Tuesday, July 2, 2013

Tips memaster murai batu trotolan

Tips memaster murai batu trotolan
Memelihara dan merawat burung murai batu trotolan tampaknya menjadi tren yang sudah berlangsung selama beberapa tahun terakhir ini. Hal ini bukan hanya dilakukan penggemar atau pemain murai batu saja. Para penangkar pun berlomba-lomba untuk menghasilkan produk trotolan yang sudah dimaster, sehingga memiliki nilai tambah dan nilai jual lebih tinggi. Bagaimana cara memaster murai batu trotolan secara efektif?

Ya, para penangkar murai batu kini seperti berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keturunan yang benar-benar berkualitas. Makin banyak murai batu hasil penangkaran yang sukses di arena lomba, termasuk bisa mengungguli MB hasil tangkapan hutan.

Arco Bird Farm Serang bisa menjadi contoh ideal mengenai ikhtiar sang pemilik, Om Darlian, yang bukan sekadar menjual produk penangkaran, tetapi juga memasternya sejak dini sehingga produknya bisa moncer di arena lomba saat dewasa. Sejauh ini, banyak produk Arco yang mampu menjuarai lomba dengan mengalahkan MB hasil tangkapan hutan.

Dalam even Piala Raja 2013, Minggu (9/6) kemarin, beberapa MB hasil penangkaran juga mampu menembus papan atas di empat kelas umum, misalnya Totti milik Ming Basket Surabaya, Matador milik Rudi Menanggal Surabaya, dan Liverpool milik Danang VW.

Jadi, menurut prediksi Om Kicau, tren penangkaran murai batu ke depan akan beralih ke upaya setiap breeder menghasilkan anakan MB yang sudah dimaster sejak dini. Bagi penggemar dan pemain, boleh jadi hal ini bakal membuat harga produk meningkat pada tahap awal. Tetapi, ketika makin banyak breeder menghasilkan produk sejenis, yang sama-sama berkualitas, pada akhirnya akan terjadi keseimbangan harga lagi seperti sekarang.

Tips memaster murai batu trotolan

Bagaimana cara memaster atau melatih burung murai batu yang masih trotolan agar hasil pemasteran bisa lebih efektif, dan burung pun lebih cepat menguasai suara-suara yang diajarkan ?

Waktu ideal untuk memaster murai batu trotolan bisa dimulai pada umur 3 minggu. Biasanya, trotolan MB yang paling dicari para kicaumania, baik dari pasar burung maupun tempat penangkaran, sekitar umur 19 – 21 hari. Tetapi jika Anda mendapatkan burung umur 1 – 1,5 bulan juga belum terlambat untuk dimaster.

Murai batu trotolan pada bulan-bulan pertama sebaiknya dimaster dengan burung yang mempunyai suara lebih halus tetapi tajam. Contohnya?

Anda bisa menggunakan lovebird, burung parkit, atau bisa juga serindit. Bagi MB trotolan, karakter suara ketiga jenis burung ini lebih mudah ditangkap dan disimpan dalam memorinya.

Agar hasilnya lebih optimal, pemasteran menggunakan LB, parkit, atau serindit bisa dilakukan di dalam ruangan atau kamar. Tetapi kalau Anda ingin melatihnya di luar ruangan, maka MB trotolan dijauhkan dari keberadaan maupun suara burung lain (diisolasi). Artinya, si trotol cuma ditempel dengan burung masterannya saja, dalam hal ini lovebird, parkit, atau serindit.

Pada usia dini, sebaiknya MB trotolan jangan dimaster dengan suara masteran yang terlalu banyak. Tujuannya agar dia bisa menguasai dua burung master itu secara sempurna. Jika burung mampu menguasai suara lovebird secara sempurna, maka saat dewasa ia akan mengeluarkan tembakan yang panjang, rapat, dan berulang-ulang sebagaimana murai batu ekor hitam Natalia.

Pelatihan menggunakan burung master bersuara halus namun tajam ini bisa berlangsung selama 1 bulan. Kalau bulan pertama terlewati, bisa dilanjutkan dengan menggunakan suara masteran yang memiliki suara yang kasar seperti cucak jenggot.

Agar pelatihan bisa berjalan maksimal, dibutuhkan dua ekor cucak jenggot yang sama-sama gacor. Keduanya digantang dengan jarak yang berjauhan dan tidak saling melihat satu sama lain, sehingga bisa sahut-sahutan.

Adakah suara kasar selain cucak jenggot? Tentu ada, misalnya dua ekor kapas tembak. Atau bisa juga kombinasi seekor cucak jenggot dan seekor kapas tembak sebagai pendamping murai batu trotolan saat pengisian suara-suara kasar.

Setelah trotolan mulai mengalami masa mabung pertamanya, ia bisa mulai dilatih dengan burung yang memiliki karakter suara kasar, tegas, sekaligus tajam. Burung apa sajakah yang memiliki karakter suara seperti ini? Anda bisa menggunakan cililin yang menjadi salah satu master favorit bagi murai batu, atau bisa juga tengkek udang, dan sejenisnya.
Murai batu umur 67 hari: Bisa dimaster dengan suara kasar.

Pemasteran lanjutan saat dewasa

Setelah murai batu mulai beranjak dewasa, maka langkah pemasteran berikutnya akan menjadi lebih mudah. Anda bebas memilih burung yang akan digunakan sebagai masteran bagi murai batu tersebut. Sebab beberapa suara fundamental dan penting, serta menjadi nilai tambah dalam lomba, sudah Anda latih ketika burung masih trotolan.

Banyak burung master atau suara masteran yang bisa digunakan untuk memaster MB setelah dewasa, seperti kenari, burung gereja tarung, siri-siri, rambatan, rio-rio, jalak suren, dan lain sebagainya. Tetapi masteran yang pernah Anda berikan saat masih trotolan jangan pernah ditinggalkan.

Sebelum memilih burung master yang akan diisikan ke MB dewasa, perlu dipertimbangkan dulu calon burung master yang kira-kira sesuai dengan karakter suara MB Anda. Misalnya Anda akan menggunakan jalak suren sebagai burung masteran. Mohon diingat, tidak semua jalak suren bisa dijadikan masteran, terutama jalak suren yang memiliki suara dominan berupa siulan. Sebaiknya pilih jalak suren yang rajin mengeluarkan suara aslinya.

Dalam memaster murai batu, sebaiknya dilakukan dalam beberapa tahap dan tidak sekaligus, seperti apa yang sudah dicontohkan di atas. Yaitu diawali dengan dua jenis burung yang memiliki karakter suara sama, kemudian baru dimaster dengan burung masteran sesuai dengan keinginan Anda.

Namun, sebaiknya tidak memaster murai batu dengan menggunakan banyak burung master / banyak suara sekaligus. Idealnya cukup menggunakan 2-3 burung master dalam waktu bersamaan. Setelah suara-suara tadi mulai bisa ditiru murai baru, maka bisa dilanjutkan dengan suara burung lainnya. Demikian seterusnya.

Selamat mencoba, semoga bermanfaat.
Artikel ini dari omkicau

0 comments:

Post a Comment

 
 
Copyright © seputar dunia burung
Blogger Theme by Blogger Designed and Optimized by Tipseo