Menurut McCallum Dobson (2006) berdasarkan Crooks dan Sanjayan (2006), fragmentasi habitat inang bisa meningkatkan jarak rata-rata parasit untuk berpindah antara kelahiran dan kesuksesan kolonisasi satwa.
Kondisi dimana populasi inang berubah menjadi kawasan kecil dan terfragmentasi akan menyebabkan peningkatan keberhasilan penyebaran penyakit dan akan menyebabkan peningkatan prevalensi terhadap beberapa parasit dan patogen lain.
Menurut Thompson (2001), penyakit utama yang terjadi pada populasi di penangkaran adalah hemochromatosis, atoxoplasmosis, dan chlamydia.
Hemochromatosis merupakan suatu kondisi dimana burung mengalami gangguan pada penyimpanan zat besi sehingga bisa menimbulkan akumulasi zat besi yang berlebihan, pada akhirnya hal ini bisa mengakibatkan peradangan pada berbagai organ tubuh burung.
Hingga saat ini belum diketahui dengan apsti apa penyebab dari hemochromatosis pada burung. Namun, hemochromatosis masih menjadi penyakit yang sering menyerang pada beberapa jenis burung jalak.
Beberapa peneliti mempunyai pendapat bahwa hemochromatosis termasuk penyakit yang berhubungan dengan diet karena hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa penurunan konsumsi zat besi bisa menurunkan resiko penyakit ini. Selain itu pemberian pakan berupa buah jeruk bisa membantu memberikan asupan asam askorbat yang bisa meningkatkan penyerapan zat besi.
Atoxoplasmosis adalah penyakit pada burung yang disebabkan oleh parasit koksidia yang menginfeksi epitel intestinal dan sistem limfoid pada burung-burung yang berkicau.
Infeksi pada burung berasal dari tertelannya ookista yang bersporulasi dan mempunyai efek infeksi yang berat dan kematian pada burung-burung muda yang biasanya terjadi pada burung dengan usia sekitar 3 hingga 8 minggu.
Infeksi atoxoplasma pada burung dewasa cenderung bersifat asimptomatik dan sering tidak terjadi pengeluaran ookista kecuali burung mengalami stres, misalnya ketika burung dipindahkan dari kebun binatang satu ke kebun binatang lain. Hingga saat ini atoxoplasma dipercaya bisa diturunkan dan disebarkan ke anakan sehingga anakan burung akan terinfeksi.
Menurut Thompson (2001), sulfachlorpyrazine dan toltrazuril adalah dua macam obat yang sekarang digunakan secara rutin untuk mengatasi tahapan hidup atoxoplasmosis yang berbeda pada jalak bali.
Tuesday, April 16, 2013
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment