Monday, March 18, 2013

Faktor peyebab lepasnya burung dari kandang

Burung lepas, sepertinya ini adalah masalah klasik dalam perkicauan. Bagaimana mencegah dan mencoba menangkap lagi burung yang lepas? Berikut ini saya turunkan tulisan (dan sudah saya update) yang pernah saya buat untuk mypetzone (almarhum) dan milis kicaumania.


PENCEGAHAN

Untuk mencegah burung lepas, tentunya kita harus menginventarisasi dulu penyebab burung lepas, baru kemudian melakukan pencegahan. Penyebab burung lepas antara lain adalah:

A. Faktor cantelan, gantungan dan kerangka serta jeruji sangkar

1. Sangkar jatuh dan pecah karena cantelannya lepas/jebol. Pencegahan: Perhatikan cantelan sangkar. Periksa apakah mur/bautnya benar2 sudah kencang. Selalu cek, setiap hari sebab kalau mur/baut kendor, maka ketika ketiup angin, sangkar bergerak-gerak, goyang, memutar, maka sangkar bisa lepas dari cantelannya….Blam… burung lepas

2. Sangkar jatuh dan pecah karena gantungan pada gantangan yang kita pakai sudah tidak kuat menahan beban karena dudukannya lapuk dan sebagainya.

Pencegahan, kalau menggunakan paku, apa benar pakunya nancap kencang; tidak karatan; tidak aus. Perhatikan dudukan gantungan; kalau kayu, bambu dan sebagainya, apa tidak lapuk; tidak keropos dsb.

3. Sangkar jatuh dan pecah karena uliran (mur dan baut) cantelan memutar sedikit demi sedikit tanpa kita sadari dan pada akhirnya mur terpisah dari baut.

Pencegahan, cek selalu kondisi mur dan baut apakah sudah kencang. Usahakan diberi ring antara sangkar dan mur yang berfungsi sebagai penekan agar mur / baut tidak memutar sendiri.

4. Sangkar jatuh dan pecah karena ketika mencantelkan atau menurunkannya menggunakan alat bantu tongkat yang tidak kuat/kokoh sehingga ketika kita mengangkat atau perlahan menurunkannya, beban sangkar tidak seimbang. Akibatnya, sangkar memuntir, terlepas dari kaitan dan jatuh.

Pencegahan, usahakan menggantungkan sangkar dengan menyantelkannya langsung pakai tangan. Kalau tempatnya tinggi, gunakan alat bantu kursi yang kokoh berdiri. Kalau terpaksa memakai tongkat yang berpaku/berkawat melengkung maka perhatikan keseimbangan beban sangkar; juga kekuatan sangkar. Jika tidak seimbang berisiko sangkar memutar saat diangkat atau diturunkan. Jika kerangka sangkar tidak kuat, juga berisiko patah dan sangkar jatuh berdebam…

5. Sangkar jatuh dan pecah karena ketika menggantangkan tidak dilihat secara cermat apakah lengkungan cantelan sudah tepat masuk ke lengkungan gantungan. Kadang cantelan hanya menumpang di ujung gantungan. Ketika ketiup angin atau burung bergerak-gerak, sangkar bergeser dan jatuh berdebam.

Pencegahan, begitu selesai menggantungkan, tengok kembali ketepatan posisi cantelan dan gantungan.

6. Sangkar jatuh dan jebol karena kerangkanya patah ketika sangkar dicantelakan di paku dalam posisi mepet tembok; atau sangkar melorot karena paku tidak menancap kuat di tembok.

Pencegahan, periksa kekuatan kerangka sangkar dan periksa dudukan paku. (Saran saya, jangan mencantelkan sangkar dengan posisi seperti ini, karena rawan semut, cicak dll, selain juga paku yang menonjol ke dalam sangkar berbahaya bagi burung di dalamnya).

7. Kerangka sangkar atau jeruji sangkar patah hanya karena didesak-desak atau dipatuk-patuk burung; atau mungkin juga karena digerogoti tikus.

Pencegahan, cek selalu kondisi keseluruhan sangkar dan jaga tetap kuat-kokoh. Meski sangkar baru, selalu cek setelah kita menurunkan dari gantungan dan membuka kerodongnya (kalau dikerodong), siapa tahu semalam digerogoti tikus dan karenanya jeruji patah-patah dan mudah diterobos burung.

B. Faktor pintu sangkar

1. Pintu tidak bisa menutup otomatis. Akibatnya, ketika kita membukanya untuk mengganti air dan sebagainya, dan lupa segera menutupnya, burung melesat keluar.

Pencegahan: Buat pintu sangkar dengan engsel (kebanyakan model gesekan naik turun) yang selicin mungkin. Dengan demikian, meskipun pintu tidak diberi beban (kalau diberi, lebih bagus), dia akan otomatis geser ke bawah; nutup. Pintu juga perlu diberi kancingan sehingga tidak berisiko terbuka saat kita membuka/mengangkat kerodong.

2. Pintu relatif lebar. Pintu yang relatif lebar sering menyebabkan ketika kita memasukkan tangan untuk mengganti pakan dsb, atau mencoba menangkap burung; tahu-tahu burung menelusup lewat atas, bawah atau samping lengan, dan beeerrrrr lepas.

Pencegahan: Pintu yang lebar memang bagus karena memudahkan kita untuk membersihkannya dan sebagainya. Jadi pencegahan untuk hal ini adalah mengusahakan tidak memberi/mengganti makan-minum secara langsung ketika burung masih di sangkar. Usahakan burung sudah dipindah ke karamba atau ke sangkar lain. Kalau terpaksa, maka lakukan itu di ruang tertutup atau usahakan tangan kiri (kanan) menjaga pintu bagian bawah yang terbuka ketika tangan kanan (kiri) masuk sangkar. Hal ini terutama perlu diperhatkkan untuk sangkar2 model bulat dimana bukaan pintu relatif panjang sampai di dekat dasar sangkar dan sangat rawan diterobos burung.

C. Faktor dasar sangkar

Penutup bagian bawah sangkar (baik jeruji maupun papan/seng dsb) melorot ketika sangkar diangkat miring.
Pencegahan usahakan penutup sangkar bagian bawah bisa dikancingkan (dan selalu dalam posisi terkancing seusai sangkar dibersihkan dll), sehingga kalau sangkar dalam kondisi miring, penutup tersebut tidak melorot/membuka sendiri.

D. Faktor kerodong

Kerodong bisa menyebabkan burung lepas ketika kita angkat dan menyangkut di pintu sangkar yang licin. Pencegahan, pastikan pintu sangkar sudah dikancing dengan kaitan kawat atau cara yang lainnya.

E. Faktor karamba

1. Kerangka atau jeruji karamba rapuh sehingga pecah ketika ditabrak burung.

2. Pintu karamba tidak bisa melorot sendiri begitu kita lepaskan atau masih terlalu seret sehingga perlu ditekan. Kalau kita lupa menekannya, ya burung bisa-bisa lepas. Pencegahan, sama seperti sangkar, usahakan tutup karamba bisa licin dan menutup sendiri (kalau perlu juga diberi pemberat).

F. Faktor kesalahan manusia (human error/kelalaian dan kecerobohan)

1. Meletakkan sangkar di sembarang tempat ketika kita akan atau seusai merawat burung. Perilaku ini mengundang risiko sangkar didekati kucing, ayam atau binatang lain yang tertarik kepada burung atau pakan burung di dalamnya. Ketika dilabrak, sangkar bisa terguling; pecah atau pintunya membuka dan burung terbang.

2. Menggantangkan atau menurunkan sangkar hanya dengan satu tangan. Biasanya, kita hanya mengandalkan telunjuk untuk menahan beban sangkar sementara salah satu kaki sangkar kita tumpukan ke pangkal ibu jari dibantu tumpuan tiga jari lainnya. Ha ini berisiko sangkar jatuh karena dalam kondisi kita jinjit dan berkonsentrasi memasukkan cantelan ke gantungan, keseimbangan badan terabaikan dan kita mudah tersungkur. Kalau pada saat itu cantelan belum masuk ke gantungan, biasanya sangkar langsung terjungkal ke depan. Byaaar… dan burung lepas atau minimal stres setelah kelabakan….

3. Membawa burung dengan motor hanya dengan cara dicangking pada bagian cantelannya. Ini berisiko cantelan jebol karena beban yang terjadi saat itu bukan semata-mata berat sangkar dan burung, tetapi juga faktor tiupan angin. Selain itu, membawa burung dengan cara ini berisiko mengganggu pengguna jalan lain yang bisa-bisa tersenggol sangkar dan sangkar pecah atau jatuh bedebam….

Usahakan membawa sangkar burung dengan cara dibuatkan tali model ransel dan sangkar aman menempel di punggung kita. Membawa sangkar dengan cara meletakkannya di jok motor dan menalikannya langsung dengan sepeda motor, berisiko membuat burung stres karena getaran motor langsung merambat ke sangkar. Hal ini lebih berisiko ketika kita melewati jalanan berlubang. Sementara kalau kita bawa model ransel, maka getaran motor atau geronjalan jalan berlobang teredam oleh tubuh kita.

4. Kurang rapat ketika mendekatkan sangkar dengan karamba ketika akan memindah burung dari sangkar ke karamba atau sebaliknya. Sela antara karamba dan sangkar rawan diterobos burung, terutama burung yang semi liar. (BTW, inilah kejadian yang belum lama ini saya alami dan beruntung si burung bisa ketangkap lagi).

Pencegahan, pastikan sangkar dan karamba benar-benar menempel sebelum kita berbarengan membuka pintu sangkar dan karamba untuk pemindahan burung.

5. Salah posisi ketika memegang burung. Salah posisi dalam memegang burung bisa menyebabkan burung mudah lepas, terutama kalau kita hanya memegang erat pada tubuh sementara bagian leher tidak kita posisikan terjepit di antara jari tangan. Seerat apapun kita memegang burung, tanpa sadar kita tetap akan memberi toleransi kerenggangan karena takut burung tergencet. Nah dalam kondisi ini, burung mudah lepas kalau tiba-tiba burung berontak atau kebetulan bulu-bulunya rontok dan tahu-tahu …plusut… bleber… burung terbang.

0 comments:

Post a Comment

 
 
Copyright © seputar dunia burung
Blogger Theme by Blogger Designed and Optimized by Tipseo