Di alam bebas, burung Parkit biasanya berkembang biak pada bulan Oktober-Desember. Saat musim kawin, parkit jantan akan memulai lebih dulu dengan mencumbu rayu betina pilihannya. Setelah keduanya saling cocok, terjadilah perkawinan.
Parkit jantan dikenal sangat setia dengan pasangannya. Kesetiaan ini terjadi dalam periode yang cukup panjang. Pada saat parkit betina sedang aktif bertelur di dalam sarang, parkit jantan dengan sabar menunggu di dekatnya sambil bersiul.
Apabila ada parkit lain yang mengusik, parkit jantan akan langsung menghalaunya. Selama proses bertelur parkit betina menghabiskan sebagian besar waktunya di dalam sarang. Burung ini akan keluar sebentar dari sarangnya bila ingin makan atau minum.
Selama periode bertelur, parkit betina tampak sangat agresif. Untuk itu, perlu dihindari adanya gangguan-gangguan dari luar kandang. Biasanya parkit bertelur pada pagi hari. Telur parkit berwarna putih bersih, bentuknya agak bulat dengan ukuran panjang dan lebar rata-rata 18,6 mm x 15 mm. Berat tiap telur rata-rata 2,5 gram. Jumlah telur yang dihasilkan rata-rata enam butir. Waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi telur-telur tersebut kurang lebih 19 hari. Selesai periode bertelur, induk betina akan mengerami telur-telurnya. Parkit jantan tidak ikut dalam proses pengeraman. Pejantan hanya mengirim makanan dari luar kotak sarang untuk betinanya. Biasanya, pengeraman berlangsung selama 17 hari. Setelah itu telur akan menetas.
Tidak semua telur yang dierami akan menetas. Telur yang tidak menetas bukan berarti tidak terbuahi, tetapi karena kemampuan induk untuk mengeram terbatas atau mungkin konstruksi kotak sarangnya kurang sesuai. Ini terbukti pada saat pemecahan telur-telur yang tidak menetas dalam satu periode waktu peneluran, semua janin didapatkan mati di dalam telur. Keterbatasan kemampuan mengeram juga mengakibatkan sebagian telur tidak tererami dan tidak mendapat panas tubuh dari induk secara sempurna.
Sunday, March 24, 2013
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment