Wednesday, April 17, 2013

Tips memaster burung


Tujuan memaster adalah melatih burung agar bisa menirukan suara lain, yakni suara burung, hewan lainnya atau visa juga suara benda disekitar burung yang dimaster. Dengan harapan bisa menambah variasi lagu burung yang dimaster tersebut menjadi beragam.

Masuk tidaknya suara burung master tergantung kepada tingkat kecerdasan burung dalam merekam suara. Ada beberapa burung yang yang memang sulit bahkan tidak bisa dilatih menirukan suara lain, tapi tak sedikit pula burung-burung cerdas dengan mudah sekali menirukan mastermya.

Diantara burung kicauan yang masuk klasifikasi burung lokal yang mudah menirukan adalah murai batu, cendet, cucak hijau dan branjangan. Karena kecerdasannya merekam suara, beberapa burung jenis ini seringkali kemasukan suara lain tanpa disengaja.
Tentu saja kalau suara yang tak diharapkan terlanjur terekam, menurut beberapa perawat bisa dikatakan burung itu rusak. Untuk itu harus dimaster ulang pasca rontok bulu sesuai dengan keinginan penghobi.

Karena apabila tak serius menanganinya tak sedikit burung kehilangan keistimewaan. Saat masa ganti bulu tersebut, burung mengalami penurunan kondisi tubuh, sehinggamau tak mau suara pun juga terkena akibatnya.

Untuk mengembalikan kualitas suara burung setelah rontok bulu, perlu penaganan khusus. Diantaranya memaster ulang dengan suara bagus yang pernah masuk padanya. Perlu diketahui, master yang bagus tersebut bisa menggunakan jalak suren, love bird, cucak jenggot atau cililin. Setiap burung master dipastikan memiliki suara khas yang bisa menambah kesan lagu lebih variatif. Meski sudah dimaster ulang, belum tentu kualitas lagu bisa kembali seperti sediakala. Maka yang terjadi jelas, burung bisa stres, macet bahkan bisa menjadi burung yanhg rusak. Sekali lagi, perawatan pasca ngurak memang membutuhkan penanganan khusus dan lebih serius.

Trend Suara Master

Memaster tidak hanya sekedar memilih burung master yang memiliki suara bagus dan indah, tapi harus disesuaikan dengan nada, lagu dan frekuensi burung yang akan diisi suaranya. Hal ini supaya burung yang dimaster mudah menangkap nada suara, irama, lagu yang dibawakan burung master.

Seperti misal memaster kenari biasanya menggunakan burung master blackthroat karena suara blackthroat diyakini memiliki lagu selaras dengan irama dan suara kenari. Atau dengan master ciblek yang memiliki frekuensi suara nyaris sama tingginya dengan suara kenari.
Beberapa perawat menganjurkan agar para kicau mania memaster yang disesuaikan dengan trend suara burung master saat ini. Hampir semua mengacu pada hasil akhir burung yang dimaster. Misalkan variasi lagu dengan tembakan merupakan syarat mutlak yang harus ada karena lagu yang disertai tembakan sebagai suara yang paling menonjol.

Selain tembakan, agar burung bisa tampil lebih istimewa maka perlu ditambahkan variasi speed (kecepatan mambawakan lagu dengan tidak terputus-putus). Speed rapat lebih diutamakan pada suara burung yang dimaster untuk menjaga rajinnya burung bernyanyi (nggacor).

Nah, sebagai variasi akhir sebaiknya diusahakan memaster dari jenis burung yang memiliki irama mengayun, mendayu dan meliuk-liuk. Kalau burung sudah menampilkan kelengkapan variasi seperti tersebut, maka baru bisa dikatakan burung yang telah dimaster itu mampu membawakan lagu secara ngerol (silih berganti lagu tidak mengulang dengan cepat, melantun indah dengan sekat tembakan. (Agrobur)

Cara Mudah Memaster Burung

Memaster burung sebenernya gampang-gampang susah,ada yang dengan menggunakan kaset ataupun menempatkan burung master dalam satu kandang dengan yang dimaster. Bagi penggemar burung kicauan yang cukup gaek, ternyata memaster burung punya kiat tersendiri agar burung, efektif meniru burung master. Caranya dalam penempatan sebisa mungkin dibuat nyaman atau enak, sehingga burung dapat cepat menirukan si master. Sedangkan posisi sang master kudu diatasnya burung yang akan dimaster dan jaraknya jangan terlalu dekat, pokoknya jarak pe master dan yang dimaster tidak kelihatan. Karena bila mereka saling melihat, dapat mnyebabkan stress atau down pada salah satu burung bahkan kadang kala dapat menjadi ganas.

Walaupun nantinya penempatan tetap model atas - bawah lebih dianjurkan jika bisa menyamping dan jaraknya agak jauh. Dilakukan saat burung dalam keadaan istirahat didalam rumah, karena saat istirahat itulah ia punya waktu lebih lama untuk menirukan suara masternya. Dikerodong bisa dilakukan jika kedua burung tersebut masih saling terlihat, yang penting sih keseharian dirumah. Untuk burung yang dimaster jika jenisnya lebih kecil maka memang sangat diharuskan untuk menempatkan sang master tak terlihat. Karena dapat menyebabkan shock bagi burung yang dimaster, apalagi sejenis Fighter seperti cendet dan kacer seringkali malah jadi macet.

Untuk beberapa burung yang akan dimaster sebenernya sama aja, cuma antara burung yang dimaster satu sama lain diberi sekat, sebab jika mereka saling terlihat biasanya hasilnya tidak optimal bahkan sering sang burung malah ganas. Akibatnya yang pasti burung yang dimaster tadi tidak lagi rajin berkicau alias lagu yang diharapkan tidak keluar. (sobatkental.com)

Mendidik Maskot Ocehan

Seperti atlet yang hendak diterjunkan ke arena lomba, burung ocehan pun perlu mendapatkan ‘diklat’ yang memadai. Kalau tidak, jangankan menyabet gelar juara, tidak memalukan pun sudah untung. Banyak cara yang dapat dilakukan. Pendidikan privat misalnya. Ini bila kita hanya memiliki satu jenis maskot dan satu master. Tingkat keberhasilan cara ini bisa 100 persen. Artinya, semua suara burung master dapat ditirukan oleh burung maskot.

Kelemahannya, karena hanya menggunakan satu master, variasi suaranya sangat minim. Cara ini hanya bagus diterapkan untuk jenis ocehan yang tidak perlu dididik dengan banyak master.

Lain dengan pendidikan ‘sistem kelas’. Satu burung master mendidik beberapa calon maskot. Agar suara maskot yang sedang dididik tidak ditiru yang lain, umur maskot harus sama. Burung master diletakkan pada posisi agar semua maskot dapat mendengar.

Bisa juga satu burung maskot dididik oleh beberapa master sesuai kebutuhan. Posisi maskot harus di tengah semua master, sehingga semua kicauan burung master dapat didengar dengan jelas. Bila maskot tidak merasa takut, tak perlu ada penyekat atau penghalang. Cara ini sekaligus untuk melatih mental. Kalau tidak biasa melihat burung lain, nanti pada saat lomba akan down mentalnya, dan mogok bersuara.

Setelah maskot dapat menirukan semua suara master, langkah berikutnya tentulah menjaga agar suara-suara tadi tidak hilang. Caranya, master tetap dipiara meski tak selalu didekatkan. Yang penting suaranya tetap bisa didengar sang maskot. Karena itu jika membeli burung didikan yang sudah jadi, sebaiknya dibeli juga masternya. Maksudnya, bila maskot mengalami stres, putus atau ngurak, pengisian suara bisa diulang hingga yang bersangkutan gacor lagi.

0 comments:

Post a Comment

 
 
Copyright © seputar dunia burung
Blogger Theme by Blogger Designed and Optimized by Tipseo