Sunday, July 7, 2013

Cara merawat burung kutilang agar rajin berkicau

Cara merawat burung kutilang agar rajin berkicau - Pada dasarnya burung kutilang sekalipun bukan merupakan burung unggulan  baik untuk sekedar pelihaaraan apalagi untuk lomba atau kontes burung  kicauan, sepertinya untuk saat ini belum disebut, apalagi dengan  harganya yang sangat relatif murah, namun tidak salah jika kita juga  memelihara burung tersebut untuk tambahan koleksi di rumah kita. Pada artikel ini mungkin agak sedikit beda dan barangkali sangat sedikit  yang meng-share tentang tips memelihara burung kutilang.

Di sini saya akan mencoba menyampaikan sedikit pendapat saya tentang bagaimana cara membentuk Burung Kulitang agar rajin berkicau (gacor) dengan variasi suara yang indah. Burung Kulitang adalah termasuk jenis burung murah namun bukan berarti murahan, namun sangat asyik juga untuk coba

Berikut adalah Cara merawat burung kutilang agar rajin berkicau:

  1. Pertama diawalai dari cara pemilihan jenis kelamin burung karena  biasanya yang rajin berkicau adalah yang jenis kelamin jantan, dan  kebanyakan para penghobi burung sudah tahu ciri-ciri bedanya antara burung jantan dan betina.

2. Selanjutnya burung dimandikan tidak harus setiap pagi (tergantung cuaca) dan cukup dengan cara semprot pakai  spray saja yaitu pada sekitar jam 7-an atau tergantung situasi atau mungkin  lebih siang sedikit jika kondisi musim hujan.

3.  Lakukan penjemuran selama kurang lebih 1 jam jika matahari benar-benar  cerah dan boleh lebih lama apabila kondisi matahari tidak begitu cerah  cukup 1 - 1,5 jam-an saja, selesai dijemur lalu diangin-anginkan di  teras.

4. Sediakan makanan yang cukup seperti voer yang berkualitas (maaf tidak  bermaksud promosi: topsong sudah lumayan bagus) karena pada makanan  kemasan terebut terdapat kandungan vitamin, protein dan zat lain yang  dibutuhkan oleh burung.

5. Selaim makanan normal harian, seperti buah-buahan (Pisang kepok,  pepaya, dll), berilah makanan tambahan  pada burung atau yang lebih dikenal dengan  (EF: Extra Fooding) seperti jangkrik setiap pagi 2 - 3 ekor dan sore  demikian juga 2-3 ekor (trucukan biasanya ga terlalu agresif dengan  jangkrik dengan jumlah yang banyak), untuk menambah rangsangan suara  agar ngriwik bisa juga ditambah dengan ulat  hongkong cukup  satu sendok makan untuk 2-3 hari (bisa dicampurkan ke dalam wadah pakan  yang berisi voor) jadi tidak sekali habis dimakan dan juga berikan kroto  sebagai variasi  jenis EF lainnya yang juga bisa dan diperbolehkan untuk tambahan  protein.

6. Sebagai pendamping agar suara lebih bervariasi bisa dengan routin diperdengarkan menggunakan  suara burung dalam bentuk MP3 (bisa download di internet) dengan  settingan suara yang bisa membuat burung  kita bisa berlatih dan  terbiasa dengan suara tersebut yang akan membuat kulilang lebih banyak  variasi suaranya. 

7. Dan yang terakhir yang tidak kalah penting adalah buatlah suasana disekitar rumah diusahakan ramah terhadap burung artinya jangan sampai  burung merasa tidak nyaman, terganggu dengan adanya penggoda yang memang  sengaja menggoda atau karena tidak tahu dan hanya sekedar ingin iseng,  maka kalo bisa hal seperti itu diusahakan untuk dihindari demi  kenyamanan burung.

Demikian sedikit tips yang bisa saya sampaikan. Semoga bermanfaat.

Read more > Cara merawat burung kutilang agar rajin berkicau

BURUNG MURAI BATU NIAS DAN JENISNYA

BURUNG MURAI BATU NIAS DAN JENISNYA


Nias dulunya dikenal dengan burung beo atau magiao yang dapat meniru suara yang ada di sekitarnya, bahkan suara manusia. Karena kepandaiannya meniru berbagai suara tersebut, burung beo menjadi incaran dan mempunyai nilai jual tinggi di Pulau Nias maupun di luar Nias. Kini, perlahan tötöhua atau murai batu (Copsychus malabaricus) nias mendapat tempat di hati para pencinta burung.

Kini populasi burung beo di kepulauan Nias sudah hampir punah dan langka. Sampai-sampai Pemerintah Indonesia memasukkan burung beo sebagai satwa yang dilindungi. Hanya sayang, hal ini tidak diikuti oleh perhatian serius pemerintah setempat. Kita tahu, peraturan daerah untuk burung beo ini tak pernah diterbitkan. Proyek penangkaran juga hingga kini tidak jelas hasilnya.

Seiring kelangkaan burung beo di Pulau Nias, burung murai batu nias menjadi primadona di hati para pencinta burung di Kepulauan Nias. Pertanyaan besarnya, akankah nasib tete'iko atau tötöhua akan berakhir tragis seperti magiao?

Harga Tinggi

Osiduhugö Daely—seorang pencinta burung dan bekerja sebagai polisi berpangkat bripka— yang dijumpai NBC di kediamannya, di rumah Dinas Polres Nias, Jalan Anggrek, Kelurahan Ilir, Kecamatan Gunungsitoli, Kota Gunungsitoli, mengatakan bahwa murai batu nias kini sudah mulai memiliki harga jual yang tinggi karena sudah mulai diminati para pencinta burung baik dari Pulau Nias maupun dari luar Nias.

Pria ramah yang kesehariannya bekerja sebagai Kepala Urusan Surat Izin Mengemudi (SIM) di Satuan Lalu Lintas Polres Nias, kepada NBC, juga menceritakan bahwa salah seorang temannya sesama pencinta murai batu yang bernama Roni, pernah menjual murai batu dari Nias miliknya kepada peminat murai batu dari Siantar seharga Rp 8.000.000.

Di kontes murai batu nasional pun yang diadakan di Jakarta, murai batu nias juga pernah meraih juara III. Prestasi itu membuat pencinta-pencinta burung murai batu dari luar daerah mulai melirik dan memburu murai nias.

Akibatnya, murai batu nias semakin mahal dan sering dibawa keluar daerah. Bahkan, menurut Osiduhugö, setiap bulan, murai batu nias yang dibawa keluar daerah sebanyak 100 sampai 200 ekor. “Inilah yang membuat harga murai batu nias ini melambung,” ujarnya.

Harga murai batu yang sering menang lomba akan semakin mahal. Bisa dihargai hingga jutaan rupiah. Menurut Osiduhugö, murai batu yang baru ditangkap dan belum makan pur (makanan burung olahan) dapat dijual seharga Rp 100.000 sampai Rp 200.000. Jika sudah makan pur dan belum pandai, dapat dijual dengan harga Rp 300.000 hingga Rp 500.000, dan yang telah pandai harganya semakin tinggi dari Rp 500.000 hingga jutaan.

Adapun Osiduhugö telah 9 kali memenangi kontes murai batu di Pulau Nias dan pernah meraih juara I pada perlombaan kontes burung murai batu yang diadakan ER2 Cup, dengan hadiah sebesar Rp 1 juta. Ia meraih juara II dan mendapat hadiah sebesar Rp 800.000 pada perlombaan kontes burung mura batu yang diadakan oleh Nias Birds Club, dan juga pernah meraih juara III.

Kelebihan Murai Batu Nias


Jika tidak dilestariakan, niscaya dalam waktu dekat Murray Batu Nias akan sulit ditemukan dan menjadi langka. Selama memelihara murai batu, Osiduhugö mengatakan, dari pengamatannya, murai batu nias mempunyai kelebihan daripada murai batu dari daerah lain. “Murai batu nias memiliki kepandaian dan IQ lebih tinggi, yang dibuktikan dengan daya tangkap dalam meniru suara di sekitarnya yang lebih cepat daripada murai batu dari daerah lain,” ujarnya.

Selain memiliki daya tangkap dan IQ yang lebih tinggi, murai batu juga memiliki mental yang lebih kuat. Hal itu bisa terlihat jika dibawa ke mana saja dan sering dipindahkan dari kandang yang satu dengan kandang lainnya, murai batu nias tidak cepat stres.

Ciri khas dari murai batu yang berasal dari Nias, tutur Osiduhugö Daely kepada NBC, adalah pada ekornya. “Seluruh ekor murai batu nias berwarna hitam polos, sedangkan ekor pada murai dari daerah lain, terdapat beberapa helai ekor pada bagian bawah yang bewarna putih,” ujarnya.

Hobi yang dijalani pria kelahiran 1973 tersebut mememilihara burung murai batu membawanya menjadi salah satu pengurus pengurus Nias Bird Club yang dibentuk pada tahun 2008.

Untuk merawat 25 ekor burung miliknya—dari berbagai jenis, Osiduhugö mengaku menyisihkan uang Rp 200.000 untuk biaya pakan dan perawatan.

Pakan burung seluruhnya didatangkan dan dibeli dari luar daerah, seperti pur (Rp 8.000-Rp 10.000 per bungkus), jangkrik (130.000 per kilo untuk 2 bulan), ulat hongkong, ulat bambu (terkadang ada di Nias), dan kroto (telur semut).

Di antara murai batu, yang dipelihara Osiduhugö Daely, NBC juga melihat ada beberapa jenis burung lainnya, seperti burung kapas tembak, manyar, levbet, kenari, siri-siri, jalak kerbau, cahlilin, burung fofo usö, dan kinoi.

Sebagian besar burung yang dimilikinya tersebut, menurut pria tamatan Sekolah Polisi Negara (SPN) Singaraja, Bali, ini dibeli di Kota Gunungsitoli, dan sebagian juga ada yang diberikan oleh temannya. “Saya memelihara jenis burung lainnya untuk mengisi suara pada murai batu yang saya pelihara, di mana dengan adanya bermacam-macam burung dengan suara yang berbeda-beda, murai batu dapat mengikuti semua suara tersebut dan tidak akan pasif jika mengikuti kontes,” tuturnya.

Cara Merawat Burung Murai Batu Nias
Ketika disinggung tentang cara dan kiat merawat seekor murai batu menjadi pandai dan dapat diikutkan pada kontes, pria yang juga hobi olahraga tersebut dengan ramahnya mau berbagi trik merawat burung kepada NBC. Menurut dia, yang perlu diperhatikan dalam memelihara murai batu adalah waktu pemberian makanan.
Jadwal yang telah ditentukan untuk memberikan makanan murai batu harus tepat waktu dan tidak diubah-ubah waktu dan jam dari kebiasaan. Murai batu juga harus diberikan puding setiap harinya berupa jangkrik, ulat bambu, ulat hongkong dan kroto, mulai dari 5 ekor hingga 15 ekor per harinya, disesuaikan dengan situasi burungnya, dari yang pemula hingga yang telah ikut kontes.


“Setiap hari, burung murai juga harus tetap dimandikan 2 kali sehari jika cuaca cukup panas. Namun, cukup 1 kali jika cuaca mendung atau hujan,” ujarnya. Setelah dimandikan, burung murai batu juga harus dijemur setiap harinya selama 3 jam dan setelah dijemur, lalu dibebaskan ke dalam kandang umbar (kandang yang lebih besar) agar segar dan bebas bergerak.

Ketika ditanya tentang harapannya terhadap pemerintah tentang maraknya perburuan murai batu nias, pria yang besar dan tamat SMA di Palembang tersebut sangat mengharapkan pemerintah untuk membuat sebuah tempat penangkaran murai batu, dan juga mengusulkan peraturan daerah tentang murai batu nias di DPRD.
Menurut Osiduhugö Daely, murai batu nias bisa bernasib seperti burung beo, sebab setiap bulannya dibawa keluar daerah sebanyak 100 sampai 200 ekor sehingga jika tidak dilestariakan, niscaya dalam waktu dekat Murray Batu Nias akan sulit ditemukan dan menjadi langka.

Melihat tingginya harga murai, saatnya pemerintah setempat segera turun tangan sebelum terlambat untuk menyelamatkan tötöhua yang merupakan burung endemic kepulauan Nias ini.


Jenis-jenis murai batu yang dikenal di Indonesia adalah sebagai berikut:
  • Murai batu medan, Bukit Lawang, Bohorok, kaki G Leuser wilayah Sumatra Utara. Panjang ekor 27 – 30 cm.
  • Murai Aceh, di kaki G Leuser wilayah Aceh. Panjang ekor 25 – 30 cm.
  • Murai batu Nias, panjang ekor 20 – 25 cm. Ekor keseluruhan berwarna hitam.
  • Murai Jambi, hidup di Bengkulu, Sumatra Selatan, Jambi.
  • Murai batu Lampung, hidup di Krakatau, Lampung. Ukuran tubuh lebih besar dari Murai Medan. Panjang ekor 15 – 20 cm.
  • Murai Banjar (Borneo), jenis ini paling populer di Kalimantan, karena sering merajai berbagai lomba di Kalimantan. Penyebaran di Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan. Panjang ekor 10 – 12 cm.
  • Murai Palangka (Borneo), panjang ekor 15 – 18 cm. Hidup di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat.
  • Larwo (Murai Jawa), hidup di Jawa Tengah dan Jawa Barat. Tubuh jauh lebih kecil dari murai medan. Jenis ini sudah sangat langka ditemukan. Panjang ekor 8 – 10 cm.
Read more > BURUNG MURAI BATU NIAS DAN JENISNYA
 
 
Copyright © seputar dunia burung
Blogger Theme by Blogger Designed and Optimized by Tipseo