Tuesday, March 26, 2013
Tips dasar perawatan burung berkicau
Memelihara burung berkicau memang mengasyikan terlebih jika burung yang kita miliki itu termasuk burung yang bagus dari segi warna , bentuk dan suaranya. Memelihara burung yang rajin berkicau tentulah tidak sekedar menggantung sangkar lalu kita duduk menonton gayanya sambil mendengarnya bernyanyi ,kalau anda memlihara burung hanya sekedar menggantung lalu memberi makan begitu dan begitu setiap harinya tanpa melakukan tindakan perawatan burung yang semestinya ,dijamin burung kualitas juarapun akan 'downgrade' kembali menjadi burung bakalan. Untuk itu memelihara burung kicauan tidak hanya menggantang sangkarnya saja lalu membiarkan burung tersebut bernyanyi riang tanpa memberinya pakan tambahan (Extra Fooding) seperti Jangkrik,Ulat dan juga tanpa memberinya kesehatan yang baik seperti memandikan dan menjemurkannya.
Berikut ini adalah beberapa tips dasar memlihara burung kicauan yang harus diperhatikan oleh kicauan mania :
MAKANAN
Pada dasarnya makanan bagi burung peliharaan bisa dibagi menjadi 2 (dua) bagian utama. Yang pertama adalah makanan pokok berupa voor bagi burung burung sejenis Muray Batu, Anis, Pentet, Kacer, dan bermacam burung pemakan serangga lainnya. Sedangkan makanan dengan beragam jenis biji-bijian adalah untuk jenis finch seperti Kenari, Blackthroat, Sanger, Mozambik dan lainnya.. Yang kedua adalah makanan penunjang atau lebih sering disebut dengan istilah Extra Fooding (EF) yang bisa berupa jangkrik, kroto, cacing, ulat, buah-buahan, sayuran dan lainnya.
Makanan Pokok
Sering ada yang bertanya, voor apa yang cocok bagi burung saya? Apa komposisi biji-bijian yang baik untuk kenari saya? Jawaban untuk kedua pertanyaan diatas sebenarnya gampang-gampang susah. Pada dasarnya, semua voor baik untuk burung kita sepanjang voor tersebut dalam keadaan baik alias belum kadaluarsa dan tidak terkontaminasi. Hindari pemberian voor yang kandungan lemaknya terlalu tinggi. Ini bisa di cek dengan membandingkan komposisi yang biasanya tertera pada bungkus pakan tersebut. Begitu juga dengan biji-bijian bagi burung jenis finch.
Hal lain yang harus diperhatikan adalah bentuk kotoran burung setelah mengkonsumsi voor bersangkutan. Jika kotoran bentuknya padat dan kering, bisa dipastikan bahwa voor tersebut cocok bagi burung kita. Sebaliknya jika kotoran lembek dan cair, bisa jadi voor tersebut tidak cocok buat burung kita. Namun masih ada kemungkinan kotoran yang lembek dan cair bukan disebabkabn oleh makanan tapi burung tersebut mengalami gangguan sistem pencernaan.
Makanan Penunjang (Ekstra Fooding - EF)
Seperti telah disebut diatas bahwa makanan penunjang biasanya adalah berupa jangkrik, kroto, cacing, ulat, buah-buahan, sayuran dan lainnya. Yang menjadi masalah adalah berapa banyak dan apa jenis EF yang cocok untuk burung kita?
biasakanlah memberikan EF yang variatif kepada burung kita. Mengapa demikian? Jika burung sudah terbiasa dengan berbagai jenis EF, maka dikemudian hari akan memudahkan kita untuk melakukan “settingan” terhadap burung tersebut. Ada beberapa rekan yang dengan setengah mengeluh bercerita kepada saya bahwa burungnya tidak doyan jangkrik. Dilain waktu, ada lagi yang bilang bahwa burungnya tidak doyan cacing. Bahkan ada yang setengah tidak percaya bahwa burung yang baru dibelinya ternyata tidak doyan kroto. Demikian juga dengan jenis buah-buahan. Ada yang tidak doyan papaya tapi maunya apel atau pisang, dan sebaliknya.
Kembali ke pertanyaan diatas, berapa banyak dan jenis EF apa yang cocok untuk burung kita? Pertanyaan ini hanya bisa dijawab oleh yang empunya burung jika sudah memahami fungsi dari setiap jenis EF. Walaupun belum ada penelitian yang bisa membuktikan, namun sejak lama “diyakini” bahwa EF berupa jangkrik bisa mendongkrak volume suara dan menimbulkan sifat fight dari sang burung. Namun porsi jangkrik yang berlebihan juga sering membuat burung menjadi “nakal” atau galak sehingga menggangu performanya saat diadu.
EF berupa kroto dan ulat diyakini mampu memancing burung untuk rajin bunyi. Kelebihan kroto bisa menimbulkan efek yang sama dengan jangkrik. Sementara pemberian ulat yang berlebihan diyakini bisa mengakibatkan gangguan pencernaan bahkan tidak sedikit yang berasumsi bisa penyakit katarak. Yang relatif aman menurut sebagain besar penghobi adalah cacing. EF ini sepertinya hampir merupakan menu wajib terutama untuk jenis burung Anis, baik Merah maupun Kembang, bahkan Murai Batu sekalipun. Khusus jenis Anis Merah, cacing dipercaya bisa membuat Anis Merah betah teller, sedangkan untuk Anis Kembang bisa membuat burung rajin ngerol.
Untuk mengetahui berapa banyak porsi jangkrik, kroto dan cacing yang perlu diberikan untuk burung kita, harus dilakukan uji coba atau trial and error. Kalau sekedar untuk menikmati bunyi dirumah, tentu saja takaran EF tidak terlalu menjadi masalah. Namun tidak demikian dengan burung yang diniatkan untuk lomba. Porsi EF harus pas, tidak boleh lebih dan tidak boleh kurang serta harus rutin dan disiplin dalam pemberiannya.
Labels:
Info burung
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment