Friday, March 15, 2013

Hal Yang Menjadi "Tren" Pada Burung Kenari

Hal Yang Menjadi "Tren" Pada Burung Kenari


Menikmati burung kenari bagi sebagian orang adalah klangenan (hobi) namun sebagian lainnya memandang sebagai prestis. Burung kenari yang hingga sekarang sudah dikenal oleh kalangan luas ternyata dalam perkembangannya dipengaruhi oleh suatu propaganda, ideologi, komersialitas, rivalitas hingga masalah mitos yang berbalut menjadi satu sebagai sebuah "tren" kenari Indonesia.

Beberapa teman-teman sekalian dahulu mungkin sudah tak asing mendengar seruan "kenari isian blacktrhoat" merupakan kenari berlagu mewah dan top, atau jenis F1 yang identik dengan kualitasnya yang mantab dan berpostur besar. Beberapa bentuk seruan lainnya seperti kenari jenis yorkshire mempunyai volume lagu yang istimewa atau kenari import memiliki kualitas yag lebih baik ketimbang kenari jenis lokal, mitos seputar warna hijau yang lebih tarung di lapangan dengan warna yang dianggap kurang diminati. Maka beberapa seruan tersebut saya rasa bukan tanpa sebab karena memang sebenarnya beberapa statement tersebut keluar menurut budaya, ideologi dan pengetahuan pada masanya. Adapun beberapa penjelasan menurut pendapat pribadi saya soal tren perkenarian di Indonesia ini secara garis besar meliputi:

Propaganda : dalam ilmu sosial propaganda disebut sebagai suatu hal yang diserukan untuk kepentingan dan tujuan tertentu yang biasanya tidak bersifat objektif dan mampu mempengaruhi pendapat dan perilaku seseorang. Dalam hal burung kenari ini propaganda tersiar melalui pihak-pihak seperti pengepul, penjual bahkan peternak dan penghobi sekalipun. 
Ideologi : biasanya berbentuk visi dan tujuan yang berbasis sekelompok ide atau gagasan yang mampu mempengaruhi hal/orang lainnya. Dalam hal burung kenari ini ideologi terjadi saat beberapa orang mulai secara bersama, kompak dan serempak menuju satu visi untuk menciptakan suatu jenis kenari tertentu untuk tujuan tertentu dan akan dianut secara alami oleh pihak lain yang merasa tidak dirugikan. 

Komersialitas : merupakan bentuk iklan yang digunakan untuk menarik perhatian pembeli bahkan dalam skala yang cukup besar mampu membentuk opini publik. Di era digital seperti sekarang ini komersialitas terjadi secara terang-terangan melalui media jejaring sosial seperti Facebook atau media iklan yang lainnya. 

Rivalitas/Lomba : sudah menjadi kebiasaan jika seekor burung kenari yang mempunyai predikat jawara menjadi trend setter bagi yang lainnya. Dalam hal ini mampu membuat segmentasi yang berujung kepada tren lagu, warna dan jenis yang dirasa mampu untuk dilombakan sehingga banyak peternak ingin menciptakan jenis yang dirasa bagus. 

Mitos : merupakan sebuah kisah turun temurun yang belum tentu terbukti kebenarannya. Bahwa ternyata mitos ini berperan sangat erat dalam mempengaruhi semua unsur dan pihak yang terlibat dalam pelestarian dan hobi burung kenari ini, sebagai contoh: kenari warna hijau lebih tahan banting, lebih cepat bunyi dan bahkan sialnya dianggap sebagai warna yang buruk. 

Teori dan pengetahuan : teori dan pengetahuan turut berperan dalam membangun popularitas pasar dan minat walaupun kadang pengetahuan dan teori itu belum bisa dibuktikan secara ilmiah, sebagai contoh: jenis kenari gloster mempunyai tingkat kecerdasan yang tinggi. 


 

Hingga sekarang ini tren burung kenari setidaknya secara umum masih diwarnai oleh dua jenis orientasi yaitu jenis silangan (hybrid, mule) dan jenis asli. Menurut pengamatan saya hingga tulisan ini saya muat di blog ini adalah bahwa pada umumnya di sekitar daerah saya jenis kenari silangan masih mendominasi untuk jenis kenari lapangan (lomba) sedangkan jenis asli atau yang sering disebut penghobi sebagai galur murni belum begitu "terlihat" populer di lapangan. Melihat kecenderungan ini saya rasa setiap region mempunyai budaya yang berbeda-beda namun saya meyakini bahwa tetap ada satu titik yang mampu mempengaruhi minat serta tren perkenarian nasional sehingga untuk waktu ke depannya mungkin saja bentuk lomba dan orientasi komunitas dan peternak kenari juga akan berubah.

Namun saya harap bahwa tren lomba kenari khas ala Indonesia dengan penilaian non teriak, banyak gantangan; yang mempertimbangan aspek panjang lagu, variasi lagu, volume suara dan durasi kerja patut dipertahankan dengan tidak menutup kemungkinan akan ditambah kelas lain yang mengadopsi kontes kenari di luar negeri. Demikian dari saya, semoga bermanfaat dan mampu menambah tali persaudaraan. Salam hangat









0 comments:

Post a Comment

 
 
Copyright © seputar dunia burung
Blogger Theme by Blogger Designed and Optimized by Tipseo