Saturday, April 13, 2013

Penyemaian jabon merah

Dibawah ini akan menunjukkan proses perkembangan dalam penyemaian benihjabon merah samama, mudah mudahan bermanfaat bagi semua.


Tanah untuk proses semai jabon merah sebaiknya tanah halus diayak atau tanah subur yang dalam, agar tidak tercampur dengan benih rumput kemudian media disiram air sampai jenuh.


Media semai juga bisa menggunakan bak plastik,,tujuannya bila ada teman atau sahabat membutuhkan bisa dikirim kemana mana



Penyungkupan menggunakan paranet dan plastik tujuannya adalah :
  • Menjaga kelembaban media, kalau terlalau kering benih tidak akan tumbuh
  • Menjaga dari gangguan hewan maupun gangguan cuaca panas dan hujan



Berapa hari benih mulai tumbuh ? benih mulai berkecambah di usia 8 sd maksimal 30 hari tergantung kondisi benih dan cuaca serta media.


Sungkup kenapa perlu dibuka waktu benih udah berkecambah? Perlu agar tidak terlalu lembab dan mngundang jamur, semprot itu  media dnegan  sprayer dan dengan fungisida, jam 7 pagi atau jam 4 sore tiap hari sekali dan plastik sungkup dibuka jam 7 sd jam 10-11 an pagi, agar kena cahaya dan tumbuhnya  bibit jabon lebih cepat.


Bibit jabon merah sudah mulai berdaun empat, musti nunggu 30 an hari lagi biar bisa disapih, nanti kita sambung lagi untuk penyemaian jabon merah
Read more > Penyemaian jabon merah

Memilih Ayam Serama Unggulan


Ayam Serama - Ayam yang berasal dari malaysia ini kini mulai banyak diminati. Hal ini terbukti dari banyaknya event kejuaraan ayam serama yang memperlombakan hingga beberapa kelas. Ayam serama merupakan ayam kontes, sehingga dalam memilih ayam serama yang unggulan hendaknya dipilih sesuai dengan kriteria penilaian dalam kontes. Nah berikut beberapa ciri ayam serama unggulan.


  • Ciri utama adalah kepala tertarik ke belakang, bagian belakang pendek, sayap vertical dan ekor panjang, penuh, dan apabila berkembang, tidak menyentuh balung. Posisi tengah mata sama dengan posisi tengah kaki ketika berdiri. Terlihat gagah, berani dan yakin. Lagak suka menonjol seperti berkokok dan suka berdiri.

  • Memiliki ukuran kepala kecil, proporsional dengan tubuh. Muka merah cerah dan bersih.Organ-organ yang ada di kepala seperti paruh, telinga, hidung, dan mata tidak cacat. Jengger, salah satu bagian penting dalam penilaian. Ukuran jengger tidak terlalu besar atau kecil dengan bentuk menyerupai lengkungan kurva. Posisi jengger tegak tidak miring, berwarna merah segar. Jumlah gerigi maksimal 5 dengan ukuran dan kedalaman seragam.

  • Ukuran ekor besar, vertikal dan tinggi. Bulu ekor utama panjang, melentik di penghujung dan berkembang seperti bentuk V.Lawi(ayam jantan) vertical 90° dan sedikit melentik kebelakang di saat terakhir. Ekor selalu terlihat mekar dengan bukaan 45° dari arah samping, atau menyerupai huruf A. Bulu-bulu yang menyusun ekor minimal berjumlah 6 helai dan dilengkapi bulu asuh minimal 5 helai. Posisi ekor lurus, tidak miring kekanan atau kekiri. Susunan antar bulu rapi menyerupai anak tangga dilihat dari ujung bulu. Kedudukan bulu pertama tegak keatas hamper membentuk sudut 90°dan rapat ke bulu pedang atau lawi. Tingginya melebihi kepala. Bulu pertama yang terlalu kedepan di nilai kurang baik.

  • Ketika berdiri, sayap ayam dalam posisi vertikal tetapi sedikit membelok kebelakang. Ujung sayap bersentuhan sedikit dengan lantai. Dalam keaadaan berdiri normal, tidak jinjit, ujung sayap menyentuh jari-jari kaki. Posisinya mengarah kedepan sehingga tegak lurus ke lantai. Sayap yang menggantung mengurangi nilai. Semakin tinggi posisi menggantungnya, semakin banyak pengurangan nilainya. Bulu sayap juga tidak boleh ada yang tanggal, sobek, dan melintir.

  • Penilaian warna bulu tidak mempunyai patokan khusus. Namun, warna – warna langka cenderung dinilai lebih besar seperti putuh polos atau hitam solid. Seiring dengan perkembangan jumlah populasi, warna-warna cerah, rinting, mas, dan berpola spot – spot dibagian dada kian diminati.
  • Khusus induk betina dan anakan poin bulu rendah karena ada yang sebaik warna bulu jantan. Bulu kemas atau rapat mempunyai nilai lebih karena mengesankan sosok ayam lebih kecil. Bulu kemas dicirikan dengan tulang-tulang halus, melekat erat ketubuh, tidak mengembang. Bulu yang terlihat mengkilap, rapi, bersih, tidak berkutu. Poin berkurang bila bulu disekitar dubur tampak rusak.

  • Badan tegap dan bulat. Dada ayam lebih luas dari bagian belakang apabila dilihat dari atas. Dari tepi, badab berbentuk V. Belakang ayam pendek dan lebar dibagian bahu. Perbandingan antara lebar tubuh dan tinggi berdasarkan tipenya: tubuh tipis 25%, tubuh ideal 40-50% dan tubuh bulat lebih dari 60%. Belakangan tipe tubuh tipis dengan dada menonjol lebih disukai karena mengesankan serama lebih mini. Dengan begitu pinggangpun akan terlihat lebih ramping.

  • Kaki tidak begitu rapat dan parallel. Panjang sederhana dan seimbang dengan ukuran sayap. Paha berotot dan sederhana panjang. Taji dibagian tengah betis, keras, kecil dan menuju kebelakang kaki. Panjang kaki proporsional dengan tubuh. Tungkai kaki langsing dengan jari-jari yang lentik. Sisik dan kuku jari lengkap dan tidak cacat. Warna kaki selama ini tidak dinilai, yang penting serasi dengan warna bulu. Serama berbulu putih atau terang biasana berkaki kuning atau putih. Sedangkan ayam serama yang berbulu gelap, warna kakinya abu-abu atau hitam.

  • Mempunyai lawi (bulu panjang pada ekor) yang panjang. Semakin panjang bulu lawi emakin bagus.Serama size kecil 6-7 cm; size sedang dan besar 8-9 cm. Namun, bulu lawi harus keras sehingga berdiri tegak 90° mengikuti bulu ekor pertama. Posisi lawi melebihi 90°, kurang baik. Bentuk lawi lancip seperti daun ilalang, berujung runcing.


Read more > Memilih Ayam Serama Unggulan

Budidaya tanaman jabon


Proses penanaman bibit pohon Jabon, termasuk hal yang penting untuk diperhatikan. Mengingat dalam proses ini akan menentukan bagaimana tanaman Jabon bisa tumbuh dan berkembang sehingga sesuai harapan. Sebab, untuk mengoptimalkan hasil tanaman bukan sekedar dengan cara menanami lahan dengan bibit sebanyak-banyaknya.
Karena jika hal tersebut dilakukan, bisa jadi bukan keuntungan yang diperoleh petani. Namun sebaliknya, bibit yang ditanam akan mati atau tumbuh kurang optimal. Dengan demikian, keuntungan yang diharapkan pun tidak akan tercapai. Cara yang paling baik dalam proses penanaman Jabon adalah dengan sistem optimalisasi dan bukan maksimalisasi.
Beberapa hal yang harus dilakukan dalam proses penanaman Jabon di antaranya adalah :
1. Penyiapan Lahan
Dalam proses penyiapan lahan ini ada dua hal penting yang harus dilakukan. Yang pertama adalah pembersihan lahan dari unsur pengganggu. Seperti semak belukar, alang-alang dan berbagai tanaman yang sudah mati. Proses pembersihan bisa dilakukan dengan cara manual atau menggunakan zat kimia seperti Sodium Chorate (5-10 g/m2)
Hal kedua adalah pengolahan tanah. Dalam hal ini, tanah perlu dikelola agar mampu memberikan kesuburan bagi tanaman yang akan hidup di tanah tersebut. Pengelolaan ini meliputi proses pemupukan, baik pupuk organik maupun anorganis. Untuk pupuk organis bisa menggunakan pupuk kandang, sementara pupuk anorganik yang biasanya dipakai adalah NPK, TSP, KCL dan SP36.
Setelah pemupukan, tanah perlu diberikan zat kapur sebanyak 100 gram per lubang. Proses ini biasanya dilakukan pada tanah yang asam, tanah yang belum matang serta tanah yang sedikit unsur hara calsium dan magnesiumnya.
Pengolahan tanah terakhir adalah mencampurkan bahan mineral untuk proses ameliiorasi. Bahan ini berfngsi sebagai sumber hara mineral, menurunkan nilai KTK serta mampu meningkatkan kejenuhan basa di tanah.
2. Penentuan Jarak Tanam
Jarak tanam memiliki peran penting dalam menentukan kualitas tanaman. Karena jarak tanam ini akan mempengaruhi sebuah tanaman dalam proses memperoleh sinar matahari. Untuk budidaya Jabon, jarak tanam ideal adalan 3 x 4 meter dengan pola tanam monokultur. Hal ini diperlukan, mengingat ketika Jabon sudah mulai tinggi, maka masing-masing cabang akan tumbuh dan bersinggungan.
Bila terlalu rapat, akan berdampak menghalangi sinar matahari yang bisa ditangkap oleh batang Jabon. Selain itu, di bagian akar akan terjadi perebutan zat makanan oleh setiap tanaman. Sehingga tanaman Jabon tidak akan bisa tumbuh secara sempurna dan pertumbuhannya hanya cenderung kurus tinggi saja.
3. Pembuatan Lubang Tanam
Proses pembuatan lubang ini sebaiknya dilakukan seminggu sebelum bibit ditanam. Hal ini dilakukan guna menciptakan pemupukan awal bagi lubang tempat bibit Jabon akan ditanam.
Ukuran lubang secara umum berukuran 40 x 40 x 40 cm. Di dalam lubang, ditaburi pupuk kandang dan kompos dengan dicampur pupuk TSP secukupnya. Jumlah pupuk ini sepertiga dari kedalaman lubang. Setelah terisi, pupuk tersebut ditimbun dengan tanah bagian atas lalu diaduk hingga rata. Langkah selanjutnya adalah menutup lubang tersebut dan selanjutnya bekas lubang diberikan penanda yang disebut ajir.
4. Penanaman
Seminggu usai penggalian lubang, barulah proses penanaman bibit Jabon dilakukan. Waktu yang ideal untuk melakukan penanaman Jabon adalah bulan November – Februari yang bertepatan dengan musim penghujan. Hal ini untuk mencegah bibit Jabon dari masalah kekeringan, mengingat tanaman ini sangat sensitif terhadap kekeringan.
Ada beberapa hal yang perlu dilakukan selama proses penanaman ini. Di antaranya adalah :
Gali kembali tanah yang sudah diisi pupuk sebelumnya.
Siapkan bibit jabon dengan cara melepasnya dari kantung atau poly bag. Pada proses ini harus dilakukan secara hati-hati guna menghindari rusaknya akar.
Masukkan bibit ke dalam lubang dengan hati-hati dan tegak lurus.
Timbun sekeliling bibit dengan tanah bekas galian
Read more > Budidaya tanaman jabon

Teknik budidaya tanaman jabon

Di Indonesia Jabon dikenal sebagai kelempayan. Tanaman ini terdapat di pulau Jawa, Sumantera, Kalimantan, Sumbawa dan Irian Jaya. Tanaman yang termasuk famili Rubiaceae ini tumbuh baik pada ketinggian 0 – 1 000 m dpl, pada jenis tanah lempung, podsolik cokelat, dan aluvial lembab yang yang umumnya terdapat di sepanjang sungai yang beraerasi baik.
Jabon  adalah jenis pohon cahaya (light-demander)  yang cepat tumbuh. Pada umur 3 tahun tingginya dapat mencapai 9 m dengan diameter 11 cm. Di alam bebas, pohon Jabon pernah ditemukan mencapai tinggi 45 m dengan diameter lebih dari 100 cm. Bentuk tajuk seperti payung dengan sistem percabangan melingkar. Daunnya tidak lebat. Batang lurus silindris dan tidak berbanir. Kayunya berwarna putih krem sampai sawo kemerah-merahan, mudah diolah, lunak dan ringan. Jabon berbuah setahun sekali. Musim berbungannya pada bulan Januari-Juni dan buah masak pada bulan Juli-Agustus dengan jumlah buah majemuk per kg 33 buah.

Klasifikasi Jabon

Kerajaan  :Plantae
Divisi      :Spermatophyta
Kelas       :Magnoliopsida
Ordo       :Rubiales
Famili      :Rubiaceae
Genus      :Anthocephalus
Spesies   :Anthocephalus cadamba (Roxb.) Miq.
Penyebaran dan Tempat Tumbuh.
Distribusi alami di mulai dari india, Nepal dan India, menuju Thailand dan Indochina serta bagian timur Kepulauan Malaya hingga Papua Nugini. Tanaman ini telah di introduksi di Afrika serta Amerika Tengah dan mampu beradaptasi dengan baik. Di Indonesia, tanaman ini terdapat di pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sumbawa dan Irian Jaya. Merupakan tipikal tanaman pioner dan umum terdapat di hutan sekunder. Jenis yang memerlukan cahaya dan tidak toleran terhadap cuaca dingin. Pada distribusi alaminya, tanaman ini tumbuh baik pada ketinggian 0-1000 m dpl dengan rata-rata curah hujan lebih dari 1.500 mm/tahun, pada jenis tanah lempung, Podsolik coklat, dan aluvial lembab yang umumnya terdapat di sepanjang sungai yang beraerasi baik. Namun demikian jabon dapat pula tumbuh pada daerah kering dengan curah hujan sedikitnya 200 mm/tahun serta toleran pada kondisi air tergenang yang periodik.
Habitat:Selalu hijau. Di alam bebas pohon dapat mencapai tinggi 45 m dengan diameter lebih dari 100 cm, sedangkan batas bebas cabangnya mencapai hingga 25 m. Pada umur 3 tahun tingginya dapat mencapai 17 m dengan diameter 30 cm. Bentuk tajuk seperti payung dengan sistem percabangan melingkar dengan daun yang tidak lebat dengan panjang 13-32 cm. Bunga jingga berukuran kecil, berkelopak rapat, berbentuk bulat. Batang lurus silindris dan tidak berbanir. Kayunya berwarna putih krem sampai sawo kemerah-merahan.
TEKNIK BUDIDAYA
CARA PENYEMAIAN BIJI BENIH JABON
Benih jabon ditabur pada media pasir halus Sebaiknya menggunakan wadah bak plastik yang telah dilubangi bagian bawahnya Penyiraman dilakukan memasukkan bak ke bak lain berisi air sehingga air merembes dari bawah Pengamatan dan pemberantasan terhadap penyakit perlu dilakukan karena rawan dumping off. Setelah daun berukuran 1 cm2 dipindahkan ke polybag yang telah diisi media (tanah: kompos= 2 : 1), 50% atau 65%.
PENANAMAN
Perkebunan pada umumnya menggunakan jarak tanam yang direkomendasikan yaitu 4 x 5 m. jarak tersebut dapat memaksimalkan pertumbuhan dan perkembangan diameter batangnya, sebab radius lingkaran bayangan kebawah batang atas pohon adalah wilayah penyerapan unsur-unsur hara ditanah oleh akar pohon, jadi jarak 4 x 5 m adalah yang paling baik bagi pertumbuhan pohon jabon tetapi bisa juga menggunakan jarak 4 x 4 m tergantung kondisi lahan, jabon dapat hidup pada tanah Alluvial lembab (Pinggir sungai), Tanah liat, tanah lempung, podsolik coklat, tanah daerah yang ada pasang surut, iklim basah dan tropis.
Cara Tanam:Buka Lobang Lebar.40 x Panjang.40 x dalam 50 cm.(untuk bibit 40 - 50 cm) Lalu masukan Kompos + NPK 2,5 gr (campur) sebagai pupuk dasar diendapkan dilubang setinggi 30 cm (dapat langsung tanam / 3 - 7 hr kemudian baru tanam), kemudian masukkan bibit yang polibagnya sudah dibuka / disobek kedalam, dudukan yang benar / rata, lalu isi tanah kompos sebagai penutup akar dengan tanah setinggi 20 cm (jangan diterlalu dipadatkan),hingga tersisa lubang 10 cm sebagai kantong air.
Perawatan:Semprot Pestisida secara aktif per 1 atau 2 minggu sekali selama 3-5 bulan tergantung keadaan gangguan, agar daun tidak dimakan ulat.setelah daun cukup banyak pengusida sudah tidak perlu disemprotkan lagi,sebab daun tidak akan habis dimakan ulat sebab daun sudah banyak.
Pemupukan:untuk pertumbuhan, pemupukan dapat dilakukan Minimal cukup sampai usia 3 tahun, (sudah bagus, karena untuk 3 tahun keatas sumber makanan unsur hara dari serasah yang terdekomposisi secara alami selama 1-3 tahun telah mengurai menjadi unsur hara dan kesimbungan dekomposisi serasah 3-6 tahun, yang mana jabon dapat hidup dengan PH 4,5 (Masam) – 7,5 (Basah), Masam : Unsur Mikronya banyak & Unsur Makronya sedikit, Basah : Unsur Makronya banyak & Mikronya sedikit), cukup kompos/Bokhasi/Pupuk Kandang + NPK, Periode pemupukan 1-2 kali / setahun. (Tapi Jika Ada Kemampuan Lebih Baik, Pemupukan Sampai Batas Usia Mendekati Usia Panen Yaitu 5 Sampai 6 Tahun, Agar Hasil Lebih Maksimal)
Awal tanam – 1 Tahun : NPK 1 sendok makan (tabur jgn kena / menumpuk pada batang pangkal)
1 Tahun – 2 Tahun : Kompos / Bokhasi / Pupuk Kandang 10 kilo + NPK 2,5 Ons.
2 Tahun – 3 Tahun : Kompos / Bokhasi / Pupuk Kandang 20 kilo + NPK 7,5 Ons. Dapat juga hanya dengan kompos :
1 Tahun – 2 Tahun : Kompos / Bokhasi  / Pupuk Kandang 30 Kilo
2 Tahun – 3 Tahun : Kompos/Bokhasi/Pupuk Kandang 30 kilo Kompos sangat penting
Peranannya, kompos / Bokhasi / Pupuk Kandang berperan sebagai absorbent yg dapat menyimpan mineral & unsur hara dan memperlancar pertukaran kation didalam tanah. tampa kompos/Bokhasi/Pupuk Kandang tanah semakin lama semakin jenuh,jika tanah jenuh pemberian pupuk menjadi sia-sia dikarenakan tanah jenuh tidak dapat lagi mengikat mineral sehingga pupuk yang diberikan tidak dapat mengurai kedalam tanah dan akan menguap atau tercuci, kompos memperbarui kondisi tanah dan menjadikan tanah disekitar pangkal pohon/akar menjadi lembab dan subur, dengan kompos pupuk yang diberikan dapat mengurai dengan baik sehingga akar menjadi mudah menyerap unsur hara tersebut. Pupuk Kandang Yang Belum Matang Tidak Baik Digunakan Untuk Pemupukan, Pupuk Kandang Yang Sudah Matang Ditunjukan Dari Tidak Berbau Kotoran,Tapi Berbau Humus(Tahah) Dan Tidak Panas
Perawatan Kebersihan disekitar pohon, agar sumber makanan akar tidak terganggu dan dapat maksimal diserap akar pohon, minimal perawatan sampai usia 1 tahunan, Sampah serasah di kumpulkan menjadi Ring keliling Pohon dengan radius jarak 1 meter, agar serasah cepat terdekomposisi bermanfaat menjadi Hara ,serasah disiram Bakteri Pengurai agar cepat Permentasi, untuk selebihnya dapat juga dibiarkan,sebab daya serap akar sudah kuat.
Read more > Teknik budidaya tanaman jabon

Sejarah budidaya pohon jabon


Dalam artikel yang singkat ini, kami akan membeberkan secara ringkas dan rinci mengenai sejarah budidaya pohon jabon. Baik sejarah di indonesia ataupun di luar indonesia.
Pohon Jabon atau yang dalam bahasa ilmiah disebut dengan Anthocephalus chinensis / antocephalus cadamba merupakan jenis tanaman yang memiliki sifat menyebar. Penyebarannya akan lebih cepat apabila didukung oleh kondisi lingkungan yang bersifat lembab hangat. Itulah mengapa, jenis tanaman ini begitu banyak dijumpai di kawasan Sub Himalaya hingga ke arah selatan Ghats Malabar di India. Atau pula di kawasan Asia Tenggara yang memiliki suhu sesuai dengan sifat pohon Jabon.
Di pulau Kalimantan, pohon jabon masih menjadi pohon sekunder. Meski demikian, keberadaan tanaman ini mudah dijumpai di kawasan yang tidak terlalu tinggi serta berada di sepanjang aliran sungai (Ohtani et al, 1962). Selain dicermati tentang kondisi lingkungan tumbuhannya, ada keunikan lain yang bisa ditemukan dari pohon Jabon ini.
Di wilayah Sabah, Malaysia pohon Jabon mampu tumbuh dikawasan hutan dipterocarp yang berada di dataran rendah. Hebatnya, tanaman ini mampu tumbuh dengan baik, termasuk di kawasan yang sebelumnya sudah rusak karena adanya aktivitas pertambangan dengan menggunakan peralatan berat.
Dari berbagai penelitian dan penemuan yang dilakukan oleh para ahli tersebut dapat ditarik sebuah kesimpulan terhadap pohon Jabon. Salah satunya adalah bahwa jenis tanaman ini, memiliki daya tahan yang kuat dalam pertumbuhanny. Selain itu, pohon Jabon mampu tumbuh di segala kondisi yang memiliki aneka ragam karakter, sehingga tidak memerlukan banyak adaptasi dalam pengembangannya.
Dalam proses pembibitannya pun, bisa dilakukan dengan mudah sebab pohon Jabon tergolong sebagai tanaman yang mudah menyebar secara alami. Sehingga, selain bisa dikembangkan dengan cara buatan tanaman ini sangat mungkin untuk tumbuh secara alamiah di lahan pertanian.

Kilas Sejarah Budidaya Kayu Jabon di Tanah Air
Pohon Jabon di Indonesia, mulai dikenal sejak tahun 1990 an. Meski demikian hal tersebut bukan menjadi sebuah bukti bahwa tanaman kayu jabon ini termasuk sebagai spesia baru yang tumbuh di tanah air. Sebab, ada beberapa fakta yang menunjukan bahwa tanaman ini sudah ada di Indonesia sejak ratusan tahun yang lalu.
Di Indonesia sendiri tanaman kayu jabon ditemukan secara merata di beberapa pulau seperti kalimantan, Jawa, Papua, NTB. Setiap daerah memiliki nama masing-masing untuk menyebutkayu jabon ini. Di jawa, jabon dikenal dengan sebutan jabun, hanja atau kelampean. Sementara di Kalimantan banyak orang menyebut jabon dengan nama galupai, harapean, johan, kiuna, serebunaik. Orang Sulawesi menyebut jabon dengan nama Bance, pute, loeraa, pontua, sugemania, pekaung dan toa. Gumpayan, kelapan dan mugawe adalah nama Jabonyang dikenal dikawasan Nusa Tenggara Barat. Sementara di Papua Jabon dikenal dengan sebutan aparabire atau juga masarambi.
Secara alamiah, kayu Jabon banyak ditemukan di pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggar, Maluku dan Papua. Tanaman Jabon masuk ke wilayah pulau Jawa diperkirakan mulai tahun 1930 an.
Dari data tersebut, menunjukan bukti bahwa pada dasarnya pohon Jabon bukanlah sebuah spesies baru di Indonesia. Hanya saja, masyarakat belum lama mengenal jenis tanaman ini karena selain kalah dengan sengon, masih banyaknya hutan alam di Indonesia menjadikan masyarakat masih mudah mencari berbgagai jenis kayu untuk kebutuhan mereka. Sebab, di Indonesia sendiri secara keseluruhan terdapat sekitar 4.000 jenis kayu yang digunakan untuk berbagai macam kebutuhan.

Read more > Sejarah budidaya pohon jabon

Manfaat dan nilai ekonomi pohon jabon


Karena jenis kayu JABON SUPER yang berwarna putih agak kekuningan dengan serat yang halus tapi padat, ulet dan tidak gampang retak / patah, maka jenis kayu ini sangat dibutuhkan oleh industri kayu lapis ( plywood), industri mebeler, Rumah Knok Down, triplek , dan aneka kerajinan seperti mainan anak, sangkar burung, alas sepatu dll.
Dari berbagai hal alasan itulahyang menyebabkan JABON SUPER sama sekali tidak mengalami kesulitan dalam hal pemasaran .

MANFAAT

  • Memperbaiki ekosistem sumber hayati.
  • Membantu dalam penyerapan air hujan kedalam tanah.
  • Menciptakan sumber penghasilan jangka panjang.
  • Menciptakan lapangan pekerjaan bagi banyak masyarakat
  • Menumbuhkan kecintaan akan alam dan lingkungan
  • bisa sebagai model usaha bidang kehutanan yang sinergi dengan pertanian maupun peternakan (Agroforestry)

NILAI EKONOMI

Budidaya tanaman jabon akan memberikan keuntungan yang sangat menggiurkan apabila dikerjakan secara serius dan benar. Perkiraan dalam 4 – 5 tahun mendatang, diperoleh dari penjualan 1000 pohon berumur 4 – 5 tahun dengan hasil kayu sebanyak 800 – 1.000 m3 per ha. Prediksi harga jabon pada 5 tahun mendatang Rp1,2-juta/m3. Dengan harga jual Rp1,2-juta per m3 dan produksi 800 m3, maka omzet dari penanaman jabon mencapai Rp960-juta per ha. Saat ini harga per m3 jabon berumur 4 tahun mencapai Rp716.000; umur 5 tahun, Rp837.000. Andai harga jabon tak terkorek naik alias Rp716.000 per m3, maka omzet dari budidaya jabon ‘hanya’ Rp572.800.000. Biaya penanaman dan pemupukan selama 5 tahun diperkirakan Rp. 30.000 / batang . sehingga kalau kita lihat dari asumsi ini Tanam Jabon sangatlah menjanjikan baik dari segi keuntungan maupun waktu yang tidak terlalu panjang dalam berinvestasi.


Read more > Manfaat dan nilai ekonomi pohon jabon

Penanaman dan perawatan kayu jabon


Jarak tanam pada umumnya menggunakan jarak tanam yang direkomendasikan yaitu 4 x 5 m. jarak tersebut dapat memaksimalkan pertumbuhan dan perkembangan diameter batangnya,sebab radius lingkaran bayangan kebawah batang atas pohon adalah wilayah penyerapan unsur-unsur hara ditanah oleh akar pohon. jadi jarak 4 x 5 m adalah yang paling baik bagi pertumbuhan pohon jabon.
Namun kalau kitabudidayakan di tanah tegal / pekarangan sebenarnya kita masih bisa menggunakan pola tanam 3 X 4 m / 4 X 4 M tergantung kondisi tanah Cara Tanam :
Buka Lobang Lebar.40 x Panjang.40 x dalam 50 cm. (untuk bibit 40-50 cm) untuk bibit 25-30 Cm dalamnya bisa 40 cm Lalu masukan Kompos + NPK 2,5 gr (campur) sebagai pupuk dasar diendapkan dilubang setinggi 30 cm (dapat langsung tanam / 3-7 hr kemudian baru tanam),kemudian masukkan bibit yang polibagnya sudah dibuka/disobek kedalam,dudukan yang benar/rata,lalu isi tanah kompos sebagai penutup akar dengan tanah setinggi 20 cm (jangan diterlalu dipadatkan), hingga tersisa lubang 10 cm sebagai kantong air.

PERAWATAN :
Semprot Pungisida secara aktip per 2 minggu sekali selama 3-5 bulan tergantung keadaan gangguan, agar daun tidak dimakan ulat.setelah daun cukup banyak pengusida sudah tidak perlu disemprotkan lagi,sebab daun tidak akan habis dimakan ulat sebab daun sudah banyak.
PEMUPUKAN :
untuk pertumbuhan maksimal dapat dilakukan sampai usia 3 tahun, cukup kompos + NPK, Periode pemupukan 1-2 kali/setahun.
awal tanam – 1 Tahun : NPK 1 sendok makan (tabur jgn kena/menumpuk pada batang pangkal)
1 Tahun – 2 Tahun : Kompos 10 kilo + NPK 2,5 On
2 Tahun – 3 Tahun : Kompos 20 kilo + NPK 7,5 On
Dapat juga hanya dengan kompos :
1 Tahun – 2 Tahun : Kompos 30 Kilo
2 Tahun – 3 Tahun : Kompos 30 kilo
Kompos sangat penting peranannya,kompos berperan sebagai absorbent yg dapat menyimpan mineral & unsur hara dan memperlancar pertukaran kation didalam tanah. tampa kompos tanah semakin lama semakin jenuh,jika tanah jenuh pemberian pupuk menjadi sia-sia dikarenakan tanah jenuh tidak dapat lagi mengikat mineral sehingga pupuk yang diberikan tidak dapat mengurai kedalam tanah dan akan menguap atau tercuci, kompos memperbarui kondisi tanah dan menjadikan tanah disekitar pangkal pohon/akar menjadi lembab dan subur, dengan kompos pupuk yang diberikan dapat mengurai dengan baik sehingga akar menjadi mudah menyerap unsur hara tersebut.
Perawatan Kebersihan disekitar pohon,agar sumber makanan akar tidak terganggu dan dapat maksimal diserap akar pohon.minimal perawatan sampai usia 1 tahunan,untuk selebihnya dapat juga dibiarkan,sebab daya serap akar sudah kuat.
Read more > Penanaman dan perawatan kayu jabon

Budidaya jabon super


Pohon JABON SUPER ( Arithocephalus Cadamba)merupakan salah satu jenis tanaman kayu asli Indonesia yang pertumbuhannya paling cepat dan dapat tmbuh subur di hutan tropis dengan ketinggian antara 0-1000dpl.
Saat ini kayu JABON SUPER menjadi andalan nomer dua setelah kayu jati, karena kayu Jabon memiliki beberapa keunggulan dibanding dengan tanaman kayu lainnya termasuk sengon/Albasia/Mahoni.

Tanaman JABON SUPER dapat diuraikan dari beberapa sisi, diantaranya :

  • Diameter batang dapat tumbuh berkisar 10 cm/tahun
  • Masa panen sangat singkat hanya 4 – 5 tahun saja
  • Berbatang selinder, tingkat kelurusan yang sangat bagus dengan ketinggian kurang lebih 20 m dalam usia 4 – 5 tahun
  • Tidak memerlukan perawatan khusus
  • Tidak memerlukan pemangkasan karena pada saat pertumbuhan cabang akan rontok dengan sendirinya (Self Puming)
  • Dapat tumbuh disegala lapisan tanah
  • Bebas serangan hama dan penyakit termasuk karat tumor seperti yang menyerang pada tanaman sengon.

Ciri dan Karakteristik JABON SUPER

  • Bentuk Selinder Tegak Lurus
  • Permukaan Kayu licin berwarna putih kekuning kuningan mirip pohon meranti
  • Kulit mudah dikupas
  • Mudah dikeringkan
  • Sedikit mengalami Penyusutan

Read more > Budidaya jabon super
 
 
Copyright © seputar dunia burung
Blogger Theme by Blogger Designed and Optimized by Tipseo