Burung Murai batu atau white rumped shama (Copsychus malabaricus) adalah burung berkicau yang cukup populer di Indonesia yang termasuk ke dalam family Turdidae.
Burung Murai Batu merupakan salah satu jenis yang cerdas dan dianggap sebagai burung kicau yang terbaik di dunia.
Tidak sulit untuk merawat dan memeliharanya, malah akan menyenangkan karena burung ini memiliki kicauan yang sangat merdu. Karena itulah Burung Murai Batu semakin banyak diburu dan dijadikan sebagai jagoan ketika mengikuti lomba burung.
Burung ini mempunyai banyak jenis, namun yang dianggap terbaik adalah Murai Batu Medan.
Namun aksi perburuan liar dan eksploitasi hutan yang berlebihan membuat Murai Batu jenis ini semakin langka.
Burung murai batu jantan dan betina sangat sensitif dalam menjaga wilayah teritorialnya. Burung murai batu juga mempunyai sifat monogami.
Burung Murai Batu cukup mudah beradaptasi dengan lingkungan barunya. Hal ini sangat memudahkan orang yang memeliharanya karena tidak perlu melakukan upaya dan usaha untuk membiasakan burung tinggal di tempat barunya.
Ekor yang panjang dari burung ini akan berdiri tegak apabila burung sedang berkicau atau merasa kaget.
Burung ini akan mudah menjadi marah apabila melihat atau mendengar suara dari jenis burung yang sama. Jika sedang berhadapan dengan burung sejenis burung ini akan berkicau sambil Menggelembungkan bulu-bulu di sekitar dadanya.
Burung Murai Batu mudah terangsang jika melihat Burung Murai Batu betina terutama bila sering dijemur dan pemberian EF yang berlebihan.
Jenis teritorinya tempat untuk bersarang, perkawinan dan tempat mencari makan (nesting, mating dan feding territor – Welty, 1982).
Burung ini memiliki daya tarik yang tinggi untuk dipelihara karena memiliki suara kicau yang bagus (The Best Song Birds – Delacour, 1947). Burung murai batu merupakan kelompok burung yang digemari karena memiliki suara dengan spesifikasi “kicauan”.
Perburuan liar yang terjadi secara besar-besaran, degradasi hutan, hingga konversi hutan menyebabkan populasi burung ini terus berkurang, termasuk murai batu yang hidup di hutan dataran rendah di pulau Jawa.
Penyebaran burung Murai Batu di Pulau Jawa saat ini hanya terbatas di beberapa tempat yang berhutan, misalnya di tempat-tempat konservasi seperti di Cagar Alam Leuweung Sancang, Taman Nasional Baluran, Taman Nasional Ujung Kulon, Cagar Alam dan Hutan Wisata Pananjung Pangandaran, dan Taman Nasional Meru Betiri.
Konservasi keanekaragaman hayati yang menggunakan strategi save it, studi it, dan use it memiliki hubungan dengan konservasi burung Murai Batu.
Save it merupakan alokasi kawasan hutan sebagai cagar alam. Sedangkan hasil-hasil penelitian ilmiah mengenai sumber dayanya bisa digunakan untuk save it dan use it.
Pengelolaan habitat dan populasi dari burung murai batu sangat penting dalam upaya melindungi habitat dan melestarikan burung murai batu.
Namun aksi perburuan liar dan eksploitasi hutan yang berlebihan membuat Murai Batu jenis ini semakin langka.
Sifat
Burung murai batu terkenal mempunyai kemampuan berkicau dengan suara merdu, bervariasi dan bermelodi. Selain itu burung murai batu juga terkenal dengan gaya bertarungnya yang sangat atraktif. Burung Murai Batu lebih banyak menghabiskan waktunya untuk berkicau daripada melakukan aktivitas lainnya. Habitat burung Murai Batu di kawasan-kawasan konservasi perlu mendapatkan perhatian yang lebih, misalnya di Hutan Wisata Pananjung Pangandaran. Adanya konflik batas teritori satu dengan lainnya menunjukkan bahwa habitat Murai Batu semakin sempit dan terbatas. Maka dari itu harus dilakukan perbaikan habitat seperti melaksanakan program penanaman pohon di tempat yang terbuka dan mengurangi pembukaan hutan untuk prasarana wisata.Burung murai batu jantan dan betina sangat sensitif dalam menjaga wilayah teritorialnya. Burung murai batu juga mempunyai sifat monogami.
Burung Murai Batu cukup mudah beradaptasi dengan lingkungan barunya. Hal ini sangat memudahkan orang yang memeliharanya karena tidak perlu melakukan upaya dan usaha untuk membiasakan burung tinggal di tempat barunya.
Ekor yang panjang dari burung ini akan berdiri tegak apabila burung sedang berkicau atau merasa kaget.
Burung ini akan mudah menjadi marah apabila melihat atau mendengar suara dari jenis burung yang sama. Jika sedang berhadapan dengan burung sejenis burung ini akan berkicau sambil Menggelembungkan bulu-bulu di sekitar dadanya.
Burung Murai Batu mudah terangsang jika melihat Burung Murai Batu betina terutama bila sering dijemur dan pemberian EF yang berlebihan.
Habitat
Burung murai batu cenderung memilih hutan sekunder atau hutan alam yang rapat sebagai habitatnya. Burung murai batu merupakan kelompok burung yang dikenal sebagai teritorial dan sangat kuat dalam mempertahankan wilayahnya (Thruses).Jenis teritorinya tempat untuk bersarang, perkawinan dan tempat mencari makan (nesting, mating dan feding territor – Welty, 1982).
Burung ini memiliki daya tarik yang tinggi untuk dipelihara karena memiliki suara kicau yang bagus (The Best Song Birds – Delacour, 1947). Burung murai batu merupakan kelompok burung yang digemari karena memiliki suara dengan spesifikasi “kicauan”.
Perburuan liar yang terjadi secara besar-besaran, degradasi hutan, hingga konversi hutan menyebabkan populasi burung ini terus berkurang, termasuk murai batu yang hidup di hutan dataran rendah di pulau Jawa.
Penyebaran burung Murai Batu di Pulau Jawa saat ini hanya terbatas di beberapa tempat yang berhutan, misalnya di tempat-tempat konservasi seperti di Cagar Alam Leuweung Sancang, Taman Nasional Baluran, Taman Nasional Ujung Kulon, Cagar Alam dan Hutan Wisata Pananjung Pangandaran, dan Taman Nasional Meru Betiri.
Konservasi keanekaragaman hayati yang menggunakan strategi save it, studi it, dan use it memiliki hubungan dengan konservasi burung Murai Batu.
Save it merupakan alokasi kawasan hutan sebagai cagar alam. Sedangkan hasil-hasil penelitian ilmiah mengenai sumber dayanya bisa digunakan untuk save it dan use it.
Pengelolaan habitat dan populasi dari burung murai batu sangat penting dalam upaya melindungi habitat dan melestarikan burung murai batu.
Jenis
Burung Murai Batu termasuk salah satu burung berkicau cerdas terbaik yang berasal dari keluarga Turdidae. Cukup banyak jenis burung murai batu yang bisa anda rawat dan pelihara di rumah.
Di Indonesia burung ini memiliki banyak jenis, misalnya Burung Murai Batu Lampung, Burung Murai Batu Lahat, Burung Murai Batu Jambi, Burung Murai Batu Kalimantan, Burung Murai Batu Aceh, dan yang sangat terkenal di Indonesia adalah Burung Murai Batu Medan.
Burung murai batu hanya memiliki satu jenis, walaupun kelompok dari suku Turdidae cukup banyak.
Kalaupun burung murai batu memiliki variasi ukuran dan bentuk tubuh itu karena burung ini berkembang sesuai kondisi habitat dan kemudian menyebar. Misalnya burung murai batu Kalimantan yang memiliki ekor pendek dan ukuran tubuh besar, sedangkan burung murai Sumatera berekor panjang dan ukuran tubuh sedang.
Burung ini juga bisa ditemukan di India, Filipina, Malaysia dan lain-lain sehingga bentuk dan ukuran murai batu di negara tersebut sedikit berbeda dengan burung murai Indonesia. Misalnya murai batu cina, murai batu malaysia, murai batu india, murai batu filipina.
Hampir semua jenis murai memiliki ciri-ciri yang berbeda. Burung murai batu yang berasal dari Sumatera, kalimantan, dan Malaysia adalah burung murai batu yang paling banyak dipelihara oleh para penggemar burung di Indonesia. Burung murai batu ini mampu melagukan irama yang cukup merdu serta mampu meniru irama nyanyian lagu dari burung lain.
Burung murai batu yang paling sering ditemukan di Indonesia tersebut memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
Gerakan ekor dari burung ini akan naik turun mirip cambuk apabila sedang berkicau. Burung ini memiliki kecerdasan sehingga bisa dilatih dengan menggunakan suara burung lain yang lebih merdu untuk melatih variasi irama lagu.
Namun karena di Medan dan Lampung banyak dijadikan sebagai pusat kulakan pedagang dari daerah lain maka hanya 2 daerah ini yang dianggap sebagai asal dari burung murai batu Sumatera.
Murai batu yang berasal dari Sumatera ini secara umum badannya sedikit lebih besar dari murai batu Malaysia. Ekornya kira-kira sepanjang 22-24 cm. Karena tulang bulunya lebih tebal maka pada saat bernyanyi ekor yang digerakkan naik turun terlihat agak kaku.
Dari segi suara, secara umum penggemar burung lebih menyukai murai batu asal Medan dibanding dari Lampung. Hal itu dikarenakan penggemar burung mengganggap murai batu asal Medan ini lebih cerdas sehingga kalau diisi dengan suara burung lain lebih mudah meniru.
Kemudian, dalam membawakan lagu antara variasi satu dengan variasi lagu lain bisa bersambungan dan ngeroll. Yang dari Lampung dalam membawakan lagu sering mengulang-ulang atau istilah dalam perburungan ngeban.
Burung murai batu Kalimantan dianggap kurang memiliki variasi lagu sehingga tidak begitu disukai oleh penggemar burung. Sebenarnya anggapan ini salah karena suara burung ini juga bisa dialtih sebagaimana burung murai batu yang lain.
Namun tetap saja burung ini kalah menarik dengan jenis burung murai batu yang lain karena memiliki ukuran ekor yang pendek dimana ketika sedang berkicau naik turunnya ekor tidak seindah murai batu jenis lain.
Ciri-ciri yang paling umum dari semua burung jenis murai batu adalah memiliki ekor panjang yang ukurannya melebihi ukuran badannya.
Seluruh bulu badan didominasi dengan warna hitam kecuali badan bagian bawah dengan warna merah cerah sampai jingga kusam. Pada bagian kepala terdapat sedikit semburat yang berwarna biru.
Untuk burung Murai Batu yang berasal dari Kalimantan Timur terdapat sedikit keunikan yaitu adanya garis putih yang memanjang ke belakang pada bagian kepala.
Burung Murai Kalimantan memiliki ekor yang lebih pendek yaitu sekitar 10 cm, sedangkan Murai Batu Sumatra memilliki ekor dengan panjang sekitar 15-20 cm.
Burung Murai Batu termasuk salah satu burung berkicau cerdas terbaik yang berasal dari keluarga Turdidae. Cukup banyak jenis burung murai batu yang bisa anda rawat dan pelihara di rumah.
Di Indonesia burung ini memiliki banyak jenis, misalnya Burung Murai Batu Lampung, Burung Murai Batu Lahat, Burung Murai Batu Jambi, Burung Murai Batu Kalimantan, Burung Murai Batu Aceh, dan yang sangat terkenal di Indonesia adalah Burung Murai Batu Medan.
Burung murai batu hanya memiliki satu jenis, walaupun kelompok dari suku Turdidae cukup banyak.
Kalaupun burung murai batu memiliki variasi ukuran dan bentuk tubuh itu karena burung ini berkembang sesuai kondisi habitat dan kemudian menyebar. Misalnya burung murai batu Kalimantan yang memiliki ekor pendek dan ukuran tubuh besar, sedangkan burung murai Sumatera berekor panjang dan ukuran tubuh sedang.
Burung ini juga bisa ditemukan di India, Filipina, Malaysia dan lain-lain sehingga bentuk dan ukuran murai batu di negara tersebut sedikit berbeda dengan burung murai Indonesia. Misalnya murai batu cina, murai batu malaysia, murai batu india, murai batu filipina.
Hampir semua jenis murai memiliki ciri-ciri yang berbeda. Burung murai batu yang berasal dari Sumatera, kalimantan, dan Malaysia adalah burung murai batu yang paling banyak dipelihara oleh para penggemar burung di Indonesia. Burung murai batu ini mampu melagukan irama yang cukup merdu serta mampu meniru irama nyanyian lagu dari burung lain.
Burung murai batu yang paling sering ditemukan di Indonesia tersebut memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
- Murai Batu Malaysia
Gerakan ekor dari burung ini akan naik turun mirip cambuk apabila sedang berkicau. Burung ini memiliki kecerdasan sehingga bisa dilatih dengan menggunakan suara burung lain yang lebih merdu untuk melatih variasi irama lagu.
- Murai Batu Sumatera
Namun karena di Medan dan Lampung banyak dijadikan sebagai pusat kulakan pedagang dari daerah lain maka hanya 2 daerah ini yang dianggap sebagai asal dari burung murai batu Sumatera.
Murai batu yang berasal dari Sumatera ini secara umum badannya sedikit lebih besar dari murai batu Malaysia. Ekornya kira-kira sepanjang 22-24 cm. Karena tulang bulunya lebih tebal maka pada saat bernyanyi ekor yang digerakkan naik turun terlihat agak kaku.
Dari segi suara, secara umum penggemar burung lebih menyukai murai batu asal Medan dibanding dari Lampung. Hal itu dikarenakan penggemar burung mengganggap murai batu asal Medan ini lebih cerdas sehingga kalau diisi dengan suara burung lain lebih mudah meniru.
Kemudian, dalam membawakan lagu antara variasi satu dengan variasi lagu lain bisa bersambungan dan ngeroll. Yang dari Lampung dalam membawakan lagu sering mengulang-ulang atau istilah dalam perburungan ngeban.
- Murai Batu Kalimantan
Burung murai batu Kalimantan dianggap kurang memiliki variasi lagu sehingga tidak begitu disukai oleh penggemar burung. Sebenarnya anggapan ini salah karena suara burung ini juga bisa dialtih sebagaimana burung murai batu yang lain.
Namun tetap saja burung ini kalah menarik dengan jenis burung murai batu yang lain karena memiliki ukuran ekor yang pendek dimana ketika sedang berkicau naik turunnya ekor tidak seindah murai batu jenis lain.
Ciri-ciri
Burung ini memiliki panjang badan sekitar 21 cm untuk betina, sedangkan untuk jantan memiliki panjang badan sekitar 27 cm.Ciri-ciri yang paling umum dari semua burung jenis murai batu adalah memiliki ekor panjang yang ukurannya melebihi ukuran badannya.
Seluruh bulu badan didominasi dengan warna hitam kecuali badan bagian bawah dengan warna merah cerah sampai jingga kusam. Pada bagian kepala terdapat sedikit semburat yang berwarna biru.
Untuk burung Murai Batu yang berasal dari Kalimantan Timur terdapat sedikit keunikan yaitu adanya garis putih yang memanjang ke belakang pada bagian kepala.
Burung Murai Kalimantan memiliki ekor yang lebih pendek yaitu sekitar 10 cm, sedangkan Murai Batu Sumatra memilliki ekor dengan panjang sekitar 15-20 cm.
0 comments:
Post a Comment