. Apabila mobil Anda dilengkapi alat penghangat, hangatkan dahulu ruang atau kabin mobil. Selama dalam perjalanan dianjurkari tidak membuka jendela-jendela (menghindari angin), juga tidak menghidupkan AC.
  2. Burung jenis besar yang sudah jinak dapat dibawa di luar sangkar, tetapi tetap harus dilindungi dengan penghangat misalnya jaket atau handuk.
  3. Burung jenis  kecil  dapat dibawa  di  dalam  kotak sepatu tetapi tetap dilindungi dengan penghangat seperti poin nomor  2.
  4. Sediakan pakan di dalam sangkar. Untuk pemakan serangga, sediakan kroto bersih atau jangkrik bersih yang bisa diletakkan di dalam wadah yang ditali kencang di kardus atau bisa juga ditebarkan di bagian pinggir sangkar. Untuk pemakan buah, berikan pisang atau buah lain yang relatif tidak berair.
Sementara sebelum burung diberangkatkan, perlu diberi tambahan multivitamin yang akan mengurangi tingkat stres burung dan menambah daya tahan. Contoh multivitamin yang perlu Anda sediakan di rumah setiap saat untuk berbagai keperluan menjaga vitalitas burung adalah BirdVit.
Setelah sampai tujuan, burung segera dikeluarkan dari wadahnya dan berikan lagi multivitamin setelah diberi makan dan minum secukupnya. Pemberian multivitamin sangat penting untuk burung-burung yang menjalani transportasi untuk diikutkan lomba.

Sumber :
Omkicu.com

Read more > Tips memebawa burung agar tidak stress

Burung dan perkembangannya

 
Burung Tledekan
Burung Colibri
Burung Colibri
Burung Cucak Jenggot
 
Jenis burung sangat banyak dan bervariasi, mulai dari burung kolibri yang kecil mungil, hingga burung unta yang lebih tinggi dari manusia. Menurut data yang ada selama ini, diperkirakan terdapat sekitar 8.800-10.200 spesies burung di seluruh dunia. Dan lebih dari 1.500 jenis (spesies) ada di Indonesia.
 
Burung termasuk ke dalam anggota kelompok hewan bertulang belakang (vertebrata) yang memiliki bulu dan sayap. Fosil tertua burung ditemukan di Jerman dan dikenal sebagai Archaeopteryx.
 
Semua jenis burung ini secara ilmiah digolongkan ke dalam kelas Aves.
 
Evolusi dan Morfologi Burung
 
Evolusi Burung
Burung Bangau
 
Walaupun burung termasuk hewan berdarah panas, menurut sejarahnya, burung berkerabat dekat dengan keluarga reptil. Bersama kerabatnya terdekat, suku Crocodylidae alias keluarga buaya, burung membentuk kelompok hewan yang disebut Archosauria.
 
Diperkirakan burung berkembang dari sejenis reptil di masa lalu, yang memendek cakar depannya dan tumbuh bulu-bulu yang khusus di badannya. Pada awalnya, sayap primitif yang merupakan perkembangan dari cakar depan itu belum dapat digunakan untuk sungguh-sungguh terbang, dan hanya membantunya untuk bisa melayang dari suatu ketinggian ke tempat yang lebih rendah.
 
Burung masa kini telah berkembang sedemikian rupa sehingga terspesialisasi untuk terbang jauh, dengan perkecualian pada beberapa jenis yang primitif. Bulu-bulunya, terutama di sayap, telah tumbuh semakin lebar, ringan, kuat dan bersusun rapat.
 
Bulu-bulu ini juga bersusun demikian rupa sehingga mampu menolak air, dan memelihara tubuh burung tetap hangat di tengah udara dingin. Tulang belulangnya menjadi semakin ringan karena adanya rongga-rongga udara di dalamnya, namun tetap kuat menopang tubuh. Tulang dadanya tumbuh membesar dan memipih, sebagai tempat perlekatan otot-otot terbang yang kuat. Gigi-giginya menghilang, digantikan oleh paruh ringan dari zat tanduk.
 
Kesemuanya itu menjadikan burung menjadi lebih mudah dan lebih pandai terbang, dan mampu mengunjungi berbagai macam habitat di muka bumi. Ratusan jenis burung dapat ditemukan di hutan-hutan tropis, mereka menghuni hutan-hutan ini dari tepi pantai hingga ke puncak-puncak pegunungan.
 
Burung juga ditemukan di rawa-rawa, padang rumput, pesisir pantai, tengah lautan, gua-gua batu, perkotaan, dan wilayah kutub. Masing-masing jenis beradaptasi dengan lingkungan hidup dan makanan utamanya. Maka dikenal berbagai jenis burung yang berbeda-beda warna dan bentuknya. Ada yang warnanya cerah cemerlang atau hitam legam, yang hijau daun, coklat gelap atau burik untuk menyamar, dan lain-lain.
 
Ada yang memiliki paruh kuat untuk menyobek daging, mengerkah biji buah yang keras, runcing untuk menombak ikan, pipih untuk menyaring lumpur, lebar untuk menangkap serangga terbang, atau kecil panjang untuk mengisap nektar. Ada yang memiliki cakar tajam untuk mencengkeram mangsa, cakar pemanjat pohon, cakar penggali tanah dan serasah, cakar berselaput untuk berenang, cakar kuat untuk berlari dan merobek perut musuhnya.
 
Fosil Dinosaurus mirip dengan Burung ditemukan di China
 
Fosil Burung Purba
 
Beberapa peneliti China telah menggali fosil dinosaurus mirip burung dengan empat sayap di China timur-laut, yang mereka duga adalah penghubung yang hilang dalam evolusi dinosaurus menjadi burung. Dalam satu laporan di jurnal “Nature”, mereka mengatakan mereka menemukan fosil “Anchiornis huxleyi”, yang terpelihara dengan baik dan berkeliaran di Bumi sekitar 160 juta tahun lalu, di satu wilayah geologi di provinsi Liaoning di bagian timur-laut China.

Fosil itu, yang memiliki ukuran tubuh sebesar anak ayam, memiliki total panjang tubuh kurang dari 50 centimeter dan tengkorak dengan panjang 6 centimeter, pata pemimpin peneliti Xing Xu di Akademi Sains China di Beijing melalui surat elektronik.
“Temuan ini menunjukkan bahwa burung sangat mungkin diturunkan dari sejenis dinosaurus bersayap-empat yang berukuran kecil sekitar 160 juta tahun lalu,” kata Xu. “Ini adalah penghubung antara theropod yang lebih khusus (dinosaurus yang berkeliaran dengan dua bagian belakang tubuh) dan burung. Hewan tersebut hidup pada sekitar era yang sama yang kami perkirakan bagi nenek-moyang burung,” katanya.

Dalam satu pernyataan, para peneliti itu mengatakan, “Bulu panjang menutup lengan dan ekor, tapi juga kaki, sehingga menunjukkan bahwa tahap empat-sayap mungkin pernah ada dalam peralihan ke burung.”

Peralihan dari dinosaurus ke burung masih belum terlalu difahami akibat kurangnya fosil yang terpelihara dengan baik, dan banyak ilmuwan mengatakan dinosaurus mirip burung tampaknya sangat terlambat dalam catatan fosil sebagai nenek-moyang burung sesungguhnya.

Para peneliti China tersebut percaya fosil itu adalah dinosaurus mirip burung yang paling tua yang sejauh ini dilaporkan, dan lebih tua daripada Archaeoteryx, burung paling awal yang pernah dikenal.

“Keberadaan spesies seperti itu pada saat ini dalam catatan fosil secara efektif memperdebatkan argumen bahwa dinosaurus mirip burung muncul sangat terlambat untuk menjadi nenek-moyang burung,” tulis mereka.
 

Kebiasaan Burung

 
Burung Yellow Finch
Burung Kenari
Burung Manyar Padi
Burung Humming Bird
 
Burung berkembang biak dengan bertelur. Telur burung mirip telur reptil, hanya cangkangnya lebih keras karena berkapur. Beberapa jenis burung seperti burung maleo dan burung gosong, menimbun telurnya di tanah pasir yang bercampur serasah, tanah pasir pantai yang panas, atau di dekat sumber air panas. Alih-alih mengerami, burung-burung ini membiarkan panas alami dari daun-daun membusuk, panas matahari, atau panas bumi menetaskan telur-telur itu; persis seperti yang dilakukan kebanyakan reptil.
 
Akan tetapi kebanyakan burung membuat sarang, dan menetaskan telurnya dengan mengeraminya di sarangnya itu. Sarang bisa dibuat secara sederhana dari tumpukan rumput, ranting, atau batu; atau sekedar kaisan di tanah berpasir agar sedikit melekuk, sehingga telur yang diletakkan tidak mudah terguling. Namun ada pula jenis-jenis burung yang membuat sarangnya secara rumit dan indah, atau unik, seperti jenis-jenis manyar alias tempua, rangkong, walet, dan namdur.
 
Anak-anak burung yang baru menetas umumnya masih lemah, sehingga harus dihangatkan dan disuapi makanan oleh induknya. Kecuali pada jenis-jenis burung gosong, di mana anak-anak burung itu hidup mandiri dalam mencari makanan dan perlindungan. Anak burung gosong bisa segera berlari beberapa waktu setelah menetas, bahkan ada pula yang sudah mampu terbang.
 
Jenis-jenis burung umumnya memiliki ritual berpasangan masing-masing. Ritual ini adalah proses untuk mencari dan memikat pasangan, biasanya dilakukan oleh burung jantan. Beberapa jenis tertentu, seperti burung merak dan cenderawasih, jantannya melakukan semacam tarian untuk memikat si betina. Sementara burung manyar jantan memikat pasangannya dengan memamerkan sarang setengah jadi yang dibuatnya. Bila si betina berkenan, sarang itu akan dilanjutkan pembuatannya oleh burung jantan hingga sempurna; akan tetapi bila betinanya tidak berkenan, sarang itu akan dibuang atau ditinggalkannya.
 
Burung dan Manusia

Burung Kolibri
Burung Walet Hutan
 
Burung telah memberikan manfaat luar biasa dalam kehidupan manusia. Beberapa jenis burung, seperti ayam, kalkun, angsa dan bebek telah didomestikasi sejak lama dan merupakan sumber protein yang penting; daging maupun telurnya.
 
Di samping itu, orang juga memelihara burung untuk kesenangan dan perlombaan. Contohnya adalah burung-burung merpati, perkutut, murai batu dan lain-lain. Burung-burung elang kerap dipelihara pula untuk gengsi, gagah-gagahan, dan untuk olahraga berburu. Banyak jenis burung telah semakin langka di alam, karena diburu manusia untuk kepentingan perdagangan tersebut. Selain itu populasi burung juga terus menyusut karena rusaknya habitat burung akibat kegiatan manusia. Oleh sebab itu beberapa banyak jenis burung kini telah dilindungi, baik oleh peraturan internasional maupun oleh peraturan Indonesia. Beberapa suaka alam dan taman nasional juga dibangun untuk melindungi burung-burung tersebut di Indonesia.
 
Yang menyenangkan, beberapa tahun belakangan ini telah tumbuh kegiatan pengamatan burung (birdwatching) di kalangan pemuda dan pelajar. Kegiatan yang menumbuhkan kekaguman dan kecintaan pada jenis-jenis burung yang terbang bebas di alam ini, sekaligus merintis kecakapan meneliti alam (terutama kehidupan burung) di kalangan generasi muda tersebut.
 
 

Jenis-jenis burung

  • Burung Cenderawasih
  • Burung Jalak
  • Burung Kakatua
  • Burung Merak
  • Burung Merpati
  • Burung Murai Daun atau Burung Cucak Hijau (Cucak Ijo)
  • Burung Perkukut
  • Burung Perenjak
  • Burung Ciblek
  • Burung Punai
  • Burung Merbah
  • Burung Pinguin
  • Burung Anis Merah atau Burung Punglor Merah
  • Burung Anis Kembang atau Burung Punglor Kembang
  • Burung Cendana atau Burung Punglor Cendana
  • Burung Murai dan Burung Murai Batu
  • Burung Tledekan atau Burung  Sulingan
  • Burung Kacer atau Burung Magpie Robin
  • Burung Cucak Rowo atau Burung Cucak Rawa
  • Burung Cendet atau Burung  Pentet
  • Burung Kenari dan Burung jenis Finch
  • Burung Love Bird atau Burung Lovebird
  • Burung Kutilang
  • Burung Cililin
  • Burung Pelatuk
  • Burung Decu
  • Burung Walet atau Burung Walit
  • Dan lain-lain

Perawatan Burung

 
Burung Jalak
Burung Kacer
Burung Robin
 
Untuk membuat burung peliharaan rajin berkicau, sehat, dan bulu-bulunya mengkilat, maka dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut:

Pakan Burung (Makanan Burung)
Burung tangkaran banyak yang berasal dari alam, ataupun yang berasal dari anakan peternak. Bagi burung yang merupakan tangkapan dari alam, biasanya mereka agak liar, sehingga pola makan mereka lebih cenderung ke extra fooding (makanan-makanan hidup), bagi burung yang telah jinak biasanya mereka mau memakan poer/voer. Poer/Voer banyak yang dijual di pasaran, yang populer di Indonesia biasanya adalah merk Phoenix, Fancy, and Gold Coin. Selain itu, terdapat banyak pula merk-merk yang lain.
Perawatan Burung di pagi hari
  • Kandang burung dikeluarkan ke teras rumah (diangin-anginkan). Akan lebih bagus jika digantung menghadap ke matahari terbit sambil membersihkan kandang dari fesenya kemudian berikan 2-3 ekor jangkrik yang sudah dibersihkan kakinya dan sayapnya ditambah kroto telur semut yang bersih sekitar 1 sendok teh. Kemudian mandikan Burung pada pukul 07.30.
  • Burung dapat disemprot menggunakan sprayer halus untuk membuat bulunya mengkilat. Sprayer tersebut dapat dicampur dengan air rebusan daun sirih atau shampo burung (biasa disebut Avi Shampoo) yang dijual umum di kios. Atau masukan wadah kecil yang di isi air bersih (dijual di kios juga). Apabila burungnya sudah terlatih, burung dapat dimasukan kekandang mandinya atau biasa disebut keramba mandi.
  • Setelah dibersihkan kandangnya dan dimandikan, kandang dan burungnya dapat dijemur dibawah matahari dari pukul 09.30 sampai dengan pukul 10.00. Kemudian angkat kandang burung dan gantung pada tempat yang teduh serta jauh dari aktivitas manusia agar burung tersebut bernyanyi/ berkicau.
Perawatan Burung di sore Hari (sekitar pukul 16.00)
Lakukan sama seperti perawatan pagi hari. Burung diberikan makanan tambahan, dimandikan kemudian dijemur kembali sampai bulu-bulunya kering.
Perawatan Burung di malam hari
Masukan kandang burung ke tempat yang tenang atau jika digantung di luar rumah (teras), kandang harus dikerudung dengan kain agar burung tidak digigit nyamuk.


Read more > Burung dan perkembangannya
 
 
Copyright © seputar dunia burung
Blogger Theme by Blogger Designed and Optimized by Tipseo