Penjelasan soal susu formula berbakteri Enterobacter sakazakii dari pemerintah ternyata tidak disertai penyebutan merek susu dimaksud. Alasannya, hasil penelitian yang dilakukan BPOM tidak menunjukkan adanya bakteri dalam susu formula.
Namun Menkes Endang Rahayu menjelaskan bagaimana bakteri itu bisa berbahaya bagi bayi.
Menkes mengatakan bakteri Enterobacter sakazakii adalah bakteri yang bisa dijumpai di mana-mana. "Di lingkungan, makanan, juga dalam usus manusia normal dan beberapa hewan," kata Menkes di Kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kamis 10 Februari 2011.
Bakteri ini, tambah dia, memiliki banyak strain. Ada yang berbahaya, ada juga yang tidak berbahaya. Kepada siapa susu ini berbahaya? "Terutama bayi yang berumur kurang dari 28 hari. Bayi yang lahir dengan berat badan rendah, bayi dengan prematur, dan mungkin dengan risiko lain," tambah Menteri Endang.
Bayi yang terkena bakteri Enterobacter sakazakii bisa menderita diare jika mengenai saluran mencernaan. "Atau meningistis jika kena syaraf," tambah Endang.
Meski demikian, kasus bayi terkena bakteri ini bisa dibilang jarang. "Menurut Badan Kesehatan Dunia, WHO, sejak tahun 1961-2003 di seluruh dunia ditemukan 48 bayi yang terkena," kata Menkes. Bagaimana dengan di Indonesia? "Sampai sekarang belum dilaporkan."
Ditambahkan dia, karakteristik bakteri ini adalah gampang mati dalam air panas suhu 70 derajat Celcius. "Jika diaduk dalam air mendidih, dalam 15 detik bakteri mati," tambah Menkes.
Pencemaran bakteri Enterobacter sakazakii bisa terjadi dalam empat cara. Dari bahan awal atau bahan mentah, proses pasteurisasi, saat kaleng dibuka, atau proses penyiapan. "Entah karena botol dan sebagainya mungkin tercemar," tambah dia.
Permintaan pengumuman merek susu formula berbakteri, sesuai hasil penelitian Institut Pertanian Bogor (IPB), dilakukan atas perintah Mahkamah Agung dalam putusan kasasi gugatan yang diajukan ayah dua anak, David ML Tobing.
Dalam putusan kasasi itu, MA menjabarkan sedikit hasil penelitian. Racun dari bakteri Enterobacter sakazakii menyebabkan enteritis (radang usus), sepsis (keracunan yg disebabkan oleh hasil proses pembusukan), dan meningitis (peradangan pada selaput otak dan sumsum tulang belakang).@Vivanews
Thursday, February 10, 2011
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment