Monday, February 18, 2013

Murai Batu Nias

Kini populasi burung beo di kepulauan Nias sudah hampir punah dan langka. Sampai-sampai Pemerintah Indonesia memasukkan burung beo sebagai satwa yang dilindungi. Hanya sayang, hal ini tidak diikuti oleh perhatian serius pemerintah setempat. Kita tahu, peraturan daerah untuk burung beo ini tak pernah diterbitkan. Proyek penangkaran juga hingga kini tidak jelas hasilnya.


Seiring kelangkaan burung beo di Pulau Nias, burung murai batu nias menjadi primadona di hati para pencinta burung di Kepulauan Nias. Pertanyaan besarnya, akankah nasib akan berakhir tragis seperti magiao?
Harga Tinggi

seorang pencinta burung dan bekerja sebagai polisi berpangkat bripka— yang dijumpai NBC di kediamannya, di rumah Dinas Polres Nias, Jalan Anggrek, Kelurahan Ilir, Kecamatan Gunungsitoli, Kota Gunungsitoli, mengatakan bahwa murai batu nias kini sudah mulai memiliki harga jual yang tinggi karena sudah mulai diminati para pencinta burung baik dari Pulau Nias maupun dari luar Nias.

Pria ramah yang kesehariannya bekerja sebagai Kepala Urusan Surat Izin Mengemudi (SIM) di Satuan Lalu Lintas Polres Nias, kepada NBC, juga menceritakan bahwa salah seorang temannya sesama pencinta murai batu yang bernama Roni, pernah menjual murai batu dari Nias miliknya kepada peminat murai batu dari Siantar seharga Rp 8.000.000.

Di kontes murai batu nasional pun yang diadakan di Jakarta, murai batu nias juga pernah meraih juara III. Prestasi itu membuat pencinta-pencinta burung murai batu dari luar daerah mulai melirik dan memburu murai nias.

Akibatnya, murai batu nias semakin mahal dan sering dibawa keluar daerah. bahkan setiap bulan, murai batu nias yang dibawa keluar daerah sebanyak 100 sampai 200 ekor. “Inilah yang membuat harga murai batu nias ini melambung,

Harga murai batu yang sering menang lomba akan semakin mahal. Bisa dihargai hingga jutaan rupiah.murai batu yang baru ditangkap dan belum makan pur (makanan burung olahan) dapat dijual seharga Rp 100.000 sampai Rp 200.000. Jika sudah makan pur dan belum pandai, dapat dijual dengan harga Rp 300.000 hingga Rp 500.000, dan yang telah pandai harganya semakin tinggi dari Rp 500.000 hingga jutaan.

Murai batu di Pulau Nias dan pernah meraih juara I pada perlombaan kontes burung murai batu yang diadakan ER2 Cup, dengan hadiah sebesar Rp 1 juta. Ia meraih juara II dan mendapat hadiah sebesar Rp 800.000 pada perlombaan kontes burung mura batu yang diadakan oleh Nias Birds Club, dan juga pernah meraih juara III.


Kelebihan Murai Batu Nias


Jika tidak dilestariakan, niscaya dalam waktu dekat Murray Batu Nias akan sulit ditemukan dan menjadi langka. Selama memelihara murai batu, murai batu nias mempunyai kelebihan daripada murai batu dari daerah lain. “Murai batu nias memiliki kepandaian dan IQ lebih tinggi, yang dibuktikan dengan daya tangkap dalam meniru suara di sekitarnya yang lebih cepat daripada murai batu dari daerah lain.

Selain memiliki daya tangkap dan IQ yang lebih tinggi, murai batu juga memiliki mental yang lebih kuat. Hal itu bisa terlihat jika dibawa ke mana saja dan sering dipindahkan dari kandang yang satu dengan kandang lainnya, murai batu nias tidak cepat stres.

Ciri khas dari murai batu yang berasal dari Nias, tutur Osiduhugö Daely kepada NBC, adalah pada ekornya. “Seluruh ekor murai batu nias berwarna hitam polos, sedangkan ekor pada murai dari daerah lain, terdapat beberapa helai ekor pada bagian bawah yang bewarna putih,” ujarnya.

Hobi yang dijalani pria kelahiran 1973 tersebut mememilihara burung murai batu membawanya menjadi salah satu pengurus pengurus Nias Bird Club yang dibentuk pada tahun 2008.


Pakan burung seluruhnya didatangkan dan dibeli dari luar daerah, seperti pur (Rp 8.000-Rp 10.000 per bungkus), jangkrik (130.000 per kilo untuk 2 bulan), ulat hongkong, ulat bambu (terkadang ada di Nias), dan kroto (telur semut).

Di antara murai batu, yang dipelihara Osiduhugö Daely, NBC juga melihat ada beberapa jenis burung lainnya, seperti burung kapas tembak, manyar, levbet, kenari, siri-siri, jalak kerbau, cahlilin dan kinoi.

Sebagian besar burung yang dimilikinya tersebut, menurut pria tamatan Sekolah Polisi Negara (SPN) Singaraja, Bali, ini dibeli di Kota Gunungsitoli, dan sebagian juga ada yang diberikan oleh temannya.

Cara Merawat Burung Murai Batu Nias
Ketika disinggung tentang cara dan kiat merawat seekor murai batu menjadi pandai dan dapat diikutkan pada kontes, pria yang juga hobi olahraga tersebut dengan ramahnya mau berbagi trik merawat burung kepada NBC. Menurut dia, yang perlu diperhatikan dalam memelihara murai batu adalah waktu pemberian makanan.
Jadwal yang telah ditentukan untuk memberikan makanan murai batu harus tepat waktu dan tidak diubah-ubah waktu dan jam dari kebiasaan. Murai batu juga harus diberikan puding setiap harinya berupa jangkrik, ulat bambu, ulat hongkong dan kroto, mulai dari 5 ekor hingga 15 ekor per harinya, disesuaikan dengan situasi burungnya, dari yang pemula hingga yang telah ikut kontes.

“Setiap hari, burung murai juga harus tetap dimandikan 2 kali sehari jika cuaca cukup panas. Namun, cukup 1 kali jika cuaca mendung atau hujan,” ujarnya. Setelah dimandikan, burung murai batu juga harus dijemur setiap harinya selama 3 jam dan setelah dijemur, lalu dibebaskan ke dalam kandang umbar (kandang yang lebih besar) agar segar dan bebas bergerak.

Ketika ditanya tentang harapannya terhadap pemerintah tentang maraknya perburuan murai batu nias, pria yang besar dan tamat SMA di Palembang tersebut sangat mengharapkan pemerintah untuk membuat sebuah tempat penangkaran murai batu, dan juga mengusulkan peraturan daerah tentang murai batu nias di DPRD.
Murai batu nias bisa bernasib seperti burung beo, sebab setiap bulannya dibawa keluar daerah sebanyak 100 sampai 200 ekor sehingga jika tidak dilestariakan, niscaya dalam waktu dekat Murray Batu Nias akan sulit ditemukan dan menjadi langka.

Melihat tingginya harga murai, saatnya pemerintah setempat segera turun tangan sebelum terlambat untuk menyelamatkan burung endemic kepulauan Nias ini.



Jenis-jenis murai batu yang dikenal di Indonesia adalah sebagai berikut:
  • Murai batu medan, Bukit Lawang, Bohorok, kaki G Leuser wilayah Sumatra Utara. Panjang ekor 27 – 30 cm.
  • Murai Aceh, di kaki G Leuser wilayah Aceh. Panjang ekor 25 – 30 cm.
  • Murai batu Nias, panjang ekor 20 – 25 cm. Ekor keseluruhan berwarna hitam.
  • Murai Jambi, hidup di Bengkulu, Sumatra Selatan, Jambi.
  • Murai batu Lampung, hidup di Krakatau, Lampung. Ukuran tubuh lebih besar dari Murai Medan. Panjang ekor 15 – 20 cm.
  • Murai Banjar (Borneo), jenis ini paling populer di Kalimantan, karena sering merajai berbagai lomba di Kalimantan. Penyebaran di Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan. Panjang ekor 10 – 12 cm.
  • Murai Palangka (Borneo), panjang ekor 15 – 18 cm. Hidup di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat.
  • Larwo (Murai Jawa), hidup di Jawa Tengah dan Jawa Barat. Tubuh jauh lebih kecil dari murai medan. Jenis ini sudah sangat langka ditemukan. Panjang ekor 8 – 10 cm.

http://tviexpressbanet.blogspot.com/2012/06/burung-murai-batu-nias.html
Read more > Murai Batu Nias

Menyiapkan kandang penangkaran

Untuk kandang penangkaran, kita bisa membuat dengan ukuran Panjang x Lebar x tinggi = 2m x 1,5m x 2m, namun semua tergantung dari ketersediaan lahan, karena penangkaran saya ada yang luas dan ada pula yang sederhana, yang penting kandang dapat membuat Pasangan Mb merasa nyaman dan betah. Kandang harus aman dari binatang predator seperti kucig atau tikus, untuk itu, hindarkan membuat kandang pada tempat tempat yg sering dilalui binatang tersebut atau bisa juga menutup jalan yg dilalui binatang pemangsa tersebut dan sebisa mugkin indukan MB tidak melihat lalu lalang binatang binatang tersebut. Dinding kandang bagian sekeliling terutama depan bisa ditutup minimal 1 s.d 1,5m dqari bawah untuk mencegah hal tersebut, dan jika kita memiliki beberapa pasang indukan, kita harus bisa menutup sekat pemisah serapat mungkin, karena sedikit celah yang meungkinkan kedua pasang saling lihat, maka kedua pasangan induk bisa saling berantem dan tidak fokus untuk melakukan reproduksi.


foto by David De Souza collection

dengan kandang seperti dibawah inipm Murai batu juga bisa produksi



ini juga kandang yang bagus




Kelengkapan lainnya yang harus dipenuhi adalah:

1. Tempat pakan dan minum

Diusahakan tempat pakan dan minum jauh dari tangkringan sehingga tidak terkena kotoran burung utuk menjaga kebersihan dan kesehatan burung, untuk tempat pakan, terurama EF jauhkan dari jangkauan sarangga atua semut yang bisa mengerubuti EF, hal ini bisa dsiasati dengan pemberian minyak pada tiang penyangga atau yang penting diusahakan pakan tidak dapat dijangkau semut dan serangga. nah, jika memang perlu, lebih baik dipisahkan antara tempat pakan untuk Voer dan EF, begitupun dengan EF, sebisa mungkin dipisahkan antara tempat kroto, jangkrik, ulat, maupun cacing.


2. Keramba atau tempat mandi

Buat keramba senyaman mungkin dan MB betah ntuk mandi,karena proses mandi juga bisa memicu birahi atau menurunkan birahi kedua indukan, usakan keramba air diganti setiap hari


3. Glodok atau sarang

Glodok bisa dibuat dari kayu dibentuk seperti pada sarang kenari atau LB, bisa juga dari batok kepala, dan tidak mentup kemungkinan dari besek atau bahan yang lain selama MB mau membuat sarang ditempat tersebut. Disarankan agar memberikan alternatif pada indukan dengan memberikan beberapa sarang pada Mb. Posisi sarang diusahakn lebih tinggi dari kapala kita dan diusahakan ditempat paling aman dan nyaman.
Ini gambar model sarang

merupakan beberapa gambar jenis glodok atau tempat sarang....

dapat dari anyaman bambu...


Foto oleh David De Souza collection

glodok kotak seperti ini juga bisa


Foto oleh David De Souza collection

seperti ini bisa juga


Foto oleh David De Souza collection

sarang seperti ini juga mau MBnya menempati


Foto oleh David De Souza collection

atau kotak seperti ini juga bisa




4. Bahan sarang

Bahan sarang bisa berasal dari rumput kering, daun pinus, dan juga bisa dari sabut kelapa atau ijuk, kita biarkan saja indukan yang memilih bahan sarang, kita tidak perlu membuatkannya karena indukan akan membuat sendiri sarangnya, kita hanya menyebar dilantai kandang dan betina jika sudah siap telur akan mengangkat dan mulai membuat sarang, dapat pla sebagai pancingan kita masukkan beberapa bahan pasa kotak saang dan membiarkan indukan yang menatanya.

salah satu bahan sarang dari jerami...


foto oleh David De Souza Collection

dari daun pinus kering juga bisa,




dari sabut kelapa, namun kita harus lebih sabar untuk membuat sabut kelapa sehalus mungkin agar induk Murai Batu dapat dengan mudah mengangkutnya



bisa juga disediakan bahan bahan lain, seperti rumbut kering, daun Bambu, ijuk dan lain sebagainya, intinya Murai Batu akan memanfaatkan semua bahan yang ada di sekitarnya untuk bisa dibuar sarang, bahkan tali rafian dan benangpun akan dijadikan sarang.

namun lebih baik berikan bahan yang mudah di tata dan juga halus seperti daun pinus.


http://penangkaranmuraibatu.blogspot.com/2010/11/tips-penangkaran-murai-batu-medan.html
Read more > Menyiapkan kandang penangkaran

Tahapan sederhana Penangkaran Murai

TAHAP I (PERSIAPAN)
Indukan
 Pemilihan indukan sangatlah mutlak dalam beternak murai batu agar usaha penangkaran tidak sia sia,
Pejantan, harus berusia minimal 1,5 tahun dan Betina minimal 9 bulan
Pejantan yg dipilih hendaknya memiliki katuranggan yang baik dengan harapan menghasilkan keturunan yang baik pula, untuk betina akan lebih baik jika dipilih yg sudah birahi, terlihat dari perilakunya rajin berkicau memanggil pejantan.
Cirinya :
Pejantan
1. Kepala, leher hingga punggung berwarna hitam pekat bahkan kebiruan jika terkena sinar, warna coklat yg tegas di bulu dada
2. Variasi suara relatif banyak dan keras
BIMA                                      MURAINO

Betina :
1. Kepala, leher hingga punggung berwarna hitam keabu abuan (pudar), warna coklat pudar, semu putih warna bulu dada

2. Variasi suara sedikit dan kurang keras

Kandang  Penangkaran
kandang penangkaran yang saya pergunakan berukuran minimalis, hanya berukuran P x L x T = 150cm x 55cm x 100cm dengan dibuat sekat ditengahnya. Kandang ini berfungsi sebagai kandang penjodohan sekaligus kandang ternak (proses perkawinan, bertelur & penetasan) saya menyebutnya KANDANG MULTI FUNGSI
 Tampak Muka
 Tampak samping
pada gambar terlihat adanya
a.  2 pintu besar di bagian depan yang berfungsi sebagai pintu keluar masuk tempat makan, tempat mandi, dan tempat pasir, ukuran pintu ini 30cm x 20cm
b.  2 pintu kecil dibagian depan, pojok kiri atas & pojok kanan atas yg berfungsi untuk mengontrol sarang bertelur, tergantung kita apakah menggunakan 1 sarang atau 2 sarang
c.  pintu kecil dibagian kanan & kiri kandang yang berfungsi sebagai jalan keluar/masuk burung.
Sarang Bertelur/Glodok/Gowok
sarang bertelur /glodok berukuran 20cm x 15cm x 10cm namun ukuran ini tidaklah baku dapat dibuat dalam berbagai ukuran yang disesuaikan dengan kandang dan selera. Bahan sarang dapat digunakan daun cemara/pinus, sabut kelapa atau serat nanas. untuk baian dalam glodok dapat pula ditambahkan kotak besek/tempat kroto

          
TAHAP II (PENJODOHAN)
Beberapa cara penjodohan:
1. Menggunakan kandang harian dengan cara kandang pejantan dan kandang betina diletakkan berhimpitan , akan lebih baik jika satu pejantan di dekatkan dengan lebih dari satu betina agar pejantan dapat dengan leluasa memilih pasangannya
2.menggunakan kandang ternak sebagai kandang multi fungsi dengan cara disekat diantara pejantan & betina, jika sudah terlihat berjodoh sekat tersebut dilepaskan (Saya menggunakan metode ini)
Ciri sudah berjodoh dapat kita amati pada malam hari jika keduanya idukan saling berdekatan dan terlihat rukun tanpa saling menyerang yang menyebabkan salah satu luka bahkan mati) maka sudah dapat dikatakan keduannya sudah jodoh.
Jika sudah jodoh maka keduanya dapat disatukan dalam kandang ternak atau dilepas sekat penghalang(jika penjodohan didalam kandang multi fungsi)
TAHAP III (PAKAN INDUKAN)
Untuk memicu birahi indukan, saya biasanya menggunakan jangkrik, Cacing Tanah dan sedikit kroto & Ulat Hongkong
selama proses produksi semua indukan saya berikan pakan segar tanpa diberikan pakan buatan (voer) dengan tujuan agar indukan dalam proses produksi tetap terlihat sehat & aktif. berikan jangrik dalam jumlah cukup banyak, UH 50 ekor, 1-2 sendok kroto setiap pagi

TAHAP IV (PRODUKSI)
 Setelah pasangan indukan terlihat berjodoh, maka beberapa hari kemudian akan terlihat betina akan sibuk membawa daun cemara atau yang lainnya masuk kesarang dan menata sarang tersebut unuk bertelur.
1.Telur
Jika sarang telah selesai dibuat maka sang betina akan segera bertelur, rata telur Murai 3-4 telur, bergantung dari produktivitas betina karena hingga saatini belum ada rumusan tentang cara mendongkrak jumlah telur untuk sekali proses produksi (bergantung pada Indukan betina)
2. Pengeraman
Telur akan dierami indukan selama 14 hari, jika terlihat betina sudah masuk ke glodok untuk mengerami telur, biasanya pejantan akan saya tarik/keluarkan sehingga hanya betina yang tertinggal untuk mengurus telur hingga anakan murai.

3.Piyik
Setelah selama 14 hari telur dierami maka telur akan menetas dan piyik piyik murai akan keluar dari cangkang telur, tugas indukan betina untuk meloloh anakanpun dimulai

4.Trotol
Biasanya setelah selama kurun waktu 10 hari berada didalam sarang, maka piying tersebut akan keluar dari sarang (muar) untuk belajar terbang.


Masa rawan anakan murai terjadi sejak piyik menetas hingga berusia kurang lebih 20 hari, karena pada usia 20 hari anakan sudah belajar makan sendiri.


http://penangkarmuraibatu.blogspot.com/p/seputar-penangkaran.html
Read more > Tahapan sederhana Penangkaran Murai

Merawat bakalan murai batu

Jika bakalan murai batu yang dibeli merupakan hasil pancingan, ada kemungkinan kailnya masih tertinggal dalam tenggorokan. Kalau hal ini tidak diketahui selama beberapa hari, bagian tubuh tersebut bisa mengalami  infeksi yang membuatnya malas makan.  Apabila kondisinya makin parah, tidak mustahil burung akan mati. Jadi berhati-hatilah saat membeli bakalan burung murai, terlebih di lapak-lapak dadakan atau pedagang yang sebelumnya tidak pernah kita kenal.

Lain persoalan jika burung tersebut merupakan hasil pikatan jaring dan pulut. Anda bisa langsung masuk ke perawatan bakalan murai batu. Biasanya bakalan MH belum mengenal makanan buatan manusia (voer). Karena itu, burung perlu dilatih makan voer agar tidak menimbulkan kesulitan di kemudian hari, termasuk ketika pasokan extra fooding seperti kroto di pasaran sedang kosong.

Informasi mengenai cara melatih murai batu agar terbiasa dengan makanan buatan manusia (voer) bisa dibuka kembali dalam artikel Murai batu muda hutan, rawatan tepat cegah sekarat.
Dalam perawatannya, burung ini membutuhkan extra fooding (EF) berupa jangkrik, ulat bambu, kroto, dan ikan kecil. Pemberian EF harus rutin (setiap hari), dibarengi dengan pemberian suplemen atau vitamin. Bagi bakalan murai batu MH, menu EF biasa disantapnya saat masih berada di habitat aslinya: hutan. Tetapi suplemen tak pernah diperolehnya dalam bentuk seperti di dalam sangkar / kandang.


Suplemen mempercepat  adaptasi

Tujuan pemberian suplemen ini untuk menjaga daya tahan tubuhnya agar tidak cepat ngedrop karena perubahan pola makan dan jenis makanan yang berbeda antara hutan dan sangkar / kandang. Suplemen juga bisa mencegah burung dari kondisi stres, karena jika sampai stres bisa berakibat fatal:  cepat drop, rentan mengalami kelumpuhan mendadak, tidak mau makan atau minum, dan bulu-bulu tubuhnya lebih sering mengembang dengan pandangan mata berair dan sayu.

Untuk memastikan kecukupan vitamin, Anda bisa mencoba memberikan suplemen BirdVit. Sedangkan untuk memastikan kecukupan mineral bisa menggunakan BirdMineral. Vitamin dan mineral memiliki karakter unik. Jika kelebihan akan dikeluarkan dari tubuh (melalui urine), sehingga tidak membawa efek samping. Tetapi jika kekurangan dipastikan akan mengalami defisiensi vitamin dan mineral, dengan beberapa gejala seperti cepat drop, kelumpuhan mendadak, malas makan dan minum, bulu terlihat kusam dan sering mengembang, serta mata sayu dan berair.

Perlakuan lain yang tak pernah dialami bakalan murai batu MH adalah pengerodongan. Dalam pemeliharaan manusia, pengerodongan sangkar diperlukan agar bakalan  murai batu tidak mengalami ketakutan terhadap situasi dan  kondisi lingkungan yang baru, sehingga terbebas dari stres.

Selama beberapa hari, burung tetap dikerodong setiap hari agar lebih tenang  dahulu dan bisa beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Apabila sudah mulai bisa menyesuaikan dengan lingkungan baru, berarti burung sudah melewati masa kritis. Masa kritis biasanya berlangsung selama 12 hari sejak burung dibeli.

Apabila sudah melewati masa kritis, dan sudah mau makan voer (biasanya hingga hari ke-20 atau lebih), maka burung murai batu ini sudah bisa dikatakan “setengah jadi”. Inilah saatnya melakukan proses penjinakan dan  pemasterannya. Dari sinilah Anda bisa meneruskannya ke tahap berikutnya, yaitu Perawatan burung murai batu.

Sumber :
Omkicau.com



Read more > Merawat bakalan murai batu
 
 
Copyright © seputar dunia burung
Blogger Theme by Blogger Designed and Optimized by Tipseo