Thursday, March 7, 2013

Perlukah kontrol kelembaban pada alat penetasan telur ?


Belakangan makin gencar promosi penetas telur otomatis yang menggunakan kontrol kelembaban elektronik maupun digital. Apalagi mendapatkan kontrolernya juga makin mudah karena sudah ada produsen lokal yang memproduksinya. Namun demikian, sayangnya kontroler kelembaban + komponen lainnya dirasa terlalu memberatkan dalam harga dan konsumsi listriknya yang boros. Hal ini dapat dimaklumi karena kontroler kelembaban menggunakan sensor kelembaban yang jauh lebih mahal daripada sensor suhu. Ditambah lagi penggunaan peralatan pengabut (humidifier) yang banyak menggunakan komponen yang boros listrik seperti water heater. Dengan demikian dapat dipastikan biaya penetasan otomatis juga menjulang tinggi.
Apa itu kelembaban?
Pada prinsipnya kelembaban (baca: kandungan air dalam udara) mutlak dibutuhkan dalam proses penetasan. Telur yang dipanaskan pada suhu 38 derajat celcius akan mengalami penguapan dan menurunkan kadar airnya / menjadi kering, sehingga materi dalam telur seperti putih telur akan mengalami penyusutan yang besar dan cepat encer. Padahal putih telur adalah salah satu perlindungan utama embrio selain kulit telur. Kelembaban yang cukup akan mempertahankan kadar air pada kulit telur dan mencegah terlalu kering.  Selain itu kelembaban juga berguna untuk pembentukan oksigen untuk pernafasan embrio yang berasal dari reaksi kimia penguapan air (H2O).
Kesalahkaprahan tentang kelembaban
Banyak praktisi peternakan dan produsen penetas telur yang kurang memahami dengan baik tentang kelembaban. Sebagian besar akan mengambil data tentang kelembaban dari luar negeri secara serampangan dan mengaplikasikan begitu saja di dalam negeri. Padahal jika kita cermati, data kelembaban di luar negeri banyak mengukur kelembaban menggunakan termometer basah dan kering (wet bulb and dry bulb thermometer) dengan satuan Fahrenheit. Seperti diketahui sistem pengukuran suhu di Indonesia menggunakan satuan Celcius dan sistem pengukuran kelembaban menggunakan kelembaban relatif (RH: Relatif Humidity). Pengukuran kelembaban dengan wet bulb thermometer pada derajat fahrenheit tentunya harus dikonversikan lagi untuk menjadi kelembaban relatif. Sebagai contoh, kelembaban pada 80 derajat fahrenheit wet bulb thermometer akan menjadi kelembaban relatif sebesar 60% saja, sehingga angka kelembaban yang seharusnya digunakan adalah 60% bukan 80%!!!. Karena itu jika ada produsen penetas telur mensyaratkan kelembaban di atas 80% (terutama untuk penetasan telur bebek) adalah salah kaprah. Dari penelitian kami, penggunaan kelembaban 70-75% sudah bisa menghasilkan daya tetas hingga 87% pada telur itik yang dikenal sulit menetas, itupun baru diaplikasikan pada saat fase penetasan, sehingga tidak perlu menggunakan peralatan dan kontroler kelembaban yang berharga mahal.
Sifat kelembaban
Kelembaban mempunyai sifat bertolak belakang dengan panas, kalau panas bersifat ringan dan mudah bergerak / bersirkulasi ke segala arah, maka kelembaban bersifat berat dan lebih sulit bergerak ke segala arah terutama ke atas. Mungkin itulah sebabnya beberapa produsen penetas menggunakan pemanas untuk menguapkan air dengan harapan kelembaban tinggi akan tercapai. Padahal kelembaban yang dihasilkan pemanas air ini dibatasi oleh pengatur suhu hingga maksimum 38 derajat celcius untuk mencegah overheat. Dengan sifatnya yang berat, uap air juga sulit untuk bergerak ke atas, apalagi ada sirkulasi udara dari atas ke bawah yang otomatis menahan uap air untuk bergerak ke atas. Sehingga bisa dipastikan kelembaban akan menjadi terlalu fluktuatif dan tidak merata. Itulah mengapa rak telur penetasan (hatcher) umumnya diletakkan di bawah rak telur pengeraman (setter) seperti pada penetas telur Aviamax, karena kelembaban secara alami akan terkonsentrasi hanya beberapa cm saja dari lantai. Cukup dengan memberi bak air extra, maka kelembaban pada area rak telur hatcher akan bertambah menjadi 70-75% (normalnya 55-60%), tergantung ukuran bak air extra. Kelembaban ini sudah lebih dari cukup untuk mempermudah telur menetas tanpa bantuan alat lainnya.
Pengaturan kelembaban pada penetas Aviamax
Penetas Aviamax kami rancang sedemikian rupa sehingga mampu menyediakan kelembaban yang cukup, baik pada fase pengeraman maupun penetasan. Kelembaban yang terjadi berjalan secara alamiah, hanya mengandalkan bak air atas dan bak air bawah / extra. Bak air atas letaknya di depan kipas sehingga hembusan udara dari kipas akan menciptakan gelombang kecil pada permukaan air. Karena air bergelombang, maka luas permukaan air akan lebih besar dan berarti kelembaban juga akan meningkat. Pada kondisi normal, kelembaban berada pada kisaran 55 – 60%, dan ini sudah lebih dari cukup untuk kelembaban pada fase pengeraman. Di bagian bawah, diberikan tambahan bak air extra, tepat berada di bawah rak telur penetasan / hatcher. Secara alamiah pula, kelembaban akan bertambah menjadi 65 – 75% (tergantung besarnya bak air extra). Untuk penetasan telur ayam, cukup menggunakan bak air kecil dan untuk penetasan telur bebek bisa menggunakan bak air yang lebih besar. Semua sistem kelembaban benar-benar berjalan secara alamiah dan simpel tanpa bantuan pemanas air (ada pula yang menggunakan aerator akuarium) dan kontroler yang sangat mahal harganya. Jika ada pembeli bertanya mengenai perbedaan harga penetas Aviamax yang jauh lebih murah daripada penetas merk lain, salah satunya jawabannya adalah karena tiadanya peralatan pengatur kelembaban. Penetas merk lain hanya menggunakan bak air bawah, sehingga bagian atas menjadi kurang kelembabannya, itulah mengapa digunakan peralatan pengatur kelembaban dengan kontrol otomatis agar kelembaban bisa sampai bagian atas. Padahal jika benar-benar diteliti kelembaban akan sangat berfluktuatif karena sulit menaikkan uap air hingga ke atas. Ada juga penetas merk lain yang hanya menggunakan bak air pelembab atas ditambah dengan aerator plus kipas. Tapi karena kipasnya terlalu kecil, maka sulit untuk meningkatkan kelembaban secara signifikan, sehingga digunakan juga peralatan pengatur kelembaban + kontrol otomatis atau masih harus dibantu dengan sprayer secara berkala.



0 comments:

Post a Comment

 
 
Copyright © seputar dunia burung
Blogger Theme by Blogger Designed and Optimized by Tipseo