Friday, April 19, 2013

Perawatan dan penangkaran jalak putih


Saat ini sudah muncul sejumlah penangkar non-institusi, alias perorangan, di berbagai daerah. Misalnya Warsono (Dukuh Sendang Lebak, Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Klaten), Ibu Susilowati dari Safari Bird Farm Nganjuk, dan sebagainya. Untuk mendapatkan calon indukan, Anda juga bisa mencarinya melalui Mbah Google.

Salah satu alasan mengapa jalak putih dari dulu hingga sekarang banyak dicari tidak lain karena suaranya yang bagus dan keras. Burung jantan memiliki volume suara lebih keras dan nyanyiannya lebih bervariasi daripada burung betina.

Untuk membedakan jenis kelamin jalak putih memang tidak mudah. Tetapi ada beberapa tengara yang bisa membantu Anda dalam melakukan sexing :

Jalak putih jantan :
Bisa diidentifikasi dari ukuran tubuh yang relatif lebih besar dan lebih panjang daripada betina. Warna bulu di kepala, dada, dan punggungnya mengkilap an putih bersih. Jambulnya lebih panjang. Kedua kakinya juga lebih panjang dan kokoh. Suara sangat kencang dan variatif. Gerakannya lebih lincah dan aktif daripada betina.

Jalak putih betina:
Ukuran tubuhnya lebih pendek dan bulat, denhan warna putih yang kusam. Ukuran paruh, kaki, dan jari-jarinya lebih pendek daripada burung jantan, dengantekstur lebih halus. Kepala juga lebih ramping. Gerakannya tidak selincah seperti burung jantan. Ocehannya kurang variatif, dengan volume lebih kecil.

Sepasang burung jalak putih (burung jantan sebelah kanan).
JALAK PUTIH BETINA DAN JALAK PUTIH JANTAN

Menangkar burung jalak putih juga bukan pekerjaan mudah, tetapi bisa disiasati dengan pengaturan pakan yang sesuai, pemberian suplemen khusus penangkaran, serta pengontrolan kebersihan kandang dan aksesorisnya secara rutin.

Proses perjodohan umumnya berlangsung sekitar 3 minggu. Kegagalan penjodohan biasanya terjadi karena salah satu induk, atau kedua induk, belum mencapai umur dewasa kelamin. Dianjurkan memelihara burung betina umur 1 tahun atau lebih, sedangkan burung jantan berusia 2 tahun. Meski burung sudah mencapai dewasa kelamin pada umur 5 – 7 bulan, sebaiknya pilihlah indukan yang sudah benar-benar matang.

Apabila umur burung betina sejajar atau bahkan lebih tua daripada burung jantan, biasanya yang memegang kendali dalam kandang justru burung betina. Tidak jarang si betina menjadi lebih agresif, sehingga burung jantan ketakutan atau malah tak berselera. Itu sebabnya, banyak penangkar yang mengeluh burung betinanya terlalu galak, sehingga kedua induk tak mau berjodoh.

Untuk memacu produktivitas indukan, kualitas pakan hendaknya benar-benar diperhatikan. Nutrisi / nilai gizi dalam pakan yang serasi dan seimbang sangat berperan penting dalam metabolisme burung. Extra fooding (EF) seperti kroto dan jangkrik harus selalu terpenuhi selama masa berkembang biak.

Setiap pasangan induk jalak putih membutuhkan sekitar 20 ekor jangkrik / hari, yang diberikan pagi dan sore hari. Apabila sejak dini jalak putih terbiasa dengan kroto, maka berikan kroto sebanyak 4 sendok makan, yang disajikan pada siang hari saja. Jangan lupa menambahkan pisang untuk membantu memperlancar proses pencernaan burung.

Lingkungan kandang penangkaran yang aman dan nyaman juga sangat berpengaruh terhadap produktivitas indukan. Kondisi lingkungan yang terlalu ramai bisa mengganggu indukan, terutama induk betina ketika sedang mengerami telur dan merawat anak-anaknya. Hindari kegaduhan yang bisa membuat induk jantan dan betina stres, sehingga menampilkan perilaku aneh seperti membuang telur, bahkan membuang anakan yang baru menetas.

0 comments:

Post a Comment

 
 
Copyright © seputar dunia burung
Blogger Theme by Blogger Designed and Optimized by Tipseo