Friday, March 1, 2013

Penangkar Kacer menurut H. Amat dan Muryani


Breeding Kacer



Kacer termasuk burung mudah untuk dibreeding walaupun Kacer juga termasuk salah satu burung yang peka. Kuncinya ketelatenan dan kesabaran. Lewat dua cara itu niscaya, kesuksesan dapat diraih.

Bagi kicaumania, Kacer merupakan salah satu burung favorit.  Pamor Kacer di arena lomba sangat tinggi dan karena itu kedudukan Kacer, bersama-sama Murai Batu dan Anis Merah, termasuk burung inti di arena lomba.
Karena masuk dalam kelas inti di arena lomba, maka burung ini lantas banyak di minati pehobi, hingga permintaan Kacer oleh kicaumania semakin meningkat. Sementara di alam bebas, keberadaan Kacer, baik yang  berdada putih ( Kacer Skoci) maupun Kacer Hitam (black) kini jumlah semakin sedikit baik, karena kerusakan habitatnya atau pun karena terus diburu.
Oleh karena itu  satu-satunya cara untuk memenuhi kebutuhan kicaumania tanpa mengganggu kelestarian lingkungan adalah dengan melakukan breeding Kacer. Sayangnya hingga saat ini keberadaan para penangkar masih minim.

Namun di Tamban,  Kalimantan Selatan untung masih ada kicaumania yang peduli pada keberadaan breeding Kacer. Salah satunya adalah  H.Amat dan Muryani   yang memang tergolomg masih baru dalam menangkarkan kacer. “Kami menangkar Kacer baru berjalan  kurang lebih setahun. Kami tertarik menangkar Kacer dengan tujuan untuk melestarikannya,  sekaligus melihat peluang,  karena di pasaran permintaan tinggi dan prospeknya menjanjikan, , jelas mereka.
Awalnya mereka membeli sepasang indukan. “Jantannya burung yang punya trah jawara seharga Rp. 3,5 juta adalah. Sedangkan indukan betina dengan harga Rp. 700 ribu.”

Mudah


Menurut H.Amat dan Muryani, proses penjodohan yang mereka lakukan adalah dengan sistem tempel, dimana indukan jantan dan betina di dalam kandang didekatkan. “Setelah satu minggu dan terlihat ada tanda-tanda sudah jodoh maka mereka dimasukkan ke kandang besar sampai pasangan tersebut  terlihat bikin sarang. Tak lama kemudian kira-kira 12-15 hari, betinanya sudah bertelur dan mengeram,“ jelas mereka.
Soal pakan, lanjut mereka, juga tidak sulit.  “Hanya Kroto segar ditambah Jangkrik. Jangkrik tidak perlu banyak yang penting kroto selalu tersedia. “Sedangkan voer mereka memakai voer BnR kuning ditambah pakan ayam.”


Merasa cukup berhasil pada awalnya, mereka kemudian membeli lagi 2 pasang indukan. “Sampai sekarang ini sudah punya 3 pasang indukan, baik Kacer dada putih maupun dada hitam. “

 Kandang

Bangunan kandang yang mereka buat cukup sederhana. Atapnya mereka buat dari seng dan bagian samping dibuat dari yang  dikelilingi kawat. Di bagian depan kandang terdapat satu pintu besar, serta pintu kecil guna pemberian pakan. Di dalam kandang sendiri ditanami pohon agar sirkulasi udara terjaga. “Biaya pembuatan kandang hanya butuh biaya Rp. 500 ribu.”
Menurut mereka, saat umur 2 bulan, anakan  Kacer  sudah bisa bunyi dan siap untuk dijual, “Harga jual per ekor berkisar antara Rp. 300-350 ribu. Kadang kita sampai kewalahan memenuhi permintaan pembeli karena banyak yang indent. Dari hasil beternak Kacer lumayan bisa buat nambah penghasilan,” pungkas H. Amat dan Muryani.




0 comments:

Post a Comment

 
 
Copyright © seputar dunia burung
Blogger Theme by Blogger Designed and Optimized by Tipseo