Thursday, March 21, 2013

Stress Faktor Utama Pembunuh Murai Batu Muda Hutan (MB MH)



Apa yang terlintas dalam pikiran kita jika MB MH yang belum genap 1 minggu diangkut dari PB tiba-tiba drop kesehatannya, nyekukruk, tidak mau makan atau bahkan langsung mati? Mungkin kita berpikir, “wah, pasti MB pancingan nih” atau “waduh, MB sakit kok dijual“, dan lain-lain. Sampai saat ini anggapan bahwa MB MH gampang mati memang ada benarnya, tapi kenapa. Benarkah MB pancingan, “belum tentu”, apa sudah kita otopsi, tapi kalau sakit, “YA”, karena MB MH itu memang gampang sakit. Apa penyebabnya? STRESS.
Stress Penyebab Utama MB MH Mudah Terserang Penyakit
Stress pada MB MH akan menyebabkan immunosuppressive (menekan sistem kekebalan tubuh) sehingga agen penyakit lain dapat dengan mudah menyerang tubuh MB MH. Selain itu stress juga dapat mengakibatkan menurunnya nafsu makan dan perilaku yang tidak normal.
Secara fisiologis stress menyebabkan terjadinya stimulasi neuron postganglionic (nama salah satu serabut saraf) untuk menghasilkan ketokolamin (adrenalin dan/atau noradrenalin). Ketokolamin bisa menyebabkan fungsi jantung, pembuluh darah dan metabolisme umum meningkat sehingga mengakibatkan gangguan keseimbangan cairan tubuh, elektrolit, nutrisi dan pH. Jika tidak ditangani dengan cepat, stress dapat menstimulasi kortek adrenal untuk menghasilkan hormon corticosteroid yang bisa menyebabkan penurunan respon antibodi dan sistem kekebalan tubuh, pengecilan limpa, thymus dan bursa fabrisius serta peningkatan kerentanan terhadap penyakit. (berbagai sumber)
Pada MB MH tingkat cekaman stress memang sudah cukup tinggi. Semua stressor (factor penyebab stress) hampir pasti akan ditemuinya, seperti kelelahan saat pengangkutan, perubahan lingkungan dan lain sebagainya. Sebab itulah MB MH menjadi sangat rentan penyakit.
Jadi sebenarnya stress bisa dikatagorikan aktor utama pembunuh MB MH.
Minimalkan Stress untuk Meningkatkan Harapan Hidup MB MH
Penting sekali upaya meminimalkan stress pada MB MH terutama pada awal perawatan untuk meningkatkan harapan hidup MB MH. Upaya yang dapat kita lakukan di antaranya : Mengkondisikan lingkungan yang sehat serta nyaman bagi MB MH, Memberikan vitamin C, larutan gula dan elektrolit, Memberikan kekebalan pasif seperti pemberian antibiotika dan yang terpenting adalah menghindari atau setidaknya meminimalkan stressor pada MB MH.
Stressor yang umum kita kenal dan sangat mungkin menyebabkan stress pada MB MH antara lain kelelahan, kegaduhan/suara yang mengejutkan, sirkulasi udara yang tidak baik, pergantian pakan secara drastis, kondisi air minum, perlakuan kasar, adanya orang tidak dikenal, dan suhu yang tinggi.
Kalau kelelahan, semua MB MH pasti mengalami ini. Bayangkan saja sejak penangkapan di hutan hingga sampai di PB berapa jauh jaraknya, belum lagi kalau cara penanganan dan pengangkutannya yang kurang baik sungguh sangat melelahkan bagi MB MH. Jangankan MB MH, MB mapanpun kadang-kadang ada yang macet bunyi beberapa waktu akibat kelelahan.
Pada kasus lain, pernahkah kita memperhatikan bagaimana MB MH tiba-tiba nafsu makannya menurun atau bahkan mogok makan setelah mendengar suara petasan. Di lain waktu mungkin MB MH lebih memilih minum daripada makan jangkrik yang disodorkan akibat terlalu lama dijemur. Itu sedikit contoh kasus stress yang terjadi pada MB MH.
Jadi jika memilih MB MH sebagai bahan, kita harus punya kesabaran dan ketelatenan ekstra dalam melakukan perawatan.
Beberapa Ciri MB MH yang Mengalami Stress
Di antara ciri-ciri MB MH yang mengalami stress yaitu :
• Lamban dan lesu
• Terengah-engah, paruh terbuka dan sayap jatuh
• Banyak minum
• Nafsu makan turun
• Kotoran basah, lunak/encer atau mencret
• Mematuk bulu
• dll.
Meskipun MB MH tidak sakit, hal ini perlu diperhatikan serius. Kalau tidak diatasi dan keadaan makin memburuk, MB MH dapat mati.
Sedikit Pesan:
Sebaiknya beli bahan MB dari Penangkaran (Breeding). MB breeding lebih mudah dalam perawatan, lebih cepat mapan, keturunannya jelas dan juga membantu program konservasi.

Read more > Stress Faktor Utama Pembunuh Murai Batu Muda Hutan (MB MH)

Mengapa burung murai batu tangkapan hutan sekarang ini mudah mati?

Murai batu tangkapan hutan saat ini mudah matiKondisi burung tangkapan hutan sangat tidak bagus dilihat. Rata-rata burung murai batu yang dijual berbulu jelek, banyak yang patah, tercabut atau terpelintir. Hal itu terjadi karena burung murai batu itu ditangkap dengan cara dipulut atau dipikat dengan cara dijerat dengan getah karet atau getah bendo. Otomatis bulu-bulunya rusak. Sangat tidak indah dipandang. Namun, kebanyakan burung yang saya beli, selamat dan sehat dirawat sampai jadi dan bisa dinikmati kicauannya.

Saat ini sudah berbeda dengan jaman dulu. Di pasar burung manapun atau di para pengepul burung murai tangkapan hutan, kebanyakan burung murai batu asal Sumatera yang dijual terlihat mulus-mulus bulunya. Bulu sayap rata-rata utuh. Paling banter tercerabut ekornya. Tetapi entah mengapa, banyak di antara burung itu tidak bisa bertahan hidup lama. Paling banter satu hingga dua bulan, menemui ajal.
Gejala yang ditunjukkan sama. Awalnya burung-burung itu mau makan dengan lahap kroto, jangkrik atau ulat yang disediakan. Namun berselang sepekan dua pekan, akan menunjukkan gelagat berkurangnya nafsu makan. Lama-lama burung terlihat lemas dan kemudian tidak mau nangkring di tangkringan. Dan akhirnya tidak terselamatkan…
Apakah burung-burung itu ditangkap dengan cara diberi umpan pakan yang dicampur zat tertentu sehingga membuat mereka mabuk sempoyongan atau tertidur sehingga bisa dengan mudah ditangkap, baru setelah itu dicekoki air atau zat penawar sehingga bisa sadar kembali? Pertanyaan ini terlintas manakala ingat cerita cara penangkapan ikan napoleon atau ikan hias air laut menggunakan apotas. Ikan yang terkapar megap-megap terkena racun apotas, bisa hidup lagi setelah dimasukkan ke air laut yang segar tak berapotas.
Kalau saat ini masih sering terjadi penangkapan burung dengan cara diberi umpan berkail, dan jika burung-burung murai batu bakalan yang banyak dijual di pasar itu dijerat dengan umpan berkail, tentu akan terlihat ada kail ketika burung yang mati diotopsi/dibedah. Nyatanya, pada burung-burung bakalan yang mati saat ini tidak ditemukan mata kail di dalam kerongkongan atau alat pencernaannya.
Pertanyaan itu terus mengganggu di benak saya. Oleh karena itu dalam kesempatan ini saya berharap ada teman kicaumania yang tahu cara penangkapan burung-burung murai batu di hutan yang dilakukan saat ini dan bukan cara-cara di waktu lalu.
Jika sobat punya pengalaman dengan burung murai batu bakalan hutan pada beberapa waktu terakhir ini, silakan sharing pengalaman di sini.

Read more > Mengapa burung murai batu tangkapan hutan sekarang ini mudah mati?

Tips Membedakan Jenis Kelamin Jantan dan Betina Anakan Murai Batu


A. Murai anakan jantan 
  • Bentuk kepala lebih lebar dan besar
  • Bentuk paruh lebih tebel dan lebih panjang , kalo kita lihat dari atas pangkal paruhnyapun lebih lebar
  • Bulu warna hitam lebih legam dan mengkilat, bulu dada lebih berwarna kuning yang tegas, garis hitam di bagian leher berwarna  hitam legam
  • Badan lebih bongsor dan besar
  • Dari suara pada saat dia lapar masih dalam kondisi di loloh suaranya lebih ngebas atau lebih besar dan bergelombang

B. Murai anakan betina
  • Bentuk kepala lebih kecil
  • Bentuk paruh lebih tipis dan lancip kalo di lihat dari atas kepalanya
  • Bulu warna hitamnya lebih  keabu-abuan, bulu dada cenderung lebih putih tidak kuning legam, garis hitam di  leher berwarna hitam keabu-abuan
  • Badan lebih kecil
  • Dari suara saat lapar lebih kecil/cempreng

Read more > Tips Membedakan Jenis Kelamin Jantan dan Betina Anakan Murai Batu

Ciri dan Karakter Burung Murai Batu Daerah Pesisir, Pegunungan & Ngarai


Ciri dan Karakter Burung Murai Batu Daerah Pesisir,Pegunungan & Ngarai

A. Murai Batu Kawasan pesisir
  • Memiliki postur yg ramping, ekor sedang namun sebagian besar tdk memiliki ekor putih, suaranya isian alam agak kurang karena hidupnya di daerah pesisir, memiliki temperamen & mental yg sangat bagus mungkin ini yg menyebabkan lebih mudah beradaptasi dgn manusia & lebih cepat bunyi. Biasanya Murai Batu yg berasal dr kawasan pesisir tdk terlalu besar, & bulu dada yg kurang tebal, tetapi memiliki fisik yg lebih lincah & kuat
B. Murai Batu kawasan pegunungan
  • Memiliki postur rata-rata jumbo & ekor bervariasi, namun Murai Batu dr kawasan ini terkenal galak & ganas, isian alam Murai Batu daerah ini luar biasa apalagi kalau bisa mendapatkan yg muda hutan untuk dimaster. Isian alam Murai Batu kawasan hutan lebat biasanya hampir semua suara yg ada di hutan, ada suara burung-burung hutan, jangkrik hutan, siamang, monyet & suara-suara aneh.
  • Namun dgn kondisi sekarang ini dgn maraknya penebangan hutan scr liar serta perburuan yg merajalela. Banyak Murai Batu yg bermigrasi dr wilayah yg satu ke wilayah lainnya, maka tdk bisa kita mengatakan kalau MB yg ekor hitam hanya ada disatu wilayah saja. Kelebihan Murai Batu dr daerah pegunungan yaitu banyak isian alamnya..Kekurangannya sedikit liar karena jarang berjumpa dgn manusia & agak susah makan makanan instan (voer) .Ciri fisik biasanya Murai Batu dr daerah ini badannya besar, karena tersedianya makanan yg melimpah & air serta lingkungan/habitat tempat tinggal.
C. Murai Batu kawasan air terjun/ngarai
  • Memiliki karakter yg tenang & pandangan yg teduh, memiliki suara alam yg khas  yaitu menderu & mendesir, posturnya rata-rata ramping & warna bulunya agak pudar/tdk mengkilap. Biasanya sebelum bunyi ada intronya dulu.


Read more > Ciri dan Karakter Burung Murai Batu Daerah Pesisir, Pegunungan & Ngarai

Kapan Muraibatu Siap ke Arena Lomba

     Menurut David De Souza pada webside www.shama.com.sg, ada waktu-waktu tertentu dimana burung siap dilombakan dalam artian burung sudah melewati masa trotolan, mabung pertama dan sekurang-kurangnya melewati mabung kedua. 

     Berikut ini tulisan om Copral berkenaan kapan burung siap dilombakan. Burung rata-rata mabung setahun sekali, bahkan ada yang dia atas 1 tahun belum mabung krn faktor makanan, suhu, dan cuaca disekitarnya.

Dari grafik di atas dapat diperoleh gambaran pemikiran: 
  1. Masa Mabung (Molting Periode) Masa mabung burung antara 3-1/2 bulan, kecuali ada kelainan burung tsb bisa lebih dari 4 bulan, rata-rata 3-4 bulan sdh beres mabung bila burung yg mabung kita perlakuan dengan baik, dalam hal ini: mandi, jemur, dan makanan porsinya sesuai dengan masa mabung. 
  2. Masa Contest (Ready for Contest Periode) Sekitar 6 bulan lamanya, dimulai setelah bulan ke-3.5 sampe bulan ke-9.5. Setelah melewati masa mabung. Periode ini masa untuk mengkontestkan burung kita, tentu saja bila burung kita sehat dan sesuai dengan porsi si burung tsb, karena setiap burung mempunyai sifat karakter yang berbeda, dalam hal perawatan, pemberian makanan, masa jemur, dsb. Sering kita denger burung-burung jawara begitu beres mabung pada bulan ke-4 ada yang sdh bisa jawara lagi. 
  3. Top Performance (Top Form Periode) Masa ini dimulai pada bulan ke-6 sampe bulan ke-9, merupakan the best time untuk mengkontestkan burung kita. 
  4. Masa Sebelum Mabung (Out of Form Before Molting Periode) Masa sebelum mabung, setidaknya dimulai bulan ke-10. Sebaiknya burung tidak dilombakan atau distirahatkan. Jadi ada 6 bulan dimana burung kurang vit, 3 bulan persiapan mabung + 3 bulan mabung. Peiode 3 bulan persiapan mabung, banyak burung yang masih jawara. Mereka benar-bener mengistirahatkan burungnya bila sudah mabung benar.
B. Masa Birahi Burung Dewasa :
Selanjutnya,  David De Souza menggambarkan pula siklus kapan burung dewasa siap di breeding : 


Demikian, sekelumit siklus top peforma burung, mudah-mudahan memberikan manfaat buat kita sebagai penghoby burung khususnya muraibatu. 

Read more > Kapan Muraibatu Siap ke Arena Lomba

diet dan istirahat yang cukup syart mabung yang baik

Ada dua hal yang diperlukan seekor burung agar proses mabungnya berjalan dengan baik dan sempurna. Pertama diperlukan diet yang baik dan kedua adalah istirahat yang cukup.

Diet

Selama masa mabung ini Murai Batu membutuhkan konsumsi protein dan makanan yang cukup gizi untuk merangsang pertumbuhan bulu baru secara memadai. Sedangkan vitamin dan mineral diperlukan untuk membantu proses pencernaannya. Oleh karena itu, kebutuhan protein yang dibutuhkan seekor burung yang ideal adalah tidak kurang dari 20% agar pembentukan bulu-bulunya dapat tumbuh dengan sempurna. 

Selain itu asupan makanan tambahan seperti multivitamin dan mineral juga harus mencukupi. Sebagai contoh Vitamin B komplek merupakan sesuatu yang sangat penting. Vitamin B6 membantu metabolisme protein dan vitamin B12 membangkitkan nafsu makan burung dan juga membantu pencernaan. Vitamin E membantu serat-serat bulu tumbuh lebih sempurna dan kandungan minyak didalam vitamin tersebut mengkilatkan warna bulu sehingga bulu tampak lebih bersinar.

Idealnya asupan makanan pada saat mabung harus lebih banyak yang mengandung unsur-unsur yang dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan bulu. Asam amino sebagai struktur dasar pembentuk protein dan sulfur yang berisi asam amino methionin dan cistein merupakan substansi penting dalam pembentukan dan perkembangan bulu. Sumber makanan yang kaya protein ini terkandung dalam pakan hidup seperti serangga, karena serangga mengandung sulfur yang berisi asam amino, misalnya: jangkrik, ulat hongkong, ikan-ikan kecil, kecebong, kroto (telur semut) dan belalang.

Jika ditempat anda kebutuhan pakan hidup mudah di dapat, disarankan untuk mengubah setingan pemberian pakan hidup. Untuk masa-masa mabung komposisi pemberian pakan hidup sebaiknya 80% dan 30% untuk pakan kering. Setingan pemberian pakan hidup selama masa mabung hanyalah bersifat sementara saja. Jika masa mabung sudah selesai, pemberian pakan sebaiknya kembali ke setingan awal. (akan dibahas dalam artikel tersendiri). Sementara bagi anda yang susah mendapatkan stok pakan hidup, carilah pakan kering yang memenuhi standar kecukupan gizi sbb: 10% lemak, 0.5% – 1 % kalsium dan 30% - 40% protein. 

Istirahat yang cukup

Selain diet, faktor yang tidak kalah penting adalah pemberian masa istirahat yang cukup. Saat mabung sifat agresifitas burung berkurang. Ini terjadi secara fisiologis karena perubahan pembentukan hormon yang berbeda. Dalam hal ini energi burung lebih difokuskan pada pertumbuhan bulu. Oleh karena itu, agar mabung berjalan secara maksimal, istirahatkan burung dari aktifitas rutin seperti: menjemur dibawah terik matahari langsung atau mengikut sertakan dalam lomba. Usahakan hindarkan konfrontasi dengan burung Murai Batu lain. Ini mutlak harus dilakukan agar burung tidak mengalami stres mabung.

Selain itu, tata letak sangkar juga harus baik. Carilah tempat yang bersirkulasi baik, sehat dan teduh. Jauhkan dari tempat yang bertekanan udara ekstrem, seperti perubahan panas dan dingin secara drastis. Jika burung ditempatkan dikandang yang besar, jauhkan dari gangguan atau kehadiran binatang-binatang pemangsa, seperti: kucing, tikus, ular, tokek dsb, agar masa istirahat tidak terganggu. 

Stres Saat Mabung

Garis Stres

Terkadang kita melihat bulu-bulu pada seekor burung ada yang tumbuh tidak merata. Ada bagian yang tipis atau strukturnya yang tidak simetris. Biasanya pada bulu tersebut timbul semacam garis melintang terutama terlihat pada bagian ekor. Atau warna bulu yang tumbuh terlihat kusam. Hal ini terjadi karena burung kekurangan nutrisi dan kurang istirahat yang cukup. Nutrisi yang dimaksud adalah kurangnya kadar methionin dan cistein yang terkandung dalam protein (serangga).

Jika masa mabung di luar waktu yang seharusnya, burung akan mengalami apa yang di namakan Stres Saat Mabung. Akibatnya bulu-bulu saat rontok atau pada saat tumbuh hanya pada beberapa bagian saja (tidak merata). Biasanya terjadi pada bulu-bulu di bagian dada, dan parahnya jika terjadi pada bagian sayap dan ekornya. Hal yang paling ekstrem jika seluruh bulu yang ada mengalami kerontokan. 

Bulu-bulu terdiri sekitar 20% sampai 25% dari berat tubuh burung dan pergantian bulu diluar waktu mabung berarti bahwa hormon testoteron akan berkurang karena burung akan dipaksa memproduksi hormon yang memicu mabung. Konsekuensinya adalah burung akan mengalami stress. Sedangkan stres yang dialami akan berakibat pada pertumbuhan yang tidak maksimal. Untuk memperbaiki kondisi ini harus menunggu mabung periode tahun berikutnya.

Hal-hal lainnya yang menjadi faktor penyebab stres pada saat mabung, yaitu:

1. Kemungkinan burung melihat atau mendengar suara tikus, tokek, kucing atau gangguan dari makhluk-makhluk lainnya yang mengganggu waktu istirahatnya pada malam hari. Solusinya, redupkan sinar lampu atau ganti bohlam yang tidak terlalu terang, sehingga burung tidak dapat melihat secara langsung makhluk-makhluk pengganggu. Meski burung masih mendengar suara-suara, tetapi dengan tidak melihat wujud makhluk pengganggu secara langsung akan mengurangi kepanikan burung tersebut.
2. Perubahan temperatur yang ekstrem di sekitar area kandang atau sangkar burung. Solusinya, periksa temperatur ruangan dan pastikan suhu dalam ruangan tetap terjaga. 
3. Mendengar suara dari murai batu lainnya. Salusinya, jauhkan burung anda dari gangguan suara sesama burung murai lainnya.
4. Faktor Pemberian Air Minum, Solusinya ganti air minum setiap hari, karena setelah 24 jam kandungan klorin dalam air akan menguap karena pengaruh suhu dan sinar. 
5. Adanya pakan kering (voor) yang tidak/kurang disukai burung, sehingga burung malas makan dan menghambur-hamburkan makanan tersebut. Solusinya, ganti dengan pakan kering jenis lainnya.
6. Khusus untuk burung dalam Sangkar, kebiasaan menggantung sangkar ditempat yang terlalu banyak angin atau ditempatkan di dekat jendela, membuat burung tidak tenang karena temperatur/suhu di dekat jendela sering tidak konstan. Solusinya, carilah/pindahkan ke tempat yang nyaman dan bersirkulasi baik.

Read more > diet dan istirahat yang cukup syart mabung yang baik

Tips agar murai batu mabung berjalan dengan baik

Selama proses mabung berlangsung, lakukan hal-hal berikut ini:


1. Jika burung ditempatkan dalam sangkar, kerodonglah sangkar secara penuh dengan bahan yang bagus. Kerodong harus dapat menyerap dan mensirkulasi udara dengan baik. Perhatikan dalam pemilihan warna kerodong. Pilihlah kerodong yang tidak terlalu gelap dan tidak terlalu terang, agar burung dapat beristirahat secara baik

2. Gantung sangkar pada tempat biasanya.

3. Pastikan tempat menggantung sangkar adalah tempat yang teduh karena murai batu merupakan binatang yang berendemik di kerimbunan pohon dan hutan.

4. Jangan diikut-sertakan pada perlombaan atau menggantungnya di kebun.

5. Siapkan fasilitas untuk mandi. Karena air merupakan salah satu kebutuhan burung untuk didis dan air membantu bulu baru untuk cepat tumbuh.

6. Pastikan bahwa makanan yang diberikan saat proses mabung berlangsung mencukupi kebutuhan takaran gizi. Jika memungkinkan dan bahannya mudah di dapat, berikan pakan hidup dengan prosentase 80 % dan atau beri tambahan pakan kering 20%.

7. Berilah vitamin-vitamin dan tambahan mineral yang baik. Dalam hal ini Vitamin B Komplek harus diberiokan 4 sampai 5 kali seminggu ditambah pemberian Vitamin E 3 kali seminggu. Vitamin E yang terkandung dalam minyak akan membuat bulu-bulu tampak mengkilat dan bersih.


Read more > Tips agar murai batu mabung berjalan dengan baik

Tips merawat burung murai batu saat mabung (Rontok Bulu)

Saat masa mabung, metabolisme tubuh burung Murai Batu meningkat hampir 40% dari kondisi normal, sehingga burung murai batu butuh asupan nutrisi yg berkualitas baik dgn porsi lebih besar dari kondisi normal. Hindari mempertemukan burung murai batu dgn burung murai batu sejenis, karena akan membuat proses mabung menjadi terganggu.Proses mabung berhubungan dgn hormon reproduksi.


Masa mabung (moulting) merupakan masa yg sangat menuntut perhatian penghobi burung. Bulu yg hilang & digantikan selama masa mabung atau meranggas ini menyerap 25% dari total protein yg ada di dlm tubuh burung. Inilah mengapa selama masa mabung perlu ditambahkan juga protein sebesar seperempat total protein dlm tubuh burung.

Bulu-bulu & selongsong bulu terdiri atas lebih dari 90% protein, khususnya protein yg disebut keratins. Protein bulu berbeda dgn protein pd tubuh & telur serta memerlukan jumlah proporsional yg berbeda atas asam amino (pembangun sel atau blok protein). Burung murai batu harus mengonsumsi makanan dgn kandungan asam amino jenis ini kemudian menyerap & disimpan sebagai protein (keratin) khusus bagi keperluan pertumbuhan bulu. Proses ini sangat penting bagi burung murai batu & tubuh burung murai batu harus bekerja ekstra untuk mendapatkan gizi yg cukup untuk membentuk bulu.

Di saat burung murai batu mabung memerlukan energi yg besar untuk memproduksi bulu baru. Keperluan energi yg diperlukan untuk memenuhi kebutuhan protein, menyebabkan burung murai batu harus mengonsumsi lebih banyak makanan selama meranggas untuk dapat mempertahankan pertumbuhan bulu baru. Energi yg diperlukan burung murai batu selama masamabung sebesar dua setengah kali lebih banyak dari pada burung murai batu yg sedang memproduksi

Faktor-faktor yg berpengaruh pada masa mabung tidak bisa sepenuhnya dipahami, karena sangat kompleks. Umur burung, musim saat mabung, cuaca harian, kadar hormon & siklus perkembangbiakan, semua menjadi faktor penentu bagi keberhasilan atau kegagalan burung murai batu melewati masa mabung.
Untuk menyediakan protein yg diperlukan untuk peningkatan produksi bulu, maka harus ditingkatkan asam aminonya. Protein seperti itu bisa ditemukan di dlm daging hewan. Daging dapat diberikan kepd kebanyakan burung murai batu yg sedang mabung dlm jumlah kecil plus pemberian suplemen makanan yg baik. Suplemen multivitamin & multi mineral yg baik seharusnya mengandung berbagai vitamin & mineral serta asam amino untuk memungkinkan tumbuhnya bulu secara normal.



Read more > Tips merawat burung murai batu saat mabung (Rontok Bulu)

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Masa Mabung pada Murai Batu

Di alam liar, siklus mabung pada Murai Batu dipengaruhi oleh perubahan iklim dan lingkungan. Biasanya periode mabung bersamaan waktunya pada setiap tahunnya. Selain itu, faktor lain yang mempengaruhi adalah perubahan suhu, curah hujan, tekanan udara serta kelembaban di sekitarnya. Jika waktu mabung tiba, Murai Batu secara genetik akan mulai memproduksi hormon dalam tubuhnya. Hormon-hormon tersebut nantinya akan memicu pertumbuhan bulu baru, sebagai konsekuensinya bulu-bulu lama berangsur-angsur akan rontok. Untuk beberapa bulan, burung memerlukan waktu istirahat yang cukup dan tempat yang nyaman dari gangguan, agar pertumbuhan bulu baru dapat tumbuh dengan sempurna.


Sementara itu, burung yang dipelihara dalam sangkar masa mabungnya berbeda dengan burung yang hidup di alam. Hal ini dikarenakan oleh faktor perlakuan yang berbeda, jenis makanan dan konfrontasi dengan burung Murai lainnya (biasanya terjadi pada burung lomba). Periode mabung pada burung ini hanya diketahui oleh orang yang sudah lama memelihara dan merawatnya. Berdasarkan pengalaman, para hobbies biasanya tahu betul, kapan saatnya burung akan mabung. Untuk itu diperlukan persiapan khusus agar burung dapat menjalani proses mabungnya dengan sempurna. Salah satunya adalah mengistirahatkan burung di arena perlombaan dan mempersiapkan diet yang memadai.


Read more > Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Masa Mabung pada Murai Batu
 
 
Copyright © seputar dunia burung
Blogger Theme by Blogger Designed and Optimized by Tipseo