Apa yang terlintas dalam pikiran kita jika MB MH yang belum genap 1 minggu diangkut dari PB tiba-tiba drop kesehatannya, nyekukruk, tidak mau makan atau bahkan langsung mati? Mungkin kita berpikir, “wah, pasti MB pancingan nih” atau “waduh, MB sakit kok dijual“, dan lain-lain. Sampai saat ini anggapan bahwa MB MH gampang mati memang ada benarnya, tapi kenapa. Benarkah MB pancingan, “belum tentu”, apa sudah kita otopsi, tapi kalau sakit, “YA”, karena MB MH itu memang gampang sakit. Apa penyebabnya? STRESS.
Stress Penyebab Utama MB MH Mudah Terserang Penyakit
Stress pada MB MH akan menyebabkan immunosuppressive (menekan sistem kekebalan tubuh) sehingga agen penyakit lain dapat dengan mudah menyerang tubuh MB MH. Selain itu stress juga dapat mengakibatkan menurunnya nafsu makan dan perilaku yang tidak normal.
Secara fisiologis stress menyebabkan terjadinya stimulasi neuron postganglionic (nama salah satu serabut saraf) untuk menghasilkan ketokolamin (adrenalin dan/atau noradrenalin). Ketokolamin bisa menyebabkan fungsi jantung, pembuluh darah dan metabolisme umum meningkat sehingga mengakibatkan gangguan keseimbangan cairan tubuh, elektrolit, nutrisi dan pH. Jika tidak ditangani dengan cepat, stress dapat menstimulasi kortek adrenal untuk menghasilkan hormon corticosteroid yang bisa menyebabkan penurunan respon antibodi dan sistem kekebalan tubuh, pengecilan limpa, thymus dan bursa fabrisius serta peningkatan kerentanan terhadap penyakit. (berbagai sumber)
Pada MB MH tingkat cekaman stress memang sudah cukup tinggi. Semua stressor (factor penyebab stress) hampir pasti akan ditemuinya, seperti kelelahan saat pengangkutan, perubahan lingkungan dan lain sebagainya. Sebab itulah MB MH menjadi sangat rentan penyakit.
Jadi sebenarnya stress bisa dikatagorikan aktor utama pembunuh MB MH.
Minimalkan Stress untuk Meningkatkan Harapan Hidup MB MH
Penting sekali upaya meminimalkan stress pada MB MH terutama pada awal perawatan untuk meningkatkan harapan hidup MB MH. Upaya yang dapat kita lakukan di antaranya : Mengkondisikan lingkungan yang sehat serta nyaman bagi MB MH, Memberikan vitamin C, larutan gula dan elektrolit, Memberikan kekebalan pasif seperti pemberian antibiotika dan yang terpenting adalah menghindari atau setidaknya meminimalkan stressor pada MB MH.
Stressor yang umum kita kenal dan sangat mungkin menyebabkan stress pada MB MH antara lain kelelahan, kegaduhan/suara yang mengejutkan, sirkulasi udara yang tidak baik, pergantian pakan secara drastis, kondisi air minum, perlakuan kasar, adanya orang tidak dikenal, dan suhu yang tinggi.
Kalau kelelahan, semua MB MH pasti mengalami ini. Bayangkan saja sejak penangkapan di hutan hingga sampai di PB berapa jauh jaraknya, belum lagi kalau cara penanganan dan pengangkutannya yang kurang baik sungguh sangat melelahkan bagi MB MH. Jangankan MB MH, MB mapanpun kadang-kadang ada yang macet bunyi beberapa waktu akibat kelelahan.
Pada kasus lain, pernahkah kita memperhatikan bagaimana MB MH tiba-tiba nafsu makannya menurun atau bahkan mogok makan setelah mendengar suara petasan. Di lain waktu mungkin MB MH lebih memilih minum daripada makan jangkrik yang disodorkan akibat terlalu lama dijemur. Itu sedikit contoh kasus stress yang terjadi pada MB MH.
Jadi jika memilih MB MH sebagai bahan, kita harus punya kesabaran dan ketelatenan ekstra dalam melakukan perawatan.
Beberapa Ciri MB MH yang Mengalami Stress
Di antara ciri-ciri MB MH yang mengalami stress yaitu :
• Lamban dan lesu
• Terengah-engah, paruh terbuka dan sayap jatuh
• Banyak minum
• Nafsu makan turun
• Kotoran basah, lunak/encer atau mencret
• Mematuk bulu
• dll.
Meskipun MB MH tidak sakit, hal ini perlu diperhatikan serius. Kalau tidak diatasi dan keadaan makin memburuk, MB MH dapat mati.
Sedikit Pesan:
Sebaiknya beli bahan MB dari Penangkaran (Breeding). MB breeding lebih mudah dalam perawatan, lebih cepat mapan, keturunannya jelas dan juga membantu program konservasi.